wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA-– Sudah 123 hari sejak 7 Oktober 2023 Gaza digenosida Israel. Sudah 27.000 nyawa menghilang tanpa dosa. Hal ini bukan sekadar angka, tapi harapan peradaban. Ada anak kecil di sana, para dokter, perawat, bahkan ahli di bidangnya. Mirisnya, May Golan (Menteri Kemajuan Status Perempuan Israel) menyatakan tidak peduli dengan Gaza dan hanya ingin melihat mayat teroris bergeletakan. Sementara Netanyahu menyatakan kalau tujuannya untuk menghapuskan Hamas. Seolah aksi membabi buta ini dilegalkan tanpa boleh satu pun negara melindungi penduduk Gaza selain bantuan dana dan doa, bahkan itu pun dibatasi.
Di Indonesia sendiri dengan 946 juta penduduk muslim yang ada semestinya bisa menolong saudara-saudara di sana. Meski secara syariat, negara terdekat seperti Turki dan Mesir yang semestinya membantu lebih dahulu. Tapi sampai sejauh ini, bantuan yang ada masih sebatas penggalangan dana dan diplomasi.
Sementara, mudah sekali bagi Israel membuat peraturan, blokade arus keluar masuk bantuan. Bahkan Israel dengan mudahnya menjatuhkan bom di dekat konvoi bantuan dari Mesir di pintu Rafah. Di Oktober 2023 lalu, sebanyak 150 truk bahkan mungkin lebih, mengantre di pintu Rafah. Seolah mereka mengejek dan membukakan mata kepada kita betapa lemah dan tercerai berainya umat Islam hari ini.
Lalu kemanakah pemimpin negara-negara muslim hari ini?
Mengapa mereka belum mampu meredakan genosida ini dan membebaskan Palestina?
Sibuk dengan apakah para pemimpin negara muslim hingga Gaza (bukan hanya 123 hari, bahkan sejak 1948, 76 tahun) sudah digenosida seganas ini?
Maka semestinya ini menjadi renungan bersama, terutama untuk pemimpin negara-negara di dunia. Sebetulnya, apa yang membuat umat Islam terpecah belah? Apa yang membuat umat Islam takut dengan Israel? Bukankah negeri-negeri muslim memiliki banyak tentara? Dari angkatan darat, angkatan laut, hingga angkatan udara yang kuat. Turki sendiri di peringkat 7, setelahnya Indonesia.
Maka tidak ada solusi lain selain kesatuan umat dalam perisai khilafah. Menerapkan syariat Islam kafah dan mengirimkan perintah jihad untuk bersatu melawan zionis Israel. Sebab Palestina bukan hanya sekadar tanah milik kaum muslim, tapi juga tempat bersejarah, tanah para nabi, dan juga tempat berkumpulnya manusia di akhir zaman dan tempatnya dibangkitkan. Wallahualam bissawab.
Wahyu Susilo Wati, S.Pd.
Aktivis Muslimah Pemerhati Generasi,
Sleman, DIY
Views: 3
Comment here