Surat Pembaca

Gersangnya Layanan Kesehatan

blank
Bagikan di media sosialmu

Wacana-edukasi.com — Sakit sudah qodarullah dan berobat merupakan ikhtiar menjemput kesembuhan. Di tengah-tengah gersangnya layanan kesehatan saat ini, masyarakat sangat mengharapkan perubahan untuk mendapatkan jaminan kesehatan dengan pelayanan yang prima, pelayanan yang tidak kompromi dengan biaya yang memberatkan, serta fasilitas yang tidak diskriminatif.

Wali Kota (Walkot) Medan Bobby Nasution mengatakan bakal membenahi Rumah Sakit (RS) Pirngadi, Medan. Dia berjanji membuat fasilitas RS tersebut lebih baik.”Sekarang RS Pirngadi itu kan sudah jadi UPT (unit pelaksana teknis) di Dinkes Medan, memang anggarannya ini nanti bisa sebagian tanggung jawab dari dinas kesehatan,” kata Bobby Nasution usai rapat paripurna di DPRD Medan (detik.com, 08 Maret 2021)

Langkah Pemko Medan memperhatikan sektor kesehatan cukup menampakkan citra kepemimpinan yang bertanggung jawab, namun yang paling penting adalah membuat citra RS Medan yang semula tidak ramah kepada rakyat miskin berubah secara permanen.

Tidak dapat dimungkiri, pelayanan kesehatan yang diskriminatif antara pengguna BPJS dengan pasien umum dikarenakan adanya penunggakan alokasi BPJS yang semestinya dibayar pemerintah, sehingga RS meminimalisir kerugian. Selain itu sistem administrasi RS yang cukup merepotkan pasien yang sedang kritis , karena tidak jarang pasien ditolak RS hanya karena tidak dapat menjamin biaya perawatan yang harus dibayar di awal. Benarlah kata pepatah, sudah jatuh tertimpa tangga pula. Sudah darurat sakit tidak segera mendapatkan pelayanan. Bukan hanya itu, tingkat pelayanan juga tergantung harga bayar yang dikeluarkan. Seolah kesehatan tidak lagi berasas kemanusiaan, melainkan berorientasi keuntungan. Pemko seharusnya lebih paham masalah ini sehingga tidak mengambil kebijakan pragmatis. Namun, apalah daya sistem kapitalis telah terbentuk saat ini.

Berbeda dengan pelayanan kesehatan dalam  sistem Islam. Islam memandang bahwasannya pelayanan kesehatan adalah kebutuhan dasar rakyat yang harus dipenuhi negara. RS berfungsi sebagai fasilitas publik untuk membantu kesulitan rakyat dengan pelayanan prima dan cuma-cuma. Citra Islam dalam dunia kesehatan layak dijadikan cermin, RS di era keemasan Islam memberikan pelayanan kesehatan yang adil tanpa membedakan ras, warna kulit, status sosial dan agama. Semua ditanggung oleh negara. Karena pembiayaan bersumber dari Baitul Mal (Kas Negara). Tak ada pasien yang ditolak untuk dirawat atau sekedar berobat. Semua pelayanan di RS itu dilakukan dengan mengharap keridhaan Allah SWT. Wallahu’alambi shawab.

Riani, S.Pd.I -Guru di Medan 

 

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 4

Comment here