Oleh: Hanisa Aryana, S.Pd. (Pemerhati Pendidikan & Remaja)
Wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA– Pada zaman sekarang, media sosial sangat dibutuhkan oleh seluruh masyarakat. Karena media sosial sangat membantu untuk mempermudah kegiatan sehari-hari. Salah satunya ialah menemukan beberapa informasi yang dibutuhkan untuk mengetahui kondisi di dalam negaranya yang telah ditempati. Namun, ada saatnya media sosial dimanfaatkan oleh beberapa oknum untuk memutarbalikkan beberapa fakta demi pencitraan saja.
Seperti adanya kejadian di media sosial dengan penggunaan gambar berlambang Garuda Pancasila berlatar belakang warna biru dengan kalimat “Peringatan Darurat”, beserta tagar #KawalPutusanMK yang sempat trending di platform X (Twitter). Namun baru saja media sosial kembali dihebohkan setelah muncul postingan dengan gambar serupa namun memiliki narasi “Indonesia Baik Baik Saja”. Akun X @siimpersons mengungkapkan bahwa seruan tersebut diduga merupakan gerakan buzzer. Pada Kamis (22/8/2024), pemilik akun tersebut mengunggah gambar tangkapan layar berisi pesan WhatsApp yang mengindikasikan bahwa seruan tersebut bagian dari kampanye. (Suara.com, 23/8/2024)
Boediono selaku Mantan Wakil Presiden mengatakan bahwa Indonesia tidak selalu baik-baik saja. Beliau mengungkapkannya untuk merespons unjuk rasa yang terjadi dalam beberapa hari terakhir karena situasi politik Indonesia. Di hadapan anggota Keluarga Alumni Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (KAFEGAMA) saat Pelantikan Pengurus Pusat (PP) KAFEGAMA Periode 2024-2027 yang disiarkan di platform Youtube Kafegama, Sabtu (24/8) mengatakan bahwa “Ada tidak kemarin yang ikut demo?”. Beliau juga mengatakan bahwa intinya setiap orang harus berkontribusi kepada negara. (Katadata.co.id, 25/8/2024)
Jadi, negara tidak fokus pada solusi atas persoalan umat yang banyak. Negara justru menutupi kondisi rusak tanpa merasa bersalah. Adanya penyebaran Tagar Indonesia baik-baik saja di media sosial bertolak belakang degan kondisi Indonesia. Inilah bentuk pencitraan dengan mengerahkan buzzer.
Mirisnya sebagian masyarakat tidak memahami persoalan secara mendasar dan kesadaran politik juga rendah. Mereka terlalu sibuk untuk memikirkan permasalahannya sendiri yang juga tidak ditemukan solusinya. Mereka juga tidak sadar, bahwa solusi tuntas untuk mengatasi seluruh permasalahan dalam lini kehidupan ialah berasal dari Sang Pencipta, Allah swt. Akibatnya, tidak memahami realitas yang sedang terjadi sehingga terkecoh dengan propaganda buzzer.
Hal tersebut terjadi karena adanya sistem dalam suatu negara yang telah diterapkan bukan dari Sang Pencipta. Sistem tersebut ialah sistem kapitalisme, yang memisahkan agama dari kehidupan, termasuk terpisahnya agama Islam. Karena dipisahnya agama dari kehidupan, umat bahkan tidak paham bahwa negara seharusnya sebagai raa’in. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda : “Imam (Khalifah) adalah raa’in (pengurus rakyat) dan ia bertanggung jawab atas pengurusan rakyatnya” (HR. al-Bukhari).
Islam mampu membina rakyatnya agar berpikir cemerlang dan mendalam. Karena sistem Islam memiliki sistem pendidikan yang berasaskan akidah Islam. Akidah Islam mampu membenarkan sudut pandang seluruh masyarakat dalam kehidupan, termasuk menemukan solusi tuntas dalam permasalahan hidupnya. Islam juga mampu membina rakyat untuk berani amar ma’ruf nahi munkar sebagai upaya agar tetap berada di jalan Allah swt., bukan terikut arus sistem kapitalisme saat ini.
Islam memiliki kurikulum pendidikan yang akan membangun kesadaran politik dan juga semangat untuk taat syariat mendorong umat untuk melakukan amar ma’ruf nahi munkar. Seluruh masyarakat akan terkondisikan untuk memiliki kepribadian Islam, sehingga mampu memilih aktivitas apa yang lebih baik untuk menyejahterakan kehidupannya. Itu semua berasal dari kurikulum pendidikan dari sistem pendidikan Islam juga.
Sistem Islam apabila hanya diterapkan dalam pendidikan saja, tidak akan mampu menyejahterakan seluruh lini kehidupan masyarakat. Dalam bidang hukum, sosial, dan yang lainnya juga wajib menggunakan sistem Islam. Islam memiliki aturan yang sesuai dengan fitrah ciptaan-Nya. Karena Allah swt. Sang Pencipta lebih mengenal kondisi para hamba-Nya.
Jadi, sistem Islam wajib diterapkan dalam suatu negara. Negara mampu mengontrol masyarakat agar taat dan patuh kepada-Nya, yang lebih memuaskan akal untuk memecahkan suatu persoalan dalam hidup masyarakat. Masyarakat juga memiliki kesadaran penuh untuk perhatian terhadap kondisi politik negaranya. Negara tidak membutuhkan buzzer pencitraan karena semua aparat taat syariat juga profesional dalam berkarya dan menjalankan amanah.
Views: 8
Comment here