Surat Pembaca

Heranlah Jika Enggan Datang Pengajian

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh. Diana Septiani

wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA– Baru-baru ini, Ketua Dewan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Megawati Soekarnoputri kembali menjadi perhatian publik. Pasalnya, dalam acara Kick Off Pancasila dalam Tindakan ‘Gerakan Semesta Berencana Mencegah Stunting’ yang diselenggarakan BKKBN, ia mengaku heran dengan ibu-ibu yang rutin hadir ke pengajian.

“Kenapa toh, seneng banget ngikut pengajian? Maaf beribu maaf, saya sampai mikir gitu ini pengajian ini sampai kapan tho yo? Anakke arep dikapakke (anaknya mau diapain)?” ungkapnya.

Ia menegaskan bukan melarang ibu-ibu untuk menghadiri pengajian, hanya mengkhawatirkan nasib anak yang ditinggalkan ibunya untuk mengaji. Sontak saja pernyataan ini mengundang beragam kecaman.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Ukhuwah dan Dakwah, KH M Cholil Nafis berpandangan jika pernyataan ini tak selayaknya terlontar dari seorang mantan presiden. Jika memang tak suka menghadiri pengajian, jangan sampai mengusili alias mencibir ibu-ibu yang rutin ke pengajian.

Hal senanda juga datang dari Ketua Umum Badan Kontak Majelis Taklim (BMKT) Pusat. Syifa Fauzia selaku Ketua BMKT sangat menyayangkan pernyataan Megawati tersebut. Menurutnya, pengajian merupakan sarana informal untuk menuntut ilmu, yang waktunya fleksibel. Dengan rutin hadir ke pengajian, maka keimanan dan ketakwaan para ibu dapat di recharge.

Kemudian, di tengah sistem sekuler saat ini, tentu para ibu wajib dibekali pemahaman agama yang benar. Tak hanya itu, dengan rutin menghadiri kajian, pemahaman yang didapatkan menjadi utuh, tidak setengah-setengah.

Oleh karena itu, pengajian yang mesti dihadiri para ibu selain terkait bahasan ibadah mahdhah (salat, zakat, puasa, haji dan sebagainya), sangat perlu untuk menghadiri kajian Islam Kaffah. Memahami Islam dari A sampai Z. Dari akar hingga ke daunnya. Secara keseluruhan, tak hanya membahas sebagian lantas meninggalkan bahasan ajaran Islam lainnya.

Selain itu, ibu Megawati tak perlu khawatir dengan para ibu yang rutin hadir ke pengajian. Karena dengan rutin ke pengajian, justru akan mencerdaskan para ibu. Bagaimana melayani suami, mendidik generasi juga menjadi agen perubah bagi masyarakat secara luas.

Yang perlu dikhawatirkan ibu Megawati adalah para ibu yang terpaksa banting tulang mengais rezeki. Dari pagi hingga petang disibukkan dengan pekerjaan, sementara anak-anaknya tak diriayah (diurusi) sepenuh hati. Bahkan rela meninggalkan anak-anaknya ke luar negeri. Khawatirkan lah nasib para anak dan ibu ini.

Ibu-ibu yang rutin hadiri pengajian, paling tidak hanya seminggu sekali. Jadi ibu Megawati tak perlu heran mengapa banyak para ibu yang rutin hadiri kajian. Tapi, justru heran lah jika enggan menghadiri pengajian.

Abdullan bin Mubarak pernah berkata,

عجبت لمن لم يطلب العلم, كيف تدعو نفسه إلى مكرمة

“Aku heran dengan mereka yang tidak menuntut ilmu, bagaimana mungkin jiwanya bisa mengajak kepada kebaikan? ” [Siyar A’lam AN-Nubala 8/398]

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 14

Comment here