Opini

Hancurnya Generasi, Buah dari Sistem Sekuler

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh: Rahmatia (Pemerhati Generasi)

Wacana-edukasi.com, OPINI– Generasi yang baik dimulai dari keluarga yang baik. Setiap orang tua tentu sangat menginginkan anak-anaknya menjadi sosok yang berkepribadian baik sebab kepribadian anak yang baik selain membuat bahagia orang tua, keluarga, dan orang-orang disekitarnya juga yang paling utama menciptakan generasi yang dapat memajukan peradaban negara.

Akan tetapi, betapa memilukannya nasib orang tua yang meninggal di tangan anak mereka sendiri. Bahkan dengan membabi buta, sang anak juga membunuh neneknya. Dikutip dari Beritasatu.com, seorang remaja berusia 14 tahun membunuh ayah dan nenek serta menikam ibunya dengan senjata tajam di rumah mereka di Jalan Lebak Bulus I, Cilandak, Jakarta Selatan. (09/12/2024).

Belum diketahui apa motif dari pembunuhan yang dilakukan remaja tersebut sehingga dengan teganya dia membunuh keluarganya. Potret suram ini bukanlah satu-satunya yang terjadi melainkan masih banyak puluhan bahkan ribuan kasus pembunuhan menjadi problem pahit yang harus diterima saat ini, belum lagi pembunuhan secara massal yang diderita kaum muslimin di penjuru dunia, seperti di Palestina. Problem-problem ini tentunya output dari sistem rusak saat ini.

Sistem Sekuler Biangnya

Sistem sekuler yakni sistem yang memisahkan agama dari kehidupan. Sistem sekuler yang saat ini diterapkan menumbuhsuburkan semua kerusakan, salah satunya pembunuhan. Karena itu, menciptakan anak-anak yang taat kepada Allah SWT makin sulit dengan adanya sistem ini.

Sistem sekuler menjadikan manusia merasa lepas dari keterikatannya dengan Tuhan. Hal inilah yang membuat manusia terpenjara fatamorgana kebebasan, mereka merasa bebas dalam melakukan kemaksiatan dan kerusakan, termasuk pembunuhan yang merupakan dosa besar dalam Islam.

Akibatnya, terbentuklah karakter masyarakat yang doyan melakukan kekerasan karena lebih mengedepankan hawa nafsunya dan mematikan akalnya. Kondisi ini juga semakin diperparah dengan negara yang tidak menjalankan fungsinya yang seharusnya menyelenggarakan sistem pendidikan dengan visi membina kepribadian dan menjaga mental generasi.

Sistem Islam Penolong Generasi

Orang tua memiliki peran penting dalam membentuk karakter anak, oleh karena itu keta’atan orang tua kepada Allah sangat berdampak besar untuk terbentuknya keta’atan sang anak juga kepada Allah.

Akan tetapi, kita tidak boleh menitik beratkan hanya pada orang tua saja. Lingkungan dan negara juga berperan aktif dalam membentuk kepribadian anak-anak. Orang tua, lingkungan, dan negara harus bekerjasama dalam membentuk kepribadian anak yang baik yakni kepribadian islam.

Disinilah peran Negara sangat dibutuhkan, Islam menjadikan pemimpin sebagai raa’in yang bertanggung jawab terhadap rakyatnya termasuk membangun generasi. Sistem Islam yang berasal dari sang Maha Sempurna tentunya mampu menyembuhkan cacatnya adab dan akhlak generasi saat ini.

Cacatnya adab dan akhlak saat ini dipengaruhi sistem sekuler yang memisahkan agama dari kehidupan, sehingga sistem ini bertentangan dengan sistem Islam yang mewajibkan semua muslim menjadikan agama sebagai landasan dalam berbuat di kehidupan sehari-hari.

Dalam sistem Islam pembunuhan adalah salah satu kemaksiatan yang melanggar syariah. Sehingga, jika ingin semua kemaksiatan teratasi masyarakat harus melaksanakan 3 pilar yang membentuk pelaksanaan syariah.

Tiga pilar tersebut adalah. Pertama, ketakwaan individu. Ketakwaan ini dibangun atas dasar keimanan, iman yang kuat akan membentuk rasa takut untuk melakukan pelanggaran-pelanggaran terhadap syariah. Orang yang beriman selalu mengaitkan perbuatan dan konsekuensinya, sehingga ketika mereka memahami bahwa pembunuhan adalah perbuatan yang di haramkan Allah SWT, mereka-pun menyadari bahwa azab Allah SWT menjadi balasannya.

Kedua, masyarakat yang beramar ma’ruf nahi mungkar . Allah SWT memberikan gelar khayru ummah kepada ummat Islam (Q.S Ali-Imran: 110). Merekalah orang-orang yang menyeru manusia ke jalan Allah SWT serta mengajak dalam kebaikan dan mencela kemungkaran yang merebak di kalangan masyarakat.

Perilaku individualistik dan serba bebas akibat sistem sekulerisme menjadikan masyarakat abai dan tidak peka terhadap kemaksiatan yang merajalela. Pembunuhan tidak dianggap sebagai ancaman ketika tidak menimpa mereka. Karakter inilah yang harus di berantas dengan menanamkan sikap beramar ma’ruf nahi mungkar dalam masyarakat.

Ketiga, negara sebagai pelaksana syariah dan penetap hukum. Ketika negara hadir untuk menerapkan syariah secara kaffah, maka rakyat akan aman dari berbagai ancaman termasuk pembunuhan. Maraknya kasus pembunuhan yang dilakukan anak muda ini memberi sinyal bahwa negara gagal memberikan pendidikan yang baik dan melahirkan individu bertakwa. Negara juga gagal dalam menutup celah kerusakan yang mengancam seperti meloloskan tontonan-tontonan yang merusak karakter anak-anak bangsa. Yang lebih parahnya lagi, negara gagal memberikan sanksi tegas terhadap pelaku karena keterbatasan usia. Yang mana, didalam Islam semua pelaku maksiat yang sudah baligh harus dikenai sanksi sama rata sesuai syari’ah.

Semua kegagalan ini sebagai output dari penerapan sistem sekulerisme oleh negara. Sistem ini telah menutupi tiga pilar sehingga tidak difungsikan ummat saat ini. Inilah saatnya ummat memfungsikan ketiga pilar ini, agar tercipta kehidupan masyarakat yang taat kepada Allah SWT dan menciptakan generasi gemilang sebagaimana para pendahulunya.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 0

Comment here