Opini

Harga Cabai Naik, Rakyat Tercekik

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh : Nia Umma Zhafran

wacana-edukasi.com, OPINI-– Sudah menjadi lumrah harga bahan pangan mengalami kenaikan setiap menjelang hari-hari besar dalam keagamaan. Dilansir dari Hasanah.id (08/03/2024), Pak Subur penjual di Pasar Tagog Kabupaten Bandung Barat mengungkapkan bahwa harga cabe rawit domba sudah menyentuh Rp 110 ribu/kg bahkan lebih di Kabupaten Bandung dan Kota Bandung. Menurutnya, harga cabai ini kenaikan yang signifikan, karena harga semula Rp 78 ribu/kg sekarang Rp 110 ribu/kg, yangbberati naik hingga Rp 38 ribu/kg. Hal ini disebabkan karena berbagai faktor dari permintaan menjelang bulan Ramadhan dan kegagalan panen karena faktor cuaca, tegasnya.

Cabai bagian dari bahan pangan yang banyak digunakan oleh masyarakat. Karenanya, kenaikan harga cabai sangat jelas mempengaruhi kondisi perekonomian masyarakat. Selain cabai, harga pangan lainnya pun ikut naik. Seperti beras, gula, telur dan lainnya. Beberapa sumber media menjelaskan faktor yang mempengaruhi kenaikan harga cabai ini, diantaranya:

Pertama, dipengaruhi oleh faktor cuaca. Cuaca sering menjadi alasan klasik dalam persoalan kenaikan harga pangan. Alasan ini, seperti menjadi jurus andalan pemerintah untuk menutupi kegagalannya dalam mengantisipasi kenaikan harga pangan. Andaikan turun hujan, lalu harga cabai tetap naik, apakah nanti akan ada pernyataan yang menjelaskan produksi cabai menurun, karena banyak cabai yang membusuk akibat musim hujan. Yah, seperti sebelumnya, terlihat pemerintah kurang mengantisipasi perubahan cuaca terhadap produksi pangan dalam negeri. Seharusnya negara mampu meriayah rakyat dengan memberikan bantuan, selangkah lebih maju, ada antisipasi yang dapat dilakukan walaupun di musim hujan yang ekstrim sehingga ini semua tidak berdampak pada kenaikan bahan pangan karena dengan begitu rakyatlah yang menjadi korban atas meroketnya harga cabai.

Kedua, berkurangnya produktivitas pertanian karena jumlah petani yang berkurang dan memburuknya kondisi tanah. Jumlah petani berkurang karena lebih memilih menanam tanaman lain untuk mengurangi kerugian saat panen tiba. Di sisi lain, kondisi tanah yang semakin buruk akibat dari penggunaan pupuk kimia yang berlebih selama bertahun-tahun. Belum lagi maraknya pembangunan, yang menurunnya lahan pertanian sehingga banyak para petani yang kehilangan mata pencahariannya.

Ketiga, keterbatasan teknologi dalam pertanian. Mendag menuturkan bahwa di antara penyebab krnaikan harga cabai adalah karena petani belum punya teknologi pengolahan serta pengawetan cabai. Keterbatasan inilah yang menyebabkan negeri ini doyan impor pangan, salah satunya cabai.

Menjadi tanggung jawab suatu negara dalam menstabilkan harga pangan. Tugas utama negara dalam menciptakan kesejahteraan petani dan pertanian berkelanjutan. Dan menjadi keharusan negara untuk mengoptimalkan perannya dalam memajukan pertanian dalam negeri ini. Bukan malah mengimbau masyarakat menanam cabai sendiri, dimana harus mengoptimalkan setiap pekarangan rumahnya sendiri dengan bertanam. Cuaca ekstrem selalu menjadi kambing hitam dalam menurunnya produksi pertanian. Padahal, jika negara benar-benar serius, pasti akan mengupayakan bagaimana agar produktivitas cabai tetap stabil di tengah cuaca ekstrem. Dan negara akan memberdayakan segala daya dan upaya dalam mengembangkan teknologi pertanian demi tercapainya produksi yang diharapkan.

