Oleh Atik Setyawati
Pagi ceria bersama semerbak bunga
Harum mewangi
Menguap seiring cahaya terik matahari
Menanjak hingga panas
Terasa membakar kulit
Semakin terik
Terik dan mencekik
Batas-batas itu
Telah terlanggar
Makin nanar
Tabrak sana-sini
Tak acuhkan lagi
Ayat-ayat suci
Semakin pongah merajai
Pertontonkan kemuakan
Di setiap sudut negeri
Halal atau haram, tiada berarti
Inikah wajah asli
Ataukah bualan ilusi?
Hati yang tersandera
Berusaha meronta
Makin kuat, semakin tak berdaya
Geliat sedikit saja
Pecut nyata didera
Insan terkasih
Satu per satu kembali
Sementara kezaliman tiada henti
Sampai kapan semua ini?
Sedangkan terik matahari pun perlahan redup
Berganti sore pembuka malam yang terus hidup
Tak pernah merasa cukup
Suratan pasti bicara
Hati-hati yang tersandera
Akan terbebaskan jua segera
Penyelamat itu akan tiba
Bebaskan sandera
Bebaskan menerapkan syariat-Nya
Sudah lama
Menantikan hadirnya
Seteguk kasih penghilang dahaga
Menjadikan kembali mulia
Di dunia
Hingga ke akhirat sana
Metro, 27 Februari 2021
(Mengenang seabad runtuhnya Junnah Umat)
Views: 38
Comment here