Opini

Hilangnya Kasih Sayang Anak untuk Ibu

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh : Linda Kamil

wacana-edukasi.com– Sungguh menyedihkan berita TVONE (31/10/2021), seorang ibu dititipkan anaknya ke panti jompo dengan alasan sibuk dan tidak bisa merawat sang ibu. Terlebih lagi, anaknya tega membuat surat pernyataan untuk menyerahkan pemakaman ibunya ke panti jompo bila nanti ibunya tiada.

Betapa teganya sang anak membuang ibu kandung sendiri ke panti jompo dan tidak mau melihat ibunya bila telah meninggal dunia.

Kenapa begitu teganya sang anak, dimana hati nuraninya? Tidak adakah rasa kasih sayang kepada ibu? Mengapa ini terjadi?Ibu yang telah melahirkan, menyusui, merawat, mengasuh, mendidik dan membesarkan kita. Pantaskah air susu dibalas air tuba?

Perlakuan buruk anak kepada orang tua bisa terjadi karena kurangnya pemahaman agama dalam diri mereka. Islam tidak lagi menjadi landasan dalam mengatur semua permasalahan dalam kehidupan termasuk adab kepada kedua orang tua.

Aturan hidup yang dipakai saat ini adalah buatan kafir penjajah yang bernama sistem kapitalisme sekuler. Dimana sistem ini mengagungkan materi dan kebebasan dalam bertingkah laku.

Oleh sebab itu, minimnya pemahaman Islam menyebabkan seseorang dengan mudah terpengaruh oleh sistem kapitalisme sekuler.

Dimana rasa sayang dan hormat kepada orang tua terutama kepada ibu menjadi luntur, hati nuraninya sudah tergadai oleh kemilauan materi, jika merawat orang tua tak menghasilkan materi maka menelantarkan orang tua menjadi solusi yang dipilih.

Kehidupan kapitalisme sekuler telah memisahkan anak dari ibunya. Ibu yang telah menyusuinya dua tahun lebih dibalas dengan tuba.

Sistem kapitalisme sekuler juga telah menjadikan seorang ibu tidak mampu mendidik anak-anaknya sesuai dengan aturan Islam. Hanya dengan ajaran Islamlah hubungan ibu dengan anak akan harmonis.

Ibu adalah orang yang sangat mulia dalam pandangan Islam. Ibu adalah pendidik pertama dan utama bagi para buah hatinya. Ibulah yang pertama kali mengajarkan anak tentang Tuhannya, pada siapa ia harus tunduk dan patuh.

Contohnya, kisah Nabi Musa kecil yang selamat dari Fir’aun karena ibunya telah mendidik dan membinanya hingga Musa tetap dalam keimanannya sekalipun ia tinggal di lingkungan Fir’aun yang penuh dengan kekufuran.
Ibu yang beriman akan melahirkan anak yang juga beriman. Sejarah kenabian juga menggoreskan ibrah yana luar biasa ketika anak nabi Nuh tumbuh menjadi pembangkang perintah ayahnya yang notabene adalah utusan Allah. Ternyata, sang ibu (isteri Nabi Nuh) adalah seorang pembangkang juga. Jatuhnya buah tak jauh dari pohonnya.

Kita sebagai anak haruslah berbuat baik kepada kedua orang tua, terutama pada ibu.

Sebagaimana Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
“Dan Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Masa mengandung sampai menyapihnya selama tiga puluh bulan, sehingga apabila dia (anak itu) telah dewasa dan umurnya mencapai empat puluh tahun, dia berdoa, “Ya Tuhanku, berilah aku petunjuk agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau limpahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku, dan agar aku dapat berbuat kebajikan yang Engkau ridai; dan berilah aku kebaikan yang akan mengalir sampai kepada anak cucuku. Sungguh, aku bertobat kepada Engkau, dan sungguh, aku termasuk orang muslim.””
(QS. Al-Ahqaf: 15)

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

وَوَصَّيْنَا الْاِ نْسٰنَ بِوَا لِدَيْهِ ۚ حَمَلَتْهُ اُمُّهٗ وَهْنًا عَلٰى وَهْنٍ وَّفِصٰلُهٗ فِيْ عَا مَيْنِ اَنِ اشْكُرْ لِيْ وَلِـوَا لِدَيْكَ ۗ اِلَيَّ الْمَصِيْرُ
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu.”(TQS. Luqman: 14).

Rasulullah Saw juga pernah menjawab pertanyaan dari Bahz bin Hakim. Ia berkata: Aku bertanya, “Wahai Rasulullah kepada siapa aku berbakti ?”. Rasulullah menjawab “Kepada ibumu”. Aku bertanya lagi, “Kemudian kepada siapa?”. