Tabligul Islam

Hakikat Cinta Nabi Saw.

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh Ismawati

Wacana-edukasi.com, TABLIGHUL ISLAM– Pada Senin, 16 September 2024 bertepatan dengan 12 Rabiul Awal adalah maulid Nabi Muhammad Saw. Rasulullah Saw. adalah manusia mulia, yang diutus oleh Allah Swt. sebagai penyampai risalah Islam ke seluruh dunia. Melalui dakwah Beliau Saw. agama Islam sampai kepada kita hingga hari ini. Dengan penerapan syariat Islam sempurna, umat jauh dari kesesatan dan keterpurukan. Hidup di jalan yang benar, mengikuti panduan yakni menerapkan Al-Qur’an dan As-Sunnah dalam setiap kehidupan manusia.

Biasanya, momentum maulid Nabi Muhammad Saw. diperingati untuk semakin mengokohkan kecintaan kita pada Nabi Saw. Mengingat, saat ini kita hidup jauh di masa Nabi Saw., bahkan, arus sekularisme liberal semakin menggerus keimanan dan gaya hidup islami seorang muslim.

Pertanyaannya, kenapa kita harus mencintai Nabi Muhammad Saw.? Jawabannya hanya satu, karena Nabi Saw. sangat mencintai kita, umatnya. Bukti cinta Nabi Saw. adalah dengan melakukan dakwah Islam. Sejatinya, tidak ada urusan yang lebih berat dibanding urusan Nabi Saw. dalam berdakwah.

Bukti cinta Nabi Saw. pada umatnya adalah terletak pada ujian dakwah yang dilewati Beliau Saw. Pada fase dakwah di Mekkah, hambatan demi hambatan dilalui Nabi Saw. Hambatan dari orang-orang Quraisy menghalangi langkah Beliau Saw. dalam berdakwah. Berbagai penolakan, ejekan, hinaan, dan siksaan diterima Nabi Saw., bahkan, jika harus dikisahkan satu persatu dalam tulisan ini rasanya tidak sanggup, karena begitu keji dan buruknya perlakuan musuh-musuh Islam.

Salah satunya adalah Abu Lahab, tokoh Quraisy yang selalu menghalangi dakwah Nabi Saw. Abu Lahab senantiasa menebar teror, memfitnah, hingga mengejek dakwah Nabi Saw. Tak hanya itu, musuh-musuh Islam itu pun berusaha untuk membunuh Nabi Saw., akan tetapi, Nabi Saw. tetap tegar dan kuat untuk berdakwah. Inilah bukti cinta Nabi Saw. pada kita, umatnya.

Tak hanya itu, bukti cinta Nabi Saw. juga terdapat dalam satu kisah. Bahwa diriwayatkan dari Sayyidah Aisyah Ummul Mukminin yang ditulis oleh Imam Ibnu Hibban dalam Kitab Shahihnya bahwa suatu saat Sayyidah Aisyah menyaksikan Nabi Saw. dalam keadaan sangat menawan. Lalu beliau meminta Nabi untuk mendoakannya.

Kemudian Rasulullah saw. berdoa:

اللهم اغفر لعائشة ما تقدم من ذنبها وما تأخر وما أسرت وما أعلنت

“Ya Allah, ampunilah Aisyah atas semua dosa-dosanya, yang lampau hingga yang akan datang, yang ia lakukan secara sembunyi-sembunyi maupun secara terbuka.”

Do’a yang dipanjatkan Nabi Saw. tersebut membuat hari ‘Aisyah gembira. Lalu, Nabi Saw. melanjutkan ditegaskan oleh Hadratur Rasul, bahwa Nabi Saw.bersabda,

والله إنها لدعوتي لأمتي في كل صلاة

“Demi Allah, itulah doaku untuk ummatku di setiap shalat.”

Masya Allah. Masih kurangkah bukti cinta Nabi Saw. kepada umatnya? Telah mahsyur dari berbagai sumber dituliskan bahwa, saat detik-detik Nabi Saw. wafat, yang beliau ingat adalah umatnya, ya kita semua. Masya Allah. Beliau Saw. sangat mencintai kita umatnya, dan senantiasa takut bila umatnya jauh dari ketaatan.

Sesungguhnya bukti cinta kita kepada Nabi Saw. adalah dengan cara mengikuti sunnah Nabi Saw., apa yang Beliau Saw. bawa dan terapkan merupakan Sunnah Nabi Saw. yang harus kita amalkan. Selain itu adalah mempelajari Al-Qur’an. Mempelajari cara membacanya, mengamalkan, dan mendakwahkannya ke tengah-tengah masyarakat.

Lebih dari itu adalah memperbanyak shalawat kepada Nabi Saw. Bukan sebagaimana trend anak muda, dimana shalawat justru ditunjukkan untuk benda-benda duniawi. Nauzubillah. Terakhir, mempelajari sirah Nabawiyah. Mempelajari bagaimana riwayat hidup Baliau Saw, hingga kepada penerapan syariat Islam yang Beliau Saw. lakukan.

Sungguh, segala perkataan, perbuatan, bahkan diamnya Nabi Saw. merupakan sebuah ketetapan hukum yang harus manusia jalankan. Bila kita jauh dari ajaran Nabi Saw., maka kita akan jauh dari kesesatan yang nyata. Buktikan cintamu dengan menjadikan Nabi Saw. tolok ukur dalam kehidupan.

Wallahua’lam bisshawab.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 0

Comment here