Opini

Gagal Ginjal Akut, Kegagalan Sistemik Dunia Kesehatan

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh : Lely Novitasari

(Aktivis Dakwah Generasi Peradaban Islam)

wacana-edukasi.com– Indonesia dikejutkan dengan banyaknya kasus balita mendadak terkena gagal ginjal akut dalam kurun waktu yang relatif singkat dan telah memakan 100 lebih korban meninggal dunia.

“Sampai hari ini (23/10) sudah dilaporkan ada 245 kasus, di mana yang melaporkan 26 provinsi,” ucap Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI, Siti Nadia Tarmizi, sebagaimana dikutip Kompas TV.  Dari 245 kasus tersebut, jumlah kematian mencapai 141 orang sehingga “ada sedikit peningkatan fatalitas rate 58 persen”.

Menurut pakar epidemiologi dari Universitas Griffith di Australia, Dicky Budiman, Rabu (19/10/2022), memandang situasi gangguan ginjal akut di Indonesia “sudah genting” dan “sangat serius”, sehingga perlu ditetapkan status kejadian luar biasa (KLB) gagal ginjal akut.

Sebelumnya juru bicara Kementerian Kesehatan, Mohammad Syahril mengambil langkah atas pemeriksaan obat-obatan yang diduga memiliki pengaruh dan berpotensi penyebab gagal ginjal akut dengan menghentikan sementara penjualan obat sirup.

Namun pakar epidemiologi Dicky Budiman menegaskan perlunya mitigasi risiko agar masyarakat tidak khawatir dan bertanya-tanya tentang keamanan obat yang dikonsumsi anak mereka.

Ia menambahkan ada dua kondisi yang saling berkontribusi penyebab banyaknya jumlah korban meninggal, diantaranya kurangnya kesadaran masyarakat dalam kesehatan yang lebih memilih mengobati sendiri bila sakit, serta sisi pelayanan kesehatan masyarakat yang minim dan terbatas.

Adapun, mantan direktur penyakit menular WHO Asia Tenggara, Tjandra Yoga Aditama, yang pernah menjabat sebagai dirjen pengendalian penyakit di Kementerian Kesehatan, mengatakan kasus gangguan ginjal akut yang masih misterius “harus segera ditangani”. Opsi dengan menghentikan obat sirup boleh-boleh saja tapi yang terpenting adalah mencari tahu penyebabnya apa. Bahkan bila diperlukan keadaan ini dapat saja dipertimbangan masuk dalam DONs (Disease Outbreak News) WHO untuk kewaspadaan negara-negara lain di dunia.

Keseriusan Negara Dipertanyakan

Dengan segala konsekuensinya tindakan tegas dari Negara sangat diperlukan, terlebih para ahli sudah mengingatkan menjadikan kondisi ini sebagai KLB. Dengan perangkat yang bisa dikerahkan untuk menginvestigasi secara keseluruhan diharapkan bisa mencegah lebih banyak lagi jatuhnya korban. Nasib anak-anak negeri ini tak boleh diabaikan.

Negara harus menjalankan pengawasan secara penuh, mulai dari pelayanan hingga pembuatan obat-obatan.
Memperketat masuknya bahan baku obat yang didatangkan dari luar negeri. Seperti halnya yang telah tercantum dalam ketentuan mengenai impor obat-obatan yang merujuk pada Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 30 Tahun 2017 (“PBPOM 30/2017”) dan perubahannya.

Jika ada ketidaktaatan pada aturan tersebut, negara harus memberikan sanksi tegas pada oknum yang jahil tanpa pandang bulu. Namun realita yang tejadi hari ini pihak yang memiliki wewenang saling lempar tanggung jawab. Melansir radarcirebon, Kepala BPOM Penny Lukito dalam konferensi pers secara daring, Kamis 27 Oktober 2022, mengatakan proses pengawasan dari cemaran obat yang terjadi bukanlah tanggung jawab dari BPOM saja, tapi industri farmasinya juga turut bertanggung jawab. Tentu jawaban demikian justru membuat masyarakat semakin dibuat resah. Alih-alih berfokus bekerjasama dengan segala pihak terkait, justru yang terjadi malah saling menyalahkan. Padahal korban jiwa terus bertambah dan berjatuhan.

Akar Masalah Tragedi

Jika kita analisa dari besarnya jumlah korban, tingginya angka kematian, dan beratnya efek kerusakan yang dialami oleh korban, maka patut dicurigai yang terjadi bukan hanya sekedar pencemaran bahan baku pelarut seperti Propilen glikol. Dahsyatnya efek rusak pada tubuh korban biasanya hanya mungkin terjadi akibat masuknya racun dalam tumbuh dengan dosis sangat tinggi.

Jika yang terjadi sekedar tercemarnya Propilen glikol oleh etilen glikol, berdasarkan persyaratan dalam Farmakope indonesia hanya sekitar 0,5mg/kg, harusnya efeknya tidak akan sedahsyat seperti yang terjadi saat ini. Reaksi umum keracunan yang biasanya dialami penderita adalah pusing, muntah, diare, dan semacamnya, bukan kematian dan kerusakan organ dalam waktu singkat seperti yang terjadi saat ini. Maka patut dicurigai yang terjadi adalah adanya pemalsuan bahan baku atau setidaknya pencampuran dengan kandungan yang tinggi.

Hal ini sejalan dengan fakta dipemberitaan bahwa selama pandemi, terjadi kelangkaan produk propilen glikol akibat tingginya permintaan selama pandemi. Selain itu, dari sisi bisnis, ada perbedaan harga yang sangat jauh antara propilen glikol (PG) dengan etilen glikol (EG) dan Dietilen glikol (DEG). Maka, patut dicurigai adanya kemungkinan permainan kotor yang terjadi di dalam rantai bisnis dunia farmasi, entah oleh pihak importir bahan baku, distributor, atau mungkin bahkan produsen obat itu sendiri.

Inilah konsekuensi logis ketika sistem sekular-kapitalis menjadi landasan kehidupan. Manusia sanggup berbuat apapun demi meraih kekayaan sebanyak-banyaknya, hingga tercipta peradaban yang hanya berfokus memuaskan hawa nafsu angkara murka.

Sudut Pandang Islam

Dalam firman Allah swt di Al-Qur’an dan hadits Rasulullah saw betapa berharganya tiap nyawa seorang muslim, melebihi dunia dan seisinya, apalagi ratusan jiwa yang melayang.

“Barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain , atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya . Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya.”
(QS. Al-Ma’idah: 32)

Hadist Rasulullah saw:

“Hilangnya dunia, lebih ringan bagi Allah dibandingnya terbunuhnya seorang mukmin tanpa hak.” (HR. Nasai 3987, Turmudzi 1455

Jika Zat pencipta kehidupan saja begitu luar biasa menghargai tiap nyawa ciptan-Nya, tentu musibah luar biasa jika makhlukNya malah menganggap remeh urusan nyawa yang melayang.

Dalam sistem Islam, setiap individu akan dipahamkan pada konsep dasar ini, sehingga setiap komponen masyarakat akan begitu menghargai nyawa setiap manusia. Para pejabat negara yang telah diamanahi mengurusi urusan umat akan bertambah amat sangat hati-hati dan bersegera dalam perkara yang berkaitan dengan nyawa manusia. Mereka akan mengerahkan segenap potensi dan upaya yang mereka miliki untuk menyelesaikan permasalahan ini hingga tuntas hingga keakar-akarnya. Hal demikian dikarenakan dalam sistem Islam, setiap individu telah dipahamkan dan senantiasa diingatkan bahwa segala amanah serta amal perbuatan pasti akan dimintai pertanggungjawaban dan akan mendapat balasan baik kenikmatan atau siksaan yang jauh lebih dahsyat di akhirat kelak.

Pemahaman spiritual demikianlah yang akan membentuk individu masyarakat yang jujur, amanah, dan harmonis karena mereka menyadari bahwa tidak ada apapun yang luput dari pengawasan Allah Swt. Inilah peradaban yang tidak akan pernah dimiliki oleh sistem selain Islam, dimana ketaatan dan ketertiban pada hukum hanya mengandalkan CCTV dan bersandarkan pada moralitas.

Maka jangan heran di era sekuler menguasai dunia seperti saat ini, berbagai tindak kriminalitas dan penyimpangan perilaku terjadi tiap detik nyaris tanpa jeda. Bandingkan saat aturan Allah swt, Zat pencipta kehidupan diterapkan dalam kehidupan, pelanggaran hukum adalah perkara langka. Keteraturan dan harmoni kehidupan senantiasa terjaga.

Inilah makna hakiki dan syarat terwujudnya janji Allah swt bahwa Islam adalah rahmatan lil ‘alamin.

Wallahu’alam bishowab

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 15

Comment here