Opini

Efektifkah Boikot Produk Yahudi?

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh Erdiya Indrarini (Pemerhati Publik)

wacana-edukasi.com, OPINI-– Dunia menyaksikan, betapa penjajahan zionis Yahudi terhadap Palest1na sudah melampaui batas kemanusiaan. Bagai seorang tamu yang bertandang di rumah Palest1na. Zionis Yahudi malah membunuhi pemilik rumahnya, kemudian mengganti nama rumah Palest1na dengan 1srael

Wajar, umat geram dan melakukan aksi boikot. Sebagaimana dilansir dari Republika.co.id, (11/11/2023), Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Ahmad Fahrur Rozi menyampaikan bahwa boikot terhadap produk 1sraell adalah upaya jihad dalam rangka mendukung kemerdekaan Palest1na. Hal ini diyakini efektif untuk menekan perekonomian 1srael.

Senada, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Fatwa KH Asrorun Niam Sholeh menegaskan bahwa mendukung kemerdekaan Palest1na atas agresi 1srael hukumnya wajib. Sebaliknya, mendukung 1srael dan antek-anteknya, hukumnya haram. Seperti membeli produk dari produsen yang secara nyata mendukung agresi 1srael, maka hukumnya haram. Demikian ungkap Kiai Niam kala menyampaikan Fatwa MUI Nomor 83 Tahun 2023 tentang Hukum Dukungan terhadap Perjuangan Palestina di Kantor MUI.

Latar Belakang

Palest1na adalah tempat suci yang diberkahi. Beberapa Nabi lahir dan mendapat amanat dari Allah Swt. di sana. Dunia menyaksikan, betapa penjajahan zionis Yahudi terhadap Palest1na sudah melampaui batas kemanusiaan. Hal ini karena Palest1na yang notabene penduduk mayoritas muslim tidak lagi memiliki kekuatan yang mampu melindunginya.

Sejarah terukir dalam kitab suci Al-Quran surat Al-Maidah ayat 21-25. Bahwasanya melalui nabi Musa, Allah Swt. menyuruh orang-orang Yahudi menempati tanah Palestina, tetapi mereka menolak karena takut berperang. Hanya 2 orang beriman yang mengikuti seruan nabi Musa. Inilah potret pembangkangnya orang-orang Yahudi. Akhirnya mereka tersebar di berbagai belahan dunia terutama di Eropa. Mereka tidak memiliki wilayah atau negara.

Setelah Islam turun, tepatnya pada tahun 637M ketika Islam dipimpin oleh Khalifah Umar bin Al-Khattab, kaum muslimin berhasil melakukan pembebasan negeri para nabi itu dengan damai. Sehingga, pemimpin tertinggi umat Nasrani menyerahkan kunci Baitul Maqdis yang diterima langsung oleh Khalifah Umar. Semenjak itu, di Palest1na hidup berdampingan 3 agama yaitu Islam, Yahudi, Nasrani. Mereka hidup damai di bawah kepemimpinan Islam.

Hingga pada tahun 1099 tentara salib melakukan penyerangan. Kengerian pun terjadi. Mereka melakukan teror dan pembantaian di seluruh pelosok negeri. Mereka bagaikan setan yang berjalan di kubangan darah orang-orang Palest1na.

Namun pada 1187M, Salahudin Al-Ayyubi berhasil mengepung tentara salib. Mereka yang selama ini pongah, dibuat malu tak berkutik. Salahudin Al-Ayyubi menaklukkan tentara salib tanpa pertumpahan darah. Semenjak itu, 800 tahun lamanya, Palest1na yang terdiri dari 3 agama, kembali hidup damai di bawah naungan kaum muslimin dengan sistem pemerintahan Islam yang disebut kh1lafah.

Namun, sebuah bencana bagi kaum muslimin. Kekhal1fahan Islam yang menjadi pemersatu dan menjadi perisai kaum muslimin seluruh dunia, digulingkan tahun 1924M oleh pengkhianatan Mustafa Kemal Attaturk. Sejak itu, lebih dari 50 negeri Islam yang dalam naungan kh1lafah, dipecah-pecah atas nama nasionalisme atau negara bangsa. Masing-masing diberi kemerdekaan dengan syarat, menjalankan pemerintahan dengan sistem yang mereka buat, yaitu kapitalisme demokrasi. Juga larangan menerapkan syariat Islam dalam pemerintahan.

Racun Nasionalisme

Semenjak itu, zionis Yahudi yang di backing negeri-negeri Barat terutama Inggris, semakin masif menyerang. Mereka mengusir serta membantai orang-orang Palest1na hingga saat ini. Sementara, tidak ada satu negara bangsa pun yang mampu menolongnya, karena tersekat nasionalisme. Jika ada suatu negeri mendapat masalah, negeri lain tidak boleh mencampuri.

