Surat Pembaca

Gerakan Keluarga Berdoa, Bisakah Atasi Bencana?

blank
Bagikan di media sosialmu

Wacana-edukasi.com — Doa memang merupakan senjata bagi setiap umat muslim untuk meminta sesuatu dari Sang Maha Kuasa, Allah SWT. Baik meminta perlindungan, kesehatan, rizki, maupun berbagai keinginan atau cita-cita yang lain.

Sebagaimana pada masa pandemi seperti saat ini, tentunya kita dianjurkan untuk senantiasa memohon kepada Allah Swt Sang Pencipta untuk segera mengangkat masa-masa sulit ini. Begitu pula dengan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar yang juga menghimbau kepada warga desa untuk mengadakan doa bersama (news.detik.com, 03 /07/2021), Abdul Halim Iskandar mengirimkan surat resmi kepada kepala desa.

Dalam surat resmi tersebut, Halim mengimbau agar seluruh pihak melakukan doa bersama sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing. Adapun doa ini dilakukan guna menyikapi kondisi melonjaknya angka Covid-19 di Indonesia. Namun dalam pandangan Islam, bisakah doa bersama mengatasi pandemi ini?

Himbauan doa ini sejatinya merupakan sebuah pengakuan bahwa manusia membutuhkan pertolongan Allah Swt Sebagai umat muslim, kita meyakini bahwa tak ada satu musibah pun yang terjadi tanpa kehendak Allah Swt dari bencana alam, hingga virus maupun bakteri penyebab wabah merupakan ciptaan-Nya yang juga tunduk kepada-Nya.

“Tidakkah engkau tahu bahwa siapa yang ada di langit dan siapa yang ada di bumi bersujud kepada Allah, juga matahari, bulan, bintang, gunung-gunung, pohon-pohon, hewan-hewan yang melata dan banyak di antara manusia? Tetapi banyak (manusia) yang pantas mendapatkan azab. Barangsiapa dihinakan Allah, tidak seorang pun yang akan memuliakannya. Sungguh, Allah berbuat apa saja yang Dia kehendaki”. (QS. Al Hajj-18)

Namun tentunya, himbauan ini seharusnya tidak hanya tertuju pada warga desa, melainkan juga untuk para pengambil kebijakan yaitu pemerintah atau penguasa saat ini. Karena sejatinya, pandemi ini merupakan tanggung jawab mereka. Ibarat nyawa ratusan juta rakyat ada di tangan mereka. Bila mereka mengambil kebijakan yang salah, maka nasib ratusan juta umat yang jadi taruhannya.

Selain itu, tak hanya cukup dengan menggelar doa saja. Namun sebagai umat muslim, kita memahami bahwa pandemi ini merupakan kuasa Allah SWT. Selain kita menerimanya dengan ridha dan sabar, kita pun mesti bermuhasabah. Bisa jadi pandemi ini disebabkan karena banyaknya kemungkaran dan kedzaliman yang merajalela di negeri ini.

Seperti yang kita ketahui, banyak kasus-kasus penistaan terhadap Islam, ulama-ulama serta pejuang dakwah yang dicap sebagai intoleran atau radikal. Hukum pun seolah tumpul ke atas, tajam ke bawah. Koruptor semakin merajalela, bahkan dana bansos pun menjadi sasaran. Selain itu, ada pula kasus tentang aparat penegak hukum yang menerima suap dari koruptor, namun mendapatkan potongan hukum yang amat besar. Dan masih banyak lagi kemungkaran-kemungkaran yang terjadi yang mungkin bisa jadi penyebab pandemi ini.

Eratnya hubungan kemungkaran atau kedzaliman yang merajalela dengan sebab datangnya musibah pun tertuang di Al Qur’an, Surat Al An’am ayat 44:

“Maka ketika mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu (kesenangan) untuk mereka. Sehingga ketika mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka secara tiba-tiba, maka ketika itu mereka terdiam putus asa”.

Oleh karena itu, marilah kita semua bermuhasabah dan bertaubatan nasuha yaitu dengan kembali kepada aturan Allah SWT. Menjadikan Islam sebagai pedoman hidup, menjadikan Al Qur’an dan Sunnah sebagai petunjuk. Karena bersujud dan memohon ampun pada Sang Pencipta segala sesuatu yaitu dengan menerapkan seluruh aturan-Nya secara kaffah atau menyeluruh akan membawa kita kepada kehidupan yang berkah. Apalah arti sebuah usaha manusia baik dalam bidang farmasi, teknologi, dll dibandingkan dengan kekuasaan Allah Sang Maha Kuasa atas seluruh alam.

Lia Destia

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 3

Comment here