Opini

Harapan dan Upaya Hadirnya Sistem Sahih dalam Kehidupan

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh : Nadia Fransiska Lutfiani, S.P (Pegiat Literasi Islam, Aktivis Dakwah Muslimah)

wacana-edukasi.com — Semakin hari semakin banyak pernak pernik masalah baru yang disuguhkan, awalnya berharap menghadirkan solusi namun ternyata berakhir menepi dan menyisihkan luka bagi rakyat.

Bukan hanya perihal kebijakan yang tidak masuk akal, jahilnya peran dari para pejabat juga tidak bisa di elakan. Terlebih hukum yang tumpang tindih, pilih kasih dan mudah di negosiasi.

Dari mulai pandemi yang kekurangan alat kesehatan hingga bertahan dengan alat seadanya, bantuan sosial yang kurang merata hingga di korupsi. Dana tidak tepat sasaran yang mengkambinghitamkan kesalahan input data, hingga yang paling mengherankan adalah pengeluaran uang negara yang membuat tepuk jidat.

Ramainya penanganan pandemi yang berkendala, justru menyibak kenyataan bahwa keseriusan patut dipertanyakan. Dana yang seharusnya bisa untuk mengcover menjadi tidak terdistribusikan dengan tepat, ditengah insentif nakes yang terhambat justru honor petugas pemakaman melejit memenuhi kantong-kantong mereka.

Hal yang serupa, ditengah peliknya pandemi muncul wacana pengecatan pesawat, pembangunan kereta cepat, kasus para koruptor yang cacat penanganan, pembahasan ibu kota baru, hingga promosi investasi sumber daya alam menuai kritik dari berbagai kalangan.

Akhirnya sulit dibedakan cara pandang siapa yang salah sebenarnya. Pandemi yang jelas-jelas membutuhkan penyelesaiannya kini hanya sebatas kebijakan penertiban hingga berperiode purnama pandemi kini masih menyisakan kesedihan dan kekhawatiran meski tidak seperti diawal dulu ketika masih naik-naiknya kasus terkonfirmasi dan angka kematian tinggi.

Jalan buntu ini pantas menuai kritik, tidak tanggung-tanggung dari rakyat biasa, pelawak hingga pakar ilmuwan. Apalagi masalah mural yang bersebrangan dengan perang baliho para kontestan parpol, sungguh ironi. Bermain api tapi tidak berani dengan nyala apinya. Gambaran kehidupan ini hanya ada dalam sistem pemerintahan demokrasi yang semakin eksis dengan kapitalisme nya.

Rakyat bukannya tidak mau patuh terhadap aturan yang ada atau kebijakan yang telah terterapkan, tapi kenyataan terlalu pahit untuk ditelan. Ditengah derita rakyat pemintaan dan perkataan pejabat amat menyayat, dari mulai hotel untuk isoman, baju seragam bermerk, hingga rumah sakit khusus. Sudah cukup rakyat terimbas dari permainan tidak sehat ini. Bahkan isu terorisme terus digencarkan hingga mengadu domba umat.

Rakyat merasakan betul bagaimana rusaknya dan ruwetnya aturan yang diterapkannya kini, namun keadaan memaksa mereka bersikap apatis. Kritk dijerat UU ITE, menanggapi kritis dianggap kriminal dan didelik. Benarkah kebebasan yang disuguhkan atau kebebasan hanya bagi konglomerat. Sudah jatuh tertimpa tangga dan reruntuhannya. Sakit luar biasa. Namun empati semakin krisis termakan habis dengan ambisi kekuasaan yang terus mengikis akal sehat.

Demokrasi Kapitalisme Wajib ditinggalkan

Melihat fenomena yang terjadi dalam kehidupan di sistem hari ini, yaitu demokrasi yang lahir dan besarnya ditangan sekulerisme dengan menihilkan peran agama dalam pengaturan kehidupannya, semakin menjadikan manusia berkuasa dari pada penciptanya.

Jika sekulerisme memiliki prinsip pemisahan agama dalam kehidupan , demokrasi justru lebih menjabarkan prinsip tersebut dalam ranah politiknya / pengaturan rakyatnya.

Demokrasi mencabut peran Pencipta sebagai pembuat hukum, kemudian mengalihkan hak tersebut kepada manusia. Misi demokrasi adalah menghapuskan keadaulatan ditangan pencipta menjadi ditangan manusia.
Adapun fasilitas kebebasan yang diberikan dalam demokrasi dari mulai bebas bersuara, mendapatkan keadilan sama, bebas berkeyakinan hingga bebas menentukan hak pribadinya.

Namun tidak selalu fasilitas mewujudkan wadah, justru kebabasan menjadi boomerang. Banyak fakta yang membuktikan hal ini. Hanya untuk mendapatkan hak yang sama di mata hukum saja sudah nyata terlihat berpihak.

Hukum yang dijatuhkan bagi rakyat biasa menjadi sangat tajam , namun ketika hukum bagi terpindana koruptor mendapatkan keistimewaan bahkan diskon hanya karena hujatan rakyat. Apakah ini gambaran keadilan yang sesunguhnya ?

Selain kebebasan, tidak hadirnya aturan pencipta hanya sekedar agama dianggap dalam ritual ibadah saja menjadikan konsep aturan berada ditangan manusia atas nama kedaulatan yang diwakili para wakil rakyat. Substansi demokrasi sejalan dengan sekulerisme liberal telah mencampakkan Allah sebagai pengatur kehidupan.

Hal ini yang menjadi sumbu rusaknya kehidupan. Manusia memiliki kemampuan terbatas bahkan untuk menjamin dirinya sendiri saja tidak mampu apalagi mengatur sesamanya. Kefatalan ini terlihat sangat terencana, menganggap kehidupan diatur melalui tangan-tangan manusia, padahal setiap manusia berbeda dan memiliki kepentingan, sehingga wajar tampuk kepemimpinan atas kuasanya untuk mengatur menjadi ladang meraup keuntungan dan manfaat atas kepentingan siapa yang berkuasa.

Menjadi sumbu kerusakan, kesengsaraan, kedzaliman, kerancuan hidup berada dibawah naungan demokrasi dengan aturan buatan manusia. Demokrasi yang hidup bersama berlandaskan asas kapitalisme hari ini telah melahirkan asas individualisme, bahkan UU dan militer atau kekuasaannya hanya sebagai alat, dibelakang itu tentu hanya harapan keuntungan dan kepentingan.

Demokrasi telah mencetak kehidupan semakin mahal bukan berkualitas namun mahal karna semua harus ternilai materi, padahal materi juga bukan hal yang kekal. Kita lihat bersama bagaimana jalan mendapatkankan kursi jabatan saja kampanye menghabiskan triliyunan bukan dari kantong pribadi tapi para pengusaha yang juga mendukung demi mendapatkan kursi. Akankah politik yang berjalan begini dimaklumi? Apakah kurang jelas kerusakan yang terjadi ?

Maka sebagai muslim adalah berlepas dari ide dan sistem kufur ini, sistem yang mencetak peradaban mundur dengan pengaturan yang kabur.

Berlepas diri dengan tidak membenarkan, mendukung ataupun menyebarkan ide-ide yang tertuang dan aturan yang diberlakukannya, dengan terus membongkar rencana jahat dan kerusakan yang terjadi serta menawarkan solusi pasti dan mutakhir.

Sistem Islam Akan Tegak dengan Ikhtiar Perjuangan

Kehidupan dan tata aturan yang tecipta didalam sebuah negara tidak lepas dari asas yang diemban dan diterapkannya. Kehidupan hari ini tidak lepas dari rancangan dan cita-cita kaum kufar yang terus berusaha menghalangi dan menghancurkan kekuatan disetiap sendi kehidupan kaum muslim. Hingga ambisinya berhasil meruntuhkan kejayaan yang shahih kala itu telah membentang hingga 2/3 dunia seketika lenyap.

Mereka dengan peradaban barat hari ini terus-menerus berupaya memecah belah umat, menggaungkan islamphobia ditengah ummat yang tidak memiliki junnah, mencekoki gaya hidup dan pemahaman mereka kepemikiran umat menyuguhkan hiburan yang menyesatkan, kebebasan yang menipu. Sudah cukup generasi merasakan kesakitan bertubi dari aturan dan standar hidup yang merenggut fitrah nurani manusia.

Sejak mereka berhasil meruntuhkan dan menduduki hingga saat ini di negeri-negeri kaum muslim mengokohkan sistem mereka dan rancangan aturan yang dibuatnya demi mempertahankan kedudukannya yang sudah lapuk dan rapuh, namun selalu tertutupi dengan mengalihkan isu dan agenda-agenda yang tidak penting untuk ditanggapi publik. Permasalahan klise yang mengadu domba umat.

Umat harus kembali menghadirkan dan berupaya untuk menggenggam aqidah Islam menjadi ide dasar landasan berpikir dan bersikap serta menyelesaikan segala permasalahan kehidupannya.

Karena dengan kekuatan pemikiran Islam yang bersanding bersama thariqah atau penerapan aturan yaitu syariat dalam kancah kehidupan cukup untuk menjadi pondasi kuat menghadirkan kembali langkah tegaknya kepemimpan Islam.

Jika pemikiran itu meresap ke dalam hati, merasuk dalam jiwa dan menyatu dalam perbuatan dan kehidupan kaum muslim, akan menjadikan Islam hidup dipraktikan dalam kehidupan.

Karena itu mendirikan Daulah Islam atau kepemimpinan Islam dalam bingkai negara tidak cukup hanya dengan doa’ dan harapan atau membayangkan harapan keindahannya saja. Tidak cukup pula dengan semangat dan cita-cita kuat melanjutkan kehidupan Islam. Itu hanya satu kekuatan diantara perjuangan yang harus selalu ditata dan diluruskan.

Ada satu hal penting yaitu bertahan dan terus berupaya dalam berbagai rintangan yang menghadang dakwah dan menghalangi perjuangan. Metode satu-satunya mendirikan Dauulah Islam ( pemerintahan islam) hanya dengan mengemban dakwah Islam dan melakukan upaya untuk melanjutkan kembali kehidupan Islam. Maka harus hadir usaha menjadikan negeri-negeri Islam satu kesatuan dengan perasaan, pemikiran dan peraturan yang saama.

Karena itu harus hadidr di seluruh neger-negeri Islam dijadikan negeri yang satu dan dakwah harus diemban setiap kaum muslim dengan mengenal Islam kaffah yaitu mengemban mabda Islam.

Upaya itu menjadi pilar-pilar hadirnya kegemilangan kehidupan Islam. Pengaturan Islam yang sesuai aqidah aka terterapkan didalamnya, kehidupan menjadi sesuai fitrah dan mendatangkan berkah.

Aqidah Islam menjadi dasar diberlakukannya hukum dan aturan. Hukum yang diberlakukan bukan atas negosiasi ataupun pilih kasih. Hukum atau sanksi yang diberlakukan idak lain sebagai bentuk pencegah dan penebus kemaksiatan atau dosa, bukan hanya penjara bui dan denda.

Pengaturan pun tidak diselaraskan dengan kepentingan tapi kemaslahatan. Meliputi bidang pendidikan, ekonomi, kesehatan, politik, keamanan bahkan industri dan penerangan (media) semua akan bekerja dan diatur sesuai pandangan syara’ yaitu menjalankan perintah Allah Ta’ala.

Bahkan tidak boleh lengah, umat harus mendapatkan pelayanan penuh serta tercukupi secara cuma-cuma tanpa biaya, semua itu diatur atas kendali dan wewenang pemimpin atau khalifah dan sejajarannya dalam struktur pemerintahan Islam yang bertanggung jawab atas dorongaan iman dan takwa.

Kehidupan dibawah naungan Islam telah terbukti mencetak generasi dan peradaban yang tiada tanding karena kehebatnnya dan kemuliannya.

Inilah keterbutuhan umat akan persatuan dan penjaminan utuh menjalankan serta menyelesaikan visi penciptaan. Tiada pilihan lain, kecuali satu yaitu tertetapkan syariat Islam dalam naungan negara Islam.

Wallahu’alam bishowab.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 10

Comment here