Surat Pembaca

Hari Santri, Momentum Mengembalikan Potensi Santri

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh : Mimi Husni (Aktivis Muslimah)

wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA– Hari Santri 2023 mengusung tema “Jihad Santri Jayakan Negeri”. Perayaan 22 Oktober mengacu pada resolusi Jihad yang dikeluarkan Kyai Haji Hasyim Asy’ari pada 22 Oktober 1945 yang menyerukan jihad menolak dan menentang penjajah. Kisahnya menceritakan betapa besarnya peran para santri di setiap daerah dalam perjuangan mengusir kolonialis dari negeri tercinta Indonesia.

Sejak sebelum kemerdekaan, perlawanan santri terjadi di Sumatera Barat dipimpin Imam Bonjol (1821-1828), Perang Jawa dipimpin Pangeran Diponegoro (1825-1830), Perang Aceh (1873-1903), Perang Kedondong, Cirebon, Jawa Barat (1802-1818). Hingga negara ini memproklamasikan kemerdekaannya, para santri pesantren masih menjadi garda terdepan dalam mengusir penjajah yang ingin merebut kembali tanah airnya. Hingga tanggal 22 Oktober 1945, KH Hasyim Asy’ari menyerukan penyelesaian jihad yang kemudian terwujud dalam pertempuran Surabaya, Semarang hingga Ambarawa. Inilah semangat jihad dan bukti kepahlawanan para santri dalam mengusir penjajah secara fisik. Lalu bagaimana peran serta santri selanjutnya?

Wahai para santri sekalian, sesuai dengan namanya, maka jika kalian sungguh-sungguh mendalami agama Islam, ketahuilah bahwa segala masalah, persoalan hidup yang selalu ada di sekitar kita karena kita mulai perlahan-lahan menjauh dari petunjuk agama Islam. Sangat disayangkan jika masih ada siswa yang belum bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Ia masih berulang kali mempertimbangkan untuk mengatakan kebenaran, setuju untuk dieksploitasi demi kepentingan mereka yang berkuasa, dan mempertahankan kapitalisme demi daya tarik duniawi, seperti kekayaan, status, dan fanatisme organisasi. Wahai para santri, marilah kita mengusung tema “Jihad Santri, Jayakan Negeri” untuk kembali membuktikan eksistensi santri dengan bersungguh-sungguh membawa negara menuju kemenangan dengan tindakan praktis. Santri, gunakan metode berpikir cerdas untuk memahami apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang harus dilakukan.

Santri merupakan harapan umat, mereka tidak hanya harus mempelajari teori atau konsep semata, namun juga memahami dan menerapkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari. Santri, gunakan metode berpikir cerdas untuk memahami apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang perlu dilakukan. Para santri merupakan harapan umat, mereka tidak hanya harus mempelajari teori atau konsep-konsep saja, namun juga memahami dan menerapkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari. Jangan hanya menjadikan apa yang telah dipelajari menjadi tsaqofah atau kekayaan intelektual. Namun, jadikan ilmu agama sebagai pedoman dalam mengarungi kehidupan dan menyelesaikan segala permasalahannya. Santri mempunyai kemampuan membangunkan umat yang sedang terlelap. Mereka yang dibesarkan dengan ideologi Islam yang kuat dan unggul akan menjadi individu yang berprestasi, bersemangat dalam dakwah Islam.

Mari kita segera bangkit dari belenggu pemikiran kolonial yang bersifat moderat dan liberal yang masih membelenggu negeri tercinta ini. Berdiri dan menyadarkan umat untuk melakukan perubahan terhadap Islam kaffah. Karena hanya melalui penerapan syariat Islam yang benar maka kebahagiaan umat bisa tercapai. Firman Allah SWT dalam QS. Ar Rum ayat 41: “Melihat kehancuran di bumi dan di lautan akibat ulah perbuatan manusia, hendaklah Allah menjadikan mereka yakin (akibat) perbuatannya, agar mereka kembali ke jalan yang (benar).”

Marilah para santri, bangkit dan berjuang bersama mewujudkan kehidupan yang Islami. Mari muliakan negeri ini dengan menerapan Islam kaffah dalam bingkai khilafah.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 5

Comment here