Wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA– Gen Z merupakan generasi yang lahir pada tahun 1997 hingga tahun 1012. Gen Z lahir setelah era digital internet berkembang sehingga mereka tidak mengenal kehidupan sebelum adanya smartphone. Generasi ini sangat akrab dengan dunia digital, itulah mengapa mereka dinilai lebih pragmatis dan lebih awal untuk dewasa.
Karakter yang dibawa oleh generasi Z ini juga unik, mereka cenderung lebih berhati-hati dalam menentukan pilihan karier serta menghindari kesulitan-kesulitan. Namun, disisi lain mereka juga pribadi yang mandiri, sangat kolaboratif dan sosial serta sangat menghargai fleksibilitas meskipun mereka seringkali cemas dalam menghadapi masalah.
Gen Z memiliki potensi yang cemerlang dalam membawa perubahan karena usia mereka yang masih produktif yaitu kisaran 12 tahun hingga 27 tahun. Artinya, ditangan merekalah masa depan bangsa ini bergantung. Gen Z membutuhkan support system yang baik untuk menunjang perubahan itu. Namun, apakah support system yang ada saat ini sudah mendukung mereka untuk menuju perubahan tersebut?
Sayang seribu sayang support system (pemerintah) yang ada saat ini malah mengalihkan potensi gen Z yang seharusnya mampu membawa pada perubahan besar justru teralihkan. Bagaimana tidak, sistem kehidupan yang dipakai untuk mengatur umat manusia saat ini benar-benar membawa (tidak hanya) Gen Z pada keterpurukan.
Sudahlah sistem pemerintahan Demokrasi yang mengeluarkan kebijakan-kebijakan blunder, lapangan pekerjaan minim, upah pekerja tidak sesuai dengan beban hidup yang harus ditanggung, tingginya berbagai tagihan dan pajak, harga bahan pokok mahal, pendidikan dan kesehatan mahal, jeratan hutang pinjol, ancaman gangguan mental serius serta gaya hidup yang rusak.
Sistem pergaulan ala sekulerisme inilah yang menciptakan gaya hidup yang tidak baik. Ia memisahkan aturan agama dari kehidupan sehingga membuat manusia hidup bebas dari aturan sang pencipta. Hedonisme nan glamor yang tidak sesuai dengan ajaran agama (Islam), pergaulan bebas yang mengakibatkan banyak kasus remaja hamil di luar pernikahan, mode pakaian yang mengumbar aurat, FOMO, jebakan gaya hidup konsumerisme, banyaknya jenis pekerjaan yang menghantarkan pada riba dan masih banyak lagi kerusakan lain yang berujung pada kemaksiatan.
Para generasi muda digiring kepada dunia entertainment yang melenakan sehingga mereka lupa pada potensi mereka yang sesungguhnya yaitu memperjuangkan perubahan untuk menciptakan peradaban yang cemerlang bersama Islam.
Sebagai agen pembawa perubahan, Gen Z harus membangun sistem kehidupan yang benar yang akan menyelamatkan umat manusia dari keterpurukan. Untuk itu dibutuhkan adanya suatu partai yang dapat membina mereka secara shahih yang akan mendorong terbentuknya Gen Z ini pada kepribadian Islam, membela agamanya serta membangun peradaban Islam yang cemerlang.
Partai yang mampu mengemban tugas ini adalah partai shahih yang keberadaannya bertujuan membangun kembali kehidupan Islam dengan menerapkan hukum-hukum Allah SWT (syari’at) dibawah institusi negara Khilafah. Sudahkah kalian wahai Gen Z menemukan partai shahih yang akan membawa kalian pada kemuliaan sebagai agen pembawa perubahan?
Fatimah Abdul
Sahabat Wakasi
Views: 4
Comment here