wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA– Ngeri. Anak meregang nyawa ditangan orang tua sendiri. Beberapa hari ini jagad media sosial digemparkan oleh berita orang tua yang tega menganiaya dua anaknya hingga salah satunya tewas. Tepatnya di Cibabat, Cimahi Utara-Jawa Barat, dua orang anak dianiaya oleh ayah kandungnya, anak perempuannya meninggal sedangkan anak laki-lakinya mengalami luka parah. Saat ini ayah dari kedua anak tersebut sudah diamankan polisi
Motif dari kejadian tersebut hanya karena anaknya mengambil uang tanpa izin, senilai Rp450.000,00. Kemudian dibagi-bagikan oleh anaknya tanpa sepengetahuannya. Hal tersebut memicu amarah sang ayah hingga lupa diri (kompas com, 07/02/2023).
Emosi atau marah adalah salah satu sifat yang ada pada manusia. Emosi ini akan muncul ketika ada rangsangan dari luar dirinya. Seperti ada kata-kata yang menyinggung perasaan, atau juga fisiknya yang diserang. Ketika dirinya merasa terganggu maka emosi akan muncul seketika. Alamiahnya seperti itu. Yang akan membedakan adalah respon dari dalam diri manusia itu sendiri. Ada yang bisa mengendalikan emosi ada yang belum atau tidak bisa mengendalikan emosi. Sehingga akan ada dua kejadian.
Kejadian pertama jika manusia tak bisa mengendalikan emosi maka akan terjadi huru hara. Emosi yang tak terkendali memang akan membutakan mata dan hati serta akal sehat.
Kejadian kedua adalah manusia yang bisa mengendalikan emosinya maka kehidupan akan aman dan damai.
Memang tidak mudah untuk mengendalikan emosi/nafsu. Untuk itu perlu ilmu pengetahuan serta benteng pertahanan lainnya, semisal agama. Sederet penelitian pun telah banyak dilakukan oleh para ahli psikologi. Agama pun telah mengajarkan demikian. Berpikir sebelum berbuat. Sebab ketika manusia salah dalam berbuat maka akan timbul penyesalan setelahnya. Apalagi mengambil tindakan dalam keadaan marah. Sangat tidak dianjurkan.
Emosi ada dalam rasa sedangkan pikiran ada dalam akal manusia. Disinilah fungsi akal diberikan oleh Tuhan Sang Pencipta kepada manusia sebagai bekal untuk memahami, menimbang lalu memutuskan apa yang akan diperbuat.
Untuk itu, hal yang pertama dilakukan oleh kita ketika marah adalah, berpikir sejenak sebelum melakukan tindakan apapun. Atau ketika rasa marah datang pada saat berdiri maka duduklah, jika masih marah, berbaringlah. Masih marah, berwudhu dan solat kemudian berdzikir dan berdoa.
Ketika manusia dalam keadaan tenang, maka pikiran pun akan jernih. Sehingga tindakan yang dilakukan pun takkan merugikan diri sendiri maupun orang lain.
Menuruti emosi dan hawa nafsu hanya akan merugikan dan penyesalan adalah hadiah yang pasti akan diterima. Ingat selalu apa yang disampaikan oleh Nabi Muhammad Saw “Jangan Marah”
Orang yang kuat itu adalah orang yang bisa mengendalikan amarahnya. Jangan sampai kejadian di atas terjadi dan terjadi lagi. Ingat bahwa anak adalah titipan dan aset paling berharga yang bisa mengantarkan orang tua masuk surga. Semoga kita semua bisa mengendalikan emosi, serta bisa mengambil hikmah dari kejadian di atas.
Siti Ningrum, M.Pd.
(Praktisi Pendidikan dan Pemerhati Sosial)
Views: 35
Comment here