Opini

Duka Al-Aqsha, Duka Kita Semua

blank
Bagikan di media sosialmu

Duka Al-Aqsha, Duka Kita Semua
Oleh : Ummu Firda

Walaupun dalam suasana pandemi, kemeriahan Idul Fitri 1442 H masih bisa kita rasakan. Semestinya memang kita berbahagia, karena sejatinya kita kembali dalam fitrah, kembali pada ketaatan dan ketaqwaan yang sebenarnya. Yang mana ketaatan, ketaqwaan, ketentraman dan ketenangan dalam jiwa ini akan kita dapat manakala hukum-hukum Allah itu mampu kita terapkan secara penuh.

Dalam suasana keterbatasan untuk bersilaturahim dengan sanak keluarga, tapi secara umum sukacita menyambut Idul Fitri di negeri ini masih kita lewati dengan suasana tenang dan aman. Berbeda terbalik dengan saudara-saudara kita di Palestina. Di akhir Ramadhan mereka dibombardir dengan serangan tentara Israel, khususnya serangan terhadap Masjid Al- Aqsha, kiblat pertama umat ini. Saat berlebaran pun mereka harus berlebaran dengan suasana gempuran Yahudi laknatullah.

Berbagai kutukan dan kecaman pun banyak terlontar dari seluruh penjuru negeri. Dukungan twitbon pun tak berhenti, ajakan dengan menggalang dana bantuan pun terus bergulir. OKI sebagai regulasi organisasi negara-negara Muslim dunia pun terus melakukan lobi-lobi. PBB pun demikian, namun apakah ini benar-benar yang dibutuhkan?

Tentu menganggap bahwa apa yang terjadi di tanah Palestina hari ini adalah sekedar tragedi kemanusiaan saja tidak cukup. Bantuan makanan, obat-obatan pun bukan solusi yang utama. Solusi dua negara, bahkan perjanjian perdamaian yang digawangi PBB jelas bukan solusi juga. Sebab secara kasat mata para pemimpin Barat menunjukkan persekongkolannya.

AS yang berdiri di belakang Israel telah membuat telinga “bangsa kera” itu tuli dari berbagai kecaman. Kecaman untuk Israel yang terus menggempur Palestina tak akan pernah didengar, bahkan sekelas Erdogan sekalipun.

Hal yang harus kita pahami bahwa tanah palestina (Syam ) adalah tanah milik kaum muslim. Masalah substansial Palestina sebenarnya adalah perampasan tanah Palestina oleh Israel dengan dukungan Inggris, AS, dan PBB. Jadi, keberadaan negara Israel yang didukung oleh Barat itulah yang menjadi pangkal persoalan Palestina dan krisis Timur Tengah. Dengan demikian, selama negara Israel berdiri, persoalan Palestina tidak akan selesai.

Perdamaian tidak lain hanyalah untuk kepentingan politik masing-masing pihak yang pro perdamaian seperti AS, Inggris, Fatah, dan para penguasa Arab.

Sudah saatnya Dunia Islam menunjukkan wibawanya di hadapan negara-negara tersebut. Sebab, segala potensi sesungguhnya ada di Dunia Islam.

Lantas persoalan selanjutnya tinggal berpulang pada keyakinan (aqidah) kita dan harga diri kita sebagai bangsa muslim yakni sebagai khairu ummah (Umat terbaik) yang sudah Allah sematkan kepada kita, juga status kita sebagai saudara seiman yang diikat oleh ikatan Ukhuwah Islamiah dan ikatan aqidah yang tentu melampaui batas-batas negara dan sekat-sekat nasionalisme.

Umat ini harus bersatu, menegakkan Khilafah yang akan mengusir kaum Yahudi dari bumi para nabi dan mempersatukan kaum muslimin seluruh dunia, hingga predikat kaum muslimin sebagai umat terbaik benar-benar kita raih. Dengan kepemimpinannya maka seorang Khalifahlah yang akan mengirim pasukan untuk mengusir Yahudi dan juga anteknya dari bumi Palestina. Rasulullah SAW telah bersabda:

“Imam (Khalifah) adalah perisai, di belakangnya kaum Muslim berperang dan berlindung.”
(HR Muslim)

Sehingga penting bagi kita untuk serius dan sungguh-sungguh memperjuangkan tegaknya Khilafah ‘ala minhaj an-Nubuwwah.

Wallohu’alam bi ash-showwab

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 37

Comment here