Opini

Dunia Stagfasi, Kapitalisme Lahirkan Sengsara

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh: Ummu Fatih

wacana-edukasi.com–Saat ini, banyak negara di seluruh dunia mengalami stagflasi ekonomi. Kondisi ini adalah kondisi dimana pertumbuhan ekonomi lambat tetapi inflasi dan angka pengangguran tinggi, disertai oligopoli yang menganggap privatisasi oleh perusahaan akan memberikan keuntungan. Inflasi merupakan kemerosotan nilai mata uang akibat banyaknya uang yang beredar di masyarakat. Ini adalah economic terms yang menimbulkan kekhawatiran besar bagi para konsumen, investor hingga pemerintah pusat. Contoh negara yang sedang mengalami inflasi saat ini diantaranya; Jepang, Sri Lanka, Kanada, Inggris, Italia, Meksiko, Nigeria, Afrika Selatan dan tak terkecuali Amerika Serikat (AS). Negara capitalist adidaya yang dianggap paling maju bahkan saat ini mengalami inflasi. Angka inflasi di AS naik dari bulan sebelumnya dan menjadi yang tertinggi sejak tahun 2005 yaitu mencapai 8,6 pada bulan Mei 2022. Indeks harga konsumen naik 9,1% dan menjadi yang tertinggi sejak empat dekade ini. Hal ini berpengaruh pada kenaikan harga bahan bakar, tarif listrik juga harga pangan di AS. Pada bulan Mei 2022, tarif bahan bakar melonjak hingga 4,1 %, tarif listrik beserta sumber energi yang lain naik hingga 3,9%, dan harga bahan pangan naik hingga 1,2%. Dan di bulan Juni 2022 inflasi naik lagi bertambah 1,3 %.

Kenaikan harga pangan ini juga memunculkan fenomena baru di AS. Dimana Bank Pangan di berbagai daerah di AS mengalami kesulitan untuk memenuhi permintaan pangan oleh warga AS yang mengantre panjang. Antrean ini disebut bahkan lebih panjang dibanding ketika AS mengalami kesulitan akibat pandemi Covid-19. Menurut Paula Murphy, juru bicara Bank Pangan Houston, ketika Covid-19 mereka memberikan bantuan pangan sebesar 226.796 kg per hari. Tetapi saat ini, ketika AS mengalami inflasi, mereka memberikan bantuan pangan hingga 276.691 kg per harinya. Hal ini meleset dari apa yang mereka perkirakan. Sebelumnya presiden AS, Joe Biden, menampik kabar bahwa AS mengalami inflasi, ternyata justru lebih parah bahkan angka kenaikan berada di persentase yang lebih besar dari pada apa yang telah mereka prediksikan sebelumnya. Peter Schiff, seorang ekonom, memperingatkan bahwa saat ini AS sedang menghadapi bahaya krisis ekonomi yang lebih parah daripada resesi besar tahun 2008. Lalu, apa yang menjadi sebab AS mengalami kondisi tersebut?

Dilansir dari halaman resmi The Fed, inflasi yang dialami oleh AS saat ini adalah imbas dari konflik perang Rusia-Ukraina. Mereka (The Fed) mengklaim bahwa akibat dari invasi Rusia ke Ukraina, harga minyak menjadi naik tajam. Bahkan menjadi kenaikan tertinggi sejak delapan tahun terakhir. Harga minyak yang tetap tinggi dan bergejolak ini didorong oleh embargo Uni Eropa terhadap impor minyak Rusia. Hal ini memicu kekhawatiran terhadap pertumbuhan ekonomi global. Sehingga berimbas pula pada negara-negara lain. Mereka para produsen minyak berjuang meningkatkan produksi minyak mereka.