Mahalnya harga cabai salah satu dari masalah pangan yang terus berulang dari tahun ke tahun. Solusi yang diberikan juga belum menyentuh akar permasalahan, yakni penerapan sistem kapitalisme hanya akan memandulkan peran negara dalam menjamin kebutuhan pangan masyarakat. Inilah bukti nyata dari kerusakan sistem kapitalis, negara lalai terhadap kondisi rakyatnya, mereka hanya ingin menikmati sendiri dari hasil keuntungan yang diperoleh dari rakyat, para petani yang bersusah payah dalam menghasilkan panen tetapi yang menikmati keuntungan besar mereka para pengusaha, sedangkan disaat petani mengalami kesusahan dimusim penghujan, mereka berlepas tangan hanya mengatakan karena ini musim hujan jadi harga cabai naik, tanpa memberikan solusi, bantuan, seperti dana atau berupa pupuk dan obat-obatan untuk hama.

Islam sebagai agama sempurna, tak hanya mengurusi persoalan keagamaan atau ibadah ritual saja, tetapi memberikan solusi dalam segala aspek kehidupan. Dalam Islam, peran negara menjadi sangat mendominasi dalam mewujudkan ketahanan pangan. Berikut langkah strategis dalam Islam yang menjadikan sektor pertanian sebagai prioritas dalam pembangunan ekonomi.

Pertama, negara menjamin ketersediaan stok pangan dalam jumlah yang cukup. Peningkatan produksi cabai misalnya, bisa dilakukan dengan memberikan benih dan pupuk secara murah, bahkan gratis untuk para petani. Juga negara memberikan edukasi dan pelatihan kepada para petani agar dapat melakukan produksi tani dengan peralatan yang canggih serta mendorong penyuburan kembali unsur hara tanah agar produksi pertanian lebih baik dan lebih banyak.

Kedua, negara melakukan antisipasi terhadap perubahan cuaca yang fluktuatif. Negara mampu mempersiapkan banyak stok produksi pertanian saat panen raya. Dalam pengolahan cabai, negara dapat melakukan teknologi pengawetan cabai kering seperti yang dilakukan Cina dan India, sehingga tidak perlu adanya impor hanya untuk memenuhi stok cabai dalam negeri.

Ketiga, pembagian kepemilikan tanah sesuai syariat Islam. Saat ini, lahan pertanian kian sempit karena masifnya alih fungsi lahan. Sangat aneh, apabila pertanian tidak menjadi lumbung mata pencaharian padahal dikenal sebagai negara agraris. Ketahanan pangan sangat ditentukan oleh tersedianya lahan pertanian yang mampu memproduksi pangan secara berkala.

Keempat, memastikan distribusi pertanian terjangkau ke seluruh pelosok negeri. Wilayah dengan luas lahan dan produktivitas pertaniannya yang tinggi, mampu mendistribusikan hasil pertanian ke wilayah yang tingkat lahan dan kesuburan produksi pertaniannya rendah.

Kelima, melarang praktik-praktik kecurangan, penimbunan, monopoli pasar dan riba. Negara tidak boleh kalah oleh pemilik kartel. Nabi saw. memperingatkan para pelaku kartel dan monopoli pasar ini dengan ancaman keras. Yakni Allah SWT tempatkan pelaku di neraka pada hari kiamat.

Keenam, pengawasan dan penegakan hukum yang tegas pada pelaku mafia pangan. Dalam Khilafah, struktur khusus yang mengawasi berjalannya pasar secara sehat ialah qadhi hisbah. Yang bertugas mengawasi tata niaga di pasar dan menjaga agar bahan makanan yang beredar adalah makanan yang halal dan thayyib serta menindak setiap pelanggaran yang mengganggu hak masyarakat.

Demikianlah langkah strategis bila penerapan syariat Islam diterapkan secara sempurna (kaffah) dalam bingkai Khilafah Islamiyah. Yang mampu mewujudkan kestabilan harga pangan dalam kondisi apapun.

WaLaahu a’lam bish-showwab

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 6

Comment here