Itulah racun dari nasionalisme yang merupakan ide Barat selaku penjajah. Tujuannya agar mereka bisa terus eksis menjajah. Dengan ide nasionalisme atau nation state tersebut, mereka akan terus merajai dunia. Demikianlah tipu muslihat dan kebiadaban mereka.

Dari sini tergambar, kesengsaraan Palest1na atas kebiadaban zionis Yahudi yang menamakan diri dengan 1srael, karena tidak ada lagi institusi yang menyatukan dan melindungi kaum muslimin yang bernama kh1lafah. Wajar, Barat dan negeri-negeri penjajah antipati dengan yang namanya kh1lafah. Mereka terus melakukan propaganda agar khilafah dibenci oleh pemiliknya sendiri, yaitu kaum muslimin. Lantas, bagaimana dengan aksi boikot produk 1srael ?

Boikot Produk 1srael

Seruan memboikot produk 1srael layak diapresiasi sebagai bentuk protes dan perlawanan terhadap penjajah. Rakyat melakukan apa yang mereka mampu, di saat negara hanya bisa mengecam.

Namun perlu disadari, ketika aksi boikot hanya dilakukan masyarakat, tentu tidak efektif. Berbeda jika aksi boikot dilakukan oleh negara. Negara tidak hanya memboikot produknya tetapi juga menutup perusahaan-perusahaan yang terafiliasi dengan 1srael. Sayang, negara tidak melakukannya. Namun, hal tersebut juga bukan sesuatu yang berarti bagi Israel. Karena, perdagangan ekonomi entitas Yahudi, tidak bergantung pada negara muslim.

Sebagai perlawanan, negara-negara muslim seperti Arab atau Turki harusnya menyetop suplai energi minyak. Karena, zionis Yahudi sangat ketergantungan dengan kebutuhan sumber energi. Namun itu pun tidak dilakukan. Mereka terpasung oleh sekat nasionalisme.

Penguasa-penguasa di negeri muslim hanya menjadi kaki tangan Barat. Dengan mendukung eksistensi zionis Yahudi, mereka telah buta dan tuli, bahkan hatinya mati. Inilah pengkhianatan sejati negara-negara muslim dalam kasus penjajahan zionis Yahudi terhadap Palest1na.

Perlawanan Nyata Terhadap Penjajah

Negeri-negeri muslim harusnya mengirim tentaranya yang ditugaskan untuk mengusir zionis Yahudi. Inilah perlawanan yang sebenarnya. Pembelaan terhadap kaum muslimin secara nyata yang mestinya dilakukan oleh negara. Allah Swt. berpesan dalam firman-Nya :

وَٱقْتُلُوهُمْ حَيْثُ ثَقِفْتُمُوهُمْ وَأَخْرِجُوهُم مِّنْ حَيْثُ أَخْرَجُوكُمْ

“Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai mereka, dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu”. (TQS. Al-Baqarah : 191)

Berdasarkan ayat itu, kaum muslimin harusnya bersatu menggalang kekuatan untuk mengusir zionis Yahudi. Karena, Palestina adalah tanah kharajiyah. Khalifah Umar menyebutnya sebagai tanah wakaf karena telah diserahkan dengan damai oleh pimpinan tertinggi kaum Nasrani kepada khalifah Umar bin Al-Khattab. Status tanah wakaf hukumnya tetap selamanya. Sama halnya dengan tanah masjid yang diperoleh dari wakaf, maka hukumnya tetap, tidak boleh diubah, seperti dijual-belikan, apalagi didominasi orang kafir.

Maka jika kaum muslimin ingin memiliki kekuatan, perlindungan dan kedaulatan yang hakiki, jangan hanya memboikot produk yang berupa makanan dan alat kebersihan, itu tidak efektif. Namun, boikotlah ideologinya, dan sistem pemerintahannya yang selama ini diadopsi dari Barat yang jelas terafiliasi dengan zionis Yahudi.

Yaitu ideologi kapitalisme yang di dalamnya ada demokrasi, nasionalisme, liberalisme, sekularisme, pluralisme, HAM, dan berbagai pemahaman serta ide-ide yang berasal dari mereka. Karena sejatinya, semua itu adalah alat bagi mereka untuk menjajah dan menguasai negeri-negeri muslim.

Oleh karenanya, selama negeri-negeri muslim masih mengadopsi Ide-ide Barat tersebut, maka selamanya kaum muslimin akan diperdaya, diusir, bahkan dibantai. Sekarang di Palestina, bisa jadi suatu saat di negeri kita, na’udzubillahi mindzalik.

Wallahua’lam bisshowab.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 38

Comment here