๐—ฃ๐—ฎ๐—ป๐—ฑ๐—ฎ๐—ป๐—ด๐—ฎ๐—ป ๐—ž๐—ฎ๐—ฝ๐—ถ๐˜๐—ฎ๐—น๐—ถ๐˜€ ๐——๐—ฎ๐—น๐—ฎ๐—บ ๐— ๐—ฒ๐—ป๐—ด๐—ฎ๐˜๐˜‚๐—ฟ ๐—ฃ๐—ฒ๐—ฟ๐—ฒ๐—ธ๐—ผ๐—ป๐—ผ๐—บ๐—ถ๐—ฎ๐—ป

Ideologi kapitalisme telah menciptakan berbagai teori ekonomi, seperti John Maybard Keynes dalam bukunya The General Employment, Interest and Money (1930) yang menyatakan bahwa pasar dan swasta memegang peranan penting. Mereka berkeyakinan bahwa pasar dan sektor swasta mampu berjalan tanpa adanya peran negara. Namun teori yang sempat populer pasca depresi ekonomi tahun 1930 ini akhirnya terpatahkan sejak AS mengalami stagflasi yang ditandai dengan kemacetan ekonomi, inflasi dan pengangguran di tahun 1970-an. Kemudian muncul aliran Monetaris yang menganggap bahwa untuk mengatasi stagflasi, pertama yang harus dilakukan adalah menekan inflasi melalui pengendalian uang yang beredar. Yang juga akhirnya disanggah oleh sesamanya yang dikenal dengan Rational Expectation (Ratex) Theory dengan anggapan bahwa kemajuan ekonomi bisa dicapai jika masyarakat mampu meramalkan variabel-variabel ekonomi secara rasional untuk membuat kebijakan secara tepat. Namun jika mereka mengalami kesalahan ekspektasi, maka mereka bisa menggunakan kebijakan pemerintah. Dalam artian mereka menentang keras campur tangan pemerintah dalam kegiatan ekonomi. Namun apakah berhasil? Tentu tidak. Jatuh bangunnya pandangan ekonomi yang saling menyanggah satu sama lain menimbulkan keraguan bagi masyarakat. Hingga sampai teori strukturalis yang mengidentifikasi bahwa penyelesaian problematika perekonomian pada negara maju dan berkembang memerlukan treatment yang berbeda yang justru memperlebar kesenjangan dan mengarah pada stagflasi yang memburuk.
Anehnya, kegagalan teori-teori ini masih juga diterapkan. Sehingga antara negara kapitalis dan inflasi seolah memiliki love-hate relationship. Mereka, negara kapitalis, membenci inflasi, tetapi mereka masih menyukai hal-hal yang memicu terjadinya inflasi.

Seperti yang dilakukan AS saat ini, di tengah inflasi, mereka membuka 370,000 lowongan kerja dan menaikan upah para pekerja. Ini memang menekan angka pengangguran, tapi tidak dengan inflasi. Karena kenaikan harga membuat para produsen menekan barang produksi, sehingga terjadi kelangkaan barang. Ditambah mereka menanggung upah pegawai yang tinggi. Bukan tidak mungkin jika perusahaan-perusahaan yang ada mengalami kesulitan yang membuat mereka melakukan penimbunan barang. Tidak hanya perusaan produksi, mereka yang aktif menyumbang untuk Bank Pangan juga mengurangi sumbangan mereka. Hanya bagian sedikit pemaparan ini namun jika kondisi tersebut tetap berlanjut, bukan tidak mungkin AS akan kembali mengalami resesi.

๐—œ๐—ฑ๐—ฒ๐—ผ๐—น๐—ผ๐—ด๐—ถ ๐—œ๐˜€๐—น๐—ฎ๐—บ ๐— ๐—ฒ๐—ป๐—ฎ๐˜„๐—ฎ๐—ฟ๐—ธ๐—ฎ๐—ป ๐—ฆ๐—ผ๐—น๐˜‚๐˜€๐—ถ ๐— ๐˜‚๐˜๐—น๐—ฎ๐—ธ
Islam bukanlah hanya sekedar agama ritual, tetapi yang banyak tidak diketahui kaum muslim saat ini adalah bahwa Islam merupakan ideologi/ mabda’. Karena Islam adalah rahmat semesta alam, yang tidak hanya mengatur permasalahan individu dengan Tuhannya, tetapi mengatur hingga tataran hubungan internasional. Tidak sekedar pandangan, tetapi Islam menyajikan fakta pokok pemecah problematika umat. Yakni bahwasanya manusia, alam semesta dan kehidupan dunia serta sesudahnya ini ada yang menciptakan. Yang bersifat abadi, tidak lemah dan tidak membutuhkan yang lain, yaitu Allah Subhanahu Wa Taโ€™ala. Dia yang menciptakan maka Dia yang berhak mengatur dan mengetahui kondisi/apa yang diciptakan. Serta meminta pertanggungjawaban atas apa yang dilakukan ciptaannya yang dibebani aturan, yaitu manusia.

Aturan yang diciptakan oleh Allah disebut sebagai syariโ€™at. Sumber hukum ini tertuang dalam Al-Qurโ€™an, hadis, ijma’ dan qiyas. Apakah sumber syariโ€™at Islam itu mampu mengentaskan segala problematika termasuk ekonomi suatu negara? Jawabannya, Ya. Ini terbukti selama 13 abad lamanya Daulah Islam menjadi negara adidaya, kiblat peradaban berbagai negara. Mulai dari kepemimpinan Rasulullah hingga para pemimpin pengganti Rasulullah yang disebut khalifah, karena tidak ada Nabi lagi setelah Muhammad Rasulullah.
Di dalam mabda’ Islam, ekonomi erat kaitannya dengan peran pemerintah. Mereka bertugas mengatur perekonomian di segala tingkatan menggunakan hukum Islam. Mulai dari permasalahan harta yang meliputi kepemilikan, pengelolaan hingga pendistribusian. Islam juga mengatur karakteristik tiap benda, sehingga pemilikannya dikelompokkan mana yang dimiliki negara maupun individu. Sistem pemerintahan Islam memberikan jaminan terpeliharanya keseimbangan materi individu-individu masyarakat dan meningkatkan taraf hidup mereka. Negara yang menganut sistem pemerintahan Islam menjamin rakyat yang tidak memiliki harta, pekerjaan dan keluarga, maka mereka menjadi tanggungjawab negara. Seperti yang pernah disampaikan oleh Rasulullah:

ู…ู† ุชุฑูƒ ู…ุงู„ุงู‹ ูู„ูˆุฑุซุชู‡ุŒ ูˆู…ู† ุชุฑูƒ ูƒู„ู„ู‘ู‹ ูุฅู„ูŠู†ุง
โ€œBarangsiapa yang meninggalkan harta maka berikanlah kepada ahli warisnya, dan barang siapa meninggalkan kalal maka serahkanlah kepada kami.โ€
Kalal berasal dari kata Al-Kallu yang disini berarti orang lemah, fakir dan al-mu’dim (fakir-miskin). Islam juga melarang eksploitasi dan penanaman modal asing. Serta pelarangan pemberian hak-hak istimewa kepada orang asing, agar mereka tidak menguasai negeri-negeri muslim. Kebutuhan pokok seperi kesehatan, pendidikan dan keamanan rakyat dijamin oleh negara. Dalam artian jika ada rakyat yang tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok tersebut, maka akan dipenuhi oleh negara. Rakyat didorong untuk berkreasi sebaik mungkin dalam melakukan kegiatan ekonomi dengan kaidah Islam/ tidak ada pelanggaran syariโ€™at di dalam aktivitas tersebut. Seperti yang banyak kita ketahui, Islam mengenal hukum wajib, sunnah, mubah, makhruh dan haram. Juga standar halal dan haram yang mengatur di segala aspek termasuk ekonomi. Pemasukan dan pengeluaran negara juga diatur jelas oleh Allah dan disertai sanksi yang tegas, sehingga dapat dipastikan tidak ada tindak kezaliman terhadap rakyatnya. Negara yang menganut sistem pemerintahan Islam memberlakukan emas dan perak sebagai mata uang yang digunakan dalam aktivitas jual-beli dan peredaran. Keuntungan dari penggunaan mata uang emas dan perak dalam bentuk dinar dan dirham sebagai satuan harga adalah salah satunya, nilai intrinsik dan nilai nominal dari emas dan perak selalu sesuai. Berbeda dengan uang kertas, diamana nilai nominalnya tidak sesuai dengan nilai intrinsik/materialnya. Sistem seperti ini rawan goncangan krisis dan inflasi . Dikarenakan kekuatan mata uang emas dan perak yang stabil pada nilai-nilainya, maka negara yang memberlakukan sistem pemerintahan termasuk perekonomian Islam tidak akan mungkin mengalami Inflasi, apalagi stagflasi.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 13

Comment here