Motivasi

Gencatan Senjata Bukan Solusi Masalah Palestina

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh: Rahmatul Aini (Penulis & Aktivis Dakwah)

wacana-edukasi.com, OPINI— Pihak Zionis Yahudi dan Hamas keduanya telah menyepakati gencatan senjata yang sudah berlangsung pada Ahad (19/1) Hal ini membuka jalan agresi pasukan pemerintahan Benjamin Netanyahu di Palestina bisa berakhir (Tempo.co, 19/1).

Kita pun merasakan kebahagiaan adanya gencatan senjata. Hal positif yang bisa dirasakan, sejenak bernafas menghirup angin segar, kembali beraktivitas walaupun dengan suasana berbeda, bisa mendapatkan suplai bantuan, perbatasan Mesir dibuka, dan pertukaran Sandera.

Akan tetapi di balik sisi positif yang sudah tampak, kita turut khawatir atas serangan yang kembali dilakukan oleh tentara Zionis, mereka tidak segan melakukan pembantaian di tengah gencatan senjata. Sejak Ahad (19/1) setelah peresmian gencatan senjata, Zionis masih saja terus melangsungkan aksi penyerangan terhadap penduduk Palestina, hanya saja berpindah tempat ke Tepi Barat.

Misalnya momen di Saat para penduduk Sipil mencoba untuk kembali ke rumah mereka di daerah pantai menjadi sasaran penyerangan.

Alih-alih mengakui kesalahannya, para Zionis melontarkan pernyataan bahwa sebuah pesawat menembak untuk mengusir kendaraan mencurigakan. Nyatanya yang mereka tembak itu adalah masyarakat Sipil yang sedang menuju kembali ke rumah mereka (Republika.co.id, 27/1).

Pelanggaran perjanjian gencatan senjata yang dilakukan Zionis hari ini pun pernah dilakukan oleh para nenek moyang mereka. Seperti dulu ketika Rasulullah shalallahu alaihi wa salam melakukan perjanjian dengan Bani Qainuqa, Quraidhah, dan Nadhir. Gencatan senjata sebenarnya adalah strategi untuk melumpuhkan kaum muslimin, alat untuk menyusun strategi baru bagi musuh, mengumpulkan kekuatan yang lebih dahsyat. Tak sedikit masyarakat sudah berangsur lupa, menganggap masalah Palestina sudah selesai.

Dari awal Taufan Al Aqsha, Zionis menarget para rakyat Sipil, buktinya yang banyak menjadi korban adalah perempuan dan anak-anak. _Pengecut!_ Seharusnya mereka berhadapan dengan para tentara, senjata lawan senjata. Zionis hanya berperang dibalik kekuatan tank, buldoser, bom, bersembunyi ditembok tidak berani menyerang musuh dari jarak dekat. Mereka tidak berani maju satu lawan satu, bahkan hanya melawan Yahya Sinwar yang sudah kritis menuju kematian pun tidak berani.

Di balik kekuatan Zionis ada penyokong yang sangat kuat, AS menjadi kawan setia, di saat negara lain melontarkan kecaman, mengutuk dan juga prihatin terhadap genosida yang terjadi. AS justru lantang menyuarakan aspirasi dukungan terhadap Zionis, padahal nyatanya mereka adalah kaki tangan AS untuk bisa menguasai dunia secara global. Presiden AS Donald Trump sangat serius untuk membantu para Zionis ia telah setuju mengirimkan bom seberat 2.000 pon atau setara hampir 1 ton kepada tentara Zionis (Kontan.co.id, 27/1). AS tidak mungkin bekerja mengerahkan anggaran besar dengan percuma tanpa upah, rumus ini sudah mutlak dalam Sistem demokrasi asas pertemanan adalah manfaat.

Maka persoalan Palestina butuh solusi yang hakiki dan fundamental, kita tidak hanya mencukupkan dengan mengirim logistik bantuan, tindakan boikot. Palestina butuh kekuatan seimbang untuk mengusir para penjajah Zionis, karena itu untuk melemahkan kekuatan musuh, satu-satunya dengan cara bersatunya kaum muslimin dari berbagai negara, para penguasa mengirimkan tentara terbaik mereka untuk membantu menumpaskan penjajah.

Tapi mirisnya para pemimpin kaum muslimin justru tidur, buta mata dan hati mereka sebab tembok pemikiran, ditambah dengan ikatan nasionalisme. Maka tugas kita adalah membangkitkan pemikiran ummat, menyibak pemikiran kotor, menyingkirkan pemikiran yang mencekam dan diganti dengan pemikiran Islam yakni dengan cara berdakwah. Rasulullah shalallahu alaihi wa salam pernah mencontohkan hal demikian, membina dan berinteraksi dengan ummat sehingga kesadaran ummat terwujud secara total.

Pun dengan halnya kita hari ini melakukan pembinaan dengan tujuan menyadarkan ummat akan kekuatan persatuan, demi tegaknya kehormatan dan kemuliaan Islam. Mengakhiri krisis yang dihadapi kaum muslimin hari ini dengan kesatuan yang dipimpin oleh negara yang disebut dengan negara Khilafah Islamiyyah, institusi yang dulu pernah memimpin kita, warisan Rasulullah shalallahu alaihi wasallam dan para Khulafaur Rasyidin dan generasi setelahnya ada dalam kitab-kitab fiqih.

Inilah yang menjadi solusi hakiki atas penderitaan kaum muslimin. Mengakhiri kemiskinan, kesusahan, kesempitan, dan kelapangan yang Allah SWT janjikan sehingga tanah Al Quds, saudara kita di bumi Palestina dan di belahan dunia bisa merasakan Islam rahmatan lil alamin.

Allah SWT berfirman:

يَٰقَوْمِ ٱدْخُلُوا۟ ٱلْأَرْضَ ٱلْمُقَدَّسَةَ ٱلَّتِى كَتَبَ ٱللَّهُ لَكُمْ وَلَا تَرْتَدُّوا۟ عَلَىٰٓ أَدْبَارِكُمْ فَتَنقَلِبُوا۟ خَٰسِرِينَ

Artinya: “Hai kaumku, masuklah ke tanah suci (Palestina) yang telah ditentukan Allah bagimu, dan janganlah kamu lari kebelakang (karena takut kepada musuh), maka kamu menjadi orang-orang yang merugi” (TQS: Al-Maidah ayat: 21)

إِنَّمَا ٱلْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا۟ بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

Artinya: “Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.” (TQS: Al-Hujurat ayat: 10) [WE/IK].

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 8

Comment here