Surat Pembaca

Harapan Semu Bangkitnya Peradaban dengan Nation State

blank
Bagikan di media sosialmu

wacana-edukasi.com– Dalam memperingati Hari Santri Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menyatakan Hari Santri merupakan hadiah dari negara bagi para ulama yang telah berjuang untuk kemerdekaan. Sehingga tugas santri hari ini adalah menjaga Negara Kesatuan Indonesia dari segala ancaman.

Saat peringatan Hari Santri 2022 di Jakarta yang bertajuk Shalawat Kebangsaan, Yaqut mengatakan: “Siapa pun yang mau mengganggu kemerdekaan yang dulu dimerdekakan oleh para kiai dan santri, santri saat ini wajib di garda terdepan untuk melawan segala bentuk ancaman dan gangguan,” (liputan6.com, 23/10/2022).

Sekat nasionalisme yang dihembuskan saat peringatan Hari Santri sejatinya sangat kontras apabila kita mau membuka lembaran sejarah Islam sesungguhnya yang benar-benar tertancap hidup dan mati karena Allah SWT, bukan perjuangan yang sangat parsial, yakni perjuangan nation state. Nation state sendiri merupakan agenda pembagian kekuasaan para imperialisme penjajah yang hadir ke negeri-negeri kaum muslimin.

Kaum muslimin yang awalnya bersatu dalam sebuah naungan Daulah Khilafah, oleh para imperialisme penjajah dimutilasi dengan diberikan kemerdekaan dengan beragam bendera dan berbagai filosofi supaya sejalan dengan rangkaian ide penjajahan. Agenda nation state pun menonjolkan corak-corak budaya yang diunggulkan supaya terjadi perbedaan dengan negara-negara tetangga, juga batas teritorial yang tidak jelas.

Hari Santri yang seharusnya melahirkan generasi dan menyongsong peradaban gemilang yakni kembalinya Kekhilafahan tak jua terlafalkan, karena pemangku jabatan sudah terdesain sebagai agen-agen perpanjangan tangan para penjajah, yang sejatinya mengerdilkan potensi dari santri itu sendiri. Momen yang seharusnya menjadi tonggak sejarah munculnya generasi unggul, bibit yang berkualitas, namun tersekat dengan pemikiran nation state yang sangat parsial sekali.

Padahal jika kita buka sejarah, munculnya nation state di Eropa terjadi pasca perjanjian damai Westphalia tahun 1648, ditambah abad 17 hingga 19 berbagai ide sekularisme, demokrasi, liberalisme terus masif beriringan dengan nation state. Juga diperparah dengan kalahnya Perang Dunia 1 dan runtuhnya Daulah Khilafah 1924. Maka nation state semakin langgeng.

Mari kita telaah kembali, bagaimana mungkin santri akan memberikan kontribusi positif terhadap kebangkitan umat dan peradaban yang mulia jika santri justru dikebiri dalam mengamalkan Islam Kaffah. Paham bobrok sekularisme, kapitalisme, dan nasionalisme yang justru digaungkan.

Santri dan pemikiran Islam adalah aset vital bangkitnya kembali peradaban Islam. Harus ada upaya yang mencerahkan pemikiran parsial ini menjadi pemikiran yang menyeluruh dengan landasan akidah Islam yang akan melahirkan generasi unggul dan peradaban Islam kembali jaya. Sebagaimana kejayaan yang dirindukan setiap umat Islam yang pernah menaungi 1400 tahun menaungi

Wallahu’alam Bishowab

Indriyani

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 5

Comment here