Oleh Ayu Ummu Umar
Wacana-edukasi.com, OPINI– Tak henti-hentinya, genosida terus membayangi masyarakat Palestina. Pertahanan Sipil Palestina menyatakan bahwa, oleh karena pasukan Israel jalur Gaza kini dipenuhi oleh tumpukan puing dan abu, yang kini hanya menyisakan 9,5 persen wilayah “zona aman” terhadap masyarakat sipil.
Tak hanya itu, kini wilayah Gaza mengalami penyusutan drastis, dari yang awalnya total wilayah Gaza adalah 230 kilometer persegi atau 63 persen yang juga meliputi fasilitas komersial dan lahan pertanian, ekonomi dan layanan yang menyebar pada area seluas 120 meter persegi, hingga pada agustus 2024 menjadi 35 kilometer persegi.
Akibat berkurangnya zona aman dan semakin sempitnya ruang pergerakan serta tempat berlindung bagi masyarakat palestina, sehingga menyebabkan memburuknya krisis kemanusiaan di Gaza. Walhasil, warga sipil semakin sulit untuk melarikan diri dari tindakan kekerasan. Aksi blokade terhadap masyarakat Palestina pun menyebabkan terjadinya kelangkaan pasokan bahan makanan dan air bersih, obat-obatan dan menyisakan pemandangan kehancuran pada wilayah tersebut. (Antara, 25-8-2024)
Sungguh ironis, kebiadaban yang menimpa masyarakat palestina tak kunjung menemui titik akhir. Korban jiwa semakin bertambah, dan kondisi masyarakatnya kian memilukan. Berbagai bentuk penindasan yang tak kunjung hentinya dilakukan oleh Israel terhadap masyarakat Palestina dan Gaza adalah cerminan bahwa semakin melemahnya ikatan persatuan umat muslim. Lantas sampai kapan kebiadaban tersebut terjadi? Dan mengapa dunia Islam seolah bungkam atas kejadian ini?
Kebungkaman Dunia Islam
Kebiadaban yang dilakukan oleh Israel terhadap penduduk Gaza telah banyak memakan korban jiwa yang semakin bertambah dari waktu ke waktu. Melansir dari DetikNews (27-8-2024), otoritas kesehatan setempat pada senin (26/8) menyatakan bahwa jumlah korban tewas telah mencapai 40,435 orang. Meskipun krisis semakin memburuk, Israel tetap menolak untuk melakukan gencatan senjata.
Naasnya lagi, ketika para penguasa muslim di dunia memilih bungkam atas kejadian ini. Negara tetangga yakni Mesir yang paling dekat serta berbatasan dengan wilayah Rafah, dan memiliki kekuatan militer yang sangat mumpuni bahkan menduduki peringkat ke 15 Global Fire Power (GFP) 2024, justru memilih untuk menutup rapat pintu perbatasannya dan tidak mengirimkan bantuan logistik. Begitupun dengan negara tetangga yang memiliki kawasan terbesar di Jazirah Arab yakni Arab Saudi yang hanya berfokus pada pembangunan 15 stadion megah sebagai persiapan menjadi tuan rumah pada piala dunia 2034 mendatang, ditengah pertumpahan darah saudara seakidahnya di Gaza, Palestina. Adapun aksi solidaritas untuk mengecam Zionis Yahudi yang dilakukan oleh umat muslim sama sekali tidak memiliki pengaruh berarti untuk menyelamatkan masyarakat Gaza dan Palestina, oleh karena tidak adanya kekuatan yang dimiliki oleh umat muslim saat ini. Umat muslim nampak banyak tapi bagaikan buih dilautan, tak berarti apa-apa.
Selain itu, penyebab bungkamnya dunia Islam saat ini, tak lain oleh karena adanya sekat-sekat nasionalisme yang menjadi dinding pembatas antar negara. Sehingga meskipun penindasan masih terus saja terjadi, para pemimpin muslim tidak dapat mengambil langkah tegas untuk membela Palestina. Dan yang lebih miris lagi ketika, para penguasa muslim tampil harmonis dengan para antek musuh tanpa adanya rasa bersalah bahkan cenderung menormalisasi keadaan. Akibat sistem kapitalisme yang merusak pola pikir umat muslim, menyebabkan kepemimpinan dan tatanan kehidupan dunia Islam porak poranda. Sunguh, kebungkaman dunia Islam, membawa petaka bagi umat hingga menyisakan langit Gaza yang kelam.
Akibat Perang Ideologi
Penerapan ideologi kapitalisme, sangat berdampak besar terhadap sikap umat, yang lebih cederung bersikap Individualistis. Padahal dalam Islam, kaum muslimin ibarat satu tubuh, jika ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka yang lainnya akan turut serta merasakannya. Akan tetapi, sikap apatis para penguasa muslim sangat bertolak belakang dengan ideologi Islam yang mengedepankan persatuan umat yang di satukan oleh ikatan akidah. Kuatnya racun kapitalis yang memengaruhi umat muslim, pada akhirnya melahirkan penguasa yang sekuler, liberal, dan merusak sistem kepemimpinan Islam. Para penguasa muslim yang semestinya peduli, kini seolah menutup mata dan telinga atas kejadian tragis yang menimpa umat Islam.
Dengan kondisi yang terjadi saat ini, hakikatnya yang paling urgen untuk dilakukan adalah mengirimkan bantuan militer dari negeri-negeri muslim. Akan tetapi, hal tersebut tetap tidak dilakukan. Bahkan, bantuan logistik yang dikirim oleh sebagian penguasa Arab, hanya sebagai upaya untuk meredam kemarahan rakyat yang mulai geram atas sikap para penguasa yang tidak mengambil langkah militer untuk menolong Palestina dari kebiadaban Zionis Yahudi. Naas, pertarungan antara ideologi kapitalisme dan ideologi Islam yang semestinya sepadan, nampak tidak seimbang dilakukan saat ini, sebab ideologi Islam hanya di emban oleh individu dan kelompok, bukan negara. Sehingga aksi penjajahan akan terus berlanjut tanpa adanya daulah yang mengemban ideologi Islam.
Jihad dan Khilafah Solusi Tuntas
Kemunduran yang terjadi pada umat muslim hari ini tidak lepas dari campur tangan ideologi asing yang memecah belah persatuan umat Islam, serta ketiadaan khilafah sebagai institusi yang menaungi. Oleh karena itu, menegakkan khilafah dan menghadirkan seorang khalifah adalah suatu hal yang urgen, sebab hanya dengan keberadaannya yang mampu melindungi umat muslim dari segala bentuk penindasan. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw.,
“Sesungguhnya al-imam (khalifah) itu adalah perisai (pelindung), orang-orang yang berperang mendukungnya dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaannya). (HR. Muttafaq Alaihi)
Adapun perpecahan yang terjadi dalam tubuh umat muslim saat ini dan segala bentuk pengabaian terhadap Gaza dan Palestina adalah sebuah kezaliman. Padahal Allah Swt. telah memerintahkan umat muslim untuk senantiasa saling tolong-menolong .
“Jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, maka kamu wajib memberikan pertolongan”. (QS. Al-Anfal [8] : 72)
Melalui dalil tersebut, Allah Azza Wajalla telah memberikan peringatan terhadap umat Islam, terlebih bagi penguasa yang memiliki kekuatan militer dan kekuasaan yang dapat membantu misi penyelamatan Gaza dan Palestina.
Selain itu, permasalahan yang menimpa Palestina pada dasarnya merupakan masalah bersama umat muslim yang tidak bisa diselesaikan hanya dengan sekedar mengirimkan bantuan berupa makanan, minuman, pakaian, dan obat-obatan, atau bahkan hanya dengan sekedar memberikan kecaman, mengadakan rapat dengan para petinggi dunia, menyerukan perdamaian hingga gencatan senjata. Lebih dari itu, solusi satu-satunya yang dapat membebaskan Palestina dari segala bentuk penjajahan adalah dengan melalui jihad dan khilafah.
Karena perang ini adalah perang melawan negara maka langkah yang tepat adalah dengan melakukan perlawanan melalui tegaknya khilafah atau negara yang berideologi Islam yang kemudian akan mendorong jihad fisabilillah. Oleh karena itu, perlu dilakukan penyadaran terhadap umat melalui seruan dakwah Islam oleh kelompok dakwah Islam ideologis, yang kemudian akan bersatu dan terus menyerukan penerapan syariat Islam di bawah naungan Daulah Khilafah Islamiyah!
Wallahu A’lam Bisshowab.
Views: 43
Comment here