Surat Pembaca

Hardiknas dan Cita-cita Pendidikan

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh : Wenny (Praktisi Pendidikan)

wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA–Saat ini pemerintah Indonesia telah meluncurkan 24 episode Merdeka Belajar yang membawa arah pendidikan semakin dekat dengan yang dicita-citakan Ki Hadjar Dewantara, ujar Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), (TABIRKota, 4/5/23).

Cita-cita tersebut, yaitu pendidikan yang menuntun minat, bakat dan potensi peserta didik untuk mencapai keselamatan serta kebahagiaan yang setinggi-tingginya sebagai manusia dan anggota masyarakat, menurut H. Muhammad Anhar (Kadisdik Kab. Hulu Sungai Tengah/HST) dalam TABIRKota saat peringatan Hardiknas.

Menurut Kadisdik HST peserta didik sekarang ini lebih tenang karena aktivitas belajar dinilai secara holistik oleh gurunya sendiri, kepala sekolah dan kepala daerah. Karena saat ini dengan menggunakan data asesemen nasional di platform Rapor Pendidikan.

/Idealkah Pendidikan di Indonesia?/

Benarkah wajah pendidikan kini sudah mendekati apa yang dicita-citakan tokoh pendidikan Ki Hajar Dewantara?

Beberapa PR(Pekerjaan Rumah) besar dalam dunia pendidikan belum tuntas seperti rumor yang beredar bahwa setiap ganti menteri maka akan berganti kebijakan akan sistem pendidikan. Meski dijanjikan bahwa efeknya sudah dipikirkan pemeritahan di setiap pengambilan kebijakannya.

Belum lagi banyak status guru yang menanti kejelasan nasib mereka seperti guru P3K. Meskipun tema Hardiknas 2023 “Bergerak Bersama Semarakkan Merdeka Belajar”, namun para guru banyak yang belum merdeka apalagi dapat berinovasi dalam menjalankan perannya karena aplikasi dalam merdeka mengajar banyak sekali tugas digitalisasi yang harus dikerjakan dan masih selalu mengalami perubahan dan penambahan.

Alokasi anggaran pendidikan yang sebesar Rp 612 triliun (CNBC, 2/2/23) masih belum dapat menyelesaikan semua permasalahan yang ada. Karena banyaknya kebutuhan tenaga pendidik yang belum teratasi hingga menambah beban mengajar guru.

Learning loss yang terjadi saat pandemi diklaim dapat teratasi dengan kurikulum “Merdeka Belajar”, namun Hasil Asesmen Nasional 2021 menunjukkan kompetensi literasi dan numerasi siswa belum memenuhi standar minimum terutama di jenjang SD dan SMP yang menjadi fokus wajib belajar anak Indonesia (Kompas.id, 2/5/23). Rapor merah masalah numerasi dan literasi pada siswa selama mengikuti pembelajaran jarak jauh (PJJ), membuat PR guru semakin menumpuk. Tentunnya kita dapat menilai seberapa idealnya pendidikan saat ini dari cita-cita luhur dunia pendidikan. Masih jauh panggang dari api.

/Gemilang Dengan Islam/

Kurikulum Islam mempunyai visi dan misi yang jelas, karena negara menjamin fasilitas pendidikan dari gedung hingga perangkat lunak akan menjadi prioritas. Karena sumber daya alam (SDA) dan kelola negara digunakan untuk menjamin kepentingan umat. Misi negara dalam mensejahterakan guru sebagai ujung tombak pendidikan terlihat dari gaji guru yang besar yaitu 15 dinar (1 dinar=4,25 gram emas) atau setara Rp 67.575.000 dengan 1 gram emas Rp 1.060.00. Itu terjadi saat pemerintahan Khalifah Umat bin Khattab. Bahkan menghargai karya tulis pendidik emas seberat buku yang ditulisnya. MasyaAllah.

Dengan penanaman aqidah yang kuat maka terbentuk moral yang berakhlak karena menempatkan adab diatas ilmu. Generasi yang dihasilkan memberikan prestasi gemilang. Penguasaan sain poligon karena satu tokoh ilmuwan menguasai berbagai bidang keilmuan. Islam memberikan kesempatan yang luas bagi siapapun dalam menuntut ilmu.

Sudah saatnya sebagai umat muslim kita berusaha keras mengembalikan masa gemilangnya Islam, tidak inginkah kita mengulangnya lagi dimana Islam menjadi pusat peradaban dunia. Kerinduan akan terwujudnya janji Allah dan bisyarah Rasulullah tak dapat hanya dengan berpangku tangan. Bangkitnya generasi muda sebagai agen of change (agen perubahan) sangat dinantikan.
Wallahua’lam bi shawab.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 8

Comment here