Oleh: Marini (Aktivis Muslimah Musi Banyuasin)
Wacana-edukasi.com — Dalam peristiwa pembunuhan sadis satu keluarga di Sigi, Sulawesi Tengah telah ditemukan fakta-fakta baru. Pelakunya diduga kelompok MIT (Mujahidin Indonesia Timur) atau Ali Kalora Cs. Tak hanya membunuh satu keluarga, Ali Kalora cs juga membakar sejumlah rumah dan mengambil barang-barang warga.
Peristiwa pembunuhan tersebut terjadi pada Jumat (27/11) sekitar pukul 10.00 WITA di sebuah Desa Lembatongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Ditemukan empat anggota keluarga itu tewas mengenaskan di sekitar rumahnya (detik.com, 29/11/2020).
Dilansir dari bbc.com (30/11/2020), ada mayat WNI (Warga Negara Indonesia) berinisial A ditemukan dalam sebuah koper di Mekah pada Jumat (27/11) malam. Seorang warga melihat koper besar di dekat jalan lingkar Kota Mekah. Saat dibuka ternyata isinya adalah tubuh wanita yang sudah dalam keadaan meninggal dunia.
Informasi di atas hanyalah sedikit dari berbagai informasi kejahatan yang ada di dalam maupun luar negeri. Jika hendak kita telusuri, kasus kejahatan yang terjadi di negara yang menerapkan demokrasi ada ribuan bahkan tak terhitung jumlahnya. Rakyat tidak merasa aman, bahkan sulit mendapatkan jaminan keamanan. Lalu dimanakah peran pengamanan rakyat?
Padahal tidak lama dari kasus-kasus diatas, Tentara Nasional Indonesia (TNI) unjuk gigi dengan sejumlah kendaraan taktis Maung milik komando operasi khusus TNI melintas di petamburan, Jakarta pusat, pada Kamis (19/11/2020). Opini yang berkembang bahwa mereka seperti itu untuk menakuti masyarakat sipil terkait kasus pencopotan baliho Habib Rizieq Shihab.
Bahkan Jubir OPM (Organisasi Papua Merdeka) Sebby Sambom pun turut mengkomentari aktivitas personel TNI yang menurunkan baliho tersebut. Dari komentarnya, ia terkesan meremehkan fungsi militer Indonesia karena beraninya pada masyarakat sipil (republika.co.id, 21/11/2020).
Militer Alat Pengaman Rakyat
Institusi dalam bidang pertahanan dan keamanan pasti dimiliki oleh setiap negara. Tujuannya untuk menjaga dan mempertahankan keamanan negara dari ancaman separatisme, terorisme, pemberontakan bersenjata, mengamankan wilayah negara, menjaga perdamaian dan menangkal setiap bentuk ancaman asing.
Namun sayang, pada sistem demokrasi saat ini fungsi militer tidak berjalan sebagaimana seharusnya. Militer merupakan alat pengaman rakyat yang harus netral dari segala kepentingan baik penguasa maupun pengusaha. Militer pun seharusnya melakukan tugas sesuai dengan tujuannya bukan malah melakukan hal-hal yang tidak seharusnya.
Akan tetapi yang terjadi saat ini, berbeda pandangan dengan pemerintah dianggap mengancam, mengkritik kebijakan dinilai memprovokasi. Militer seharusnya sebagai alat pengaman rakyat dan penjaga stabilitas negara bukan sebagai alat kekuasaan yang senantiasa tunduk atas perintah pemerintah.
Hankam dalam Islam
Dalam sistem Islam struktur Hankam tercermin dalam politik luar negeri dan Departemen Keamanan Dalam Negeri. Ada perbedaan Hankam di negara demokrasi dengan Hankam di negara khilafah, diantaranya adalah :
Pertama, tidak ada pemisahan antara militer dan kepolisian di negara khilafah. Militer adalah satu kesatuan. Kepolisian menjadi bagian dari militer yang dipilih secara khusus dan diberi pengetahuan khusus. Tugasnya menjaga ketertiban dan menjaga keamanan dalam negeri serta melaksanakan tugas yang bersifat operasional. Lembaga ini dipimpin oleh Amir Jihad.
Kedua, pertahanan dan keamanan dalam negara khilafah bertujuan untuk menjaga keamanan dalam negeri dari gangguan serta menjaga kedaulatan negara dari rongrongan musuh Islam dan ancaman asing.
Ketiga, politik luar negeri negara khilafah bertumpu pada penyebaran Islam melalui dakwah dan jihad. Hal ini dilakukan agar rahmat Islam dapat dirasakan seluruh penduduk negeri.
Keempat, negara khilafah akan menempatkan lebih banyak pangkalan militer di wilayah perbatasan. Tujuannya, untuk menggetarkan musuh dan melakukan manuver militer untuk menguasai wilayah musuh dalam rangka penyebaran Islam ke seluruh dunia.
Kelima, dalam Islam jihad merupakan metode baku untuk menyebarkan dakwah ke seluruh dunia. Hal ini dilakukan setelah Islam diterapkan di dalam sebuah negara. Jihad dalam Islam sifatnya ofensif (menyerang) dan defensif (bertahan). Jihad defensif dilakukan ketika negara khilafah diserang musuh.
Inilah gambaran singkat pertahanan dan keamanan dalam negara Islam. Perannya sebagai penjaga pertahanan dan keamanan negara yang tugasnya melindungi rakyat dari ancaman yang mengganggu stabilitas keamanan negara.
Wallahua’lam bishawab.
Views: 19
Comment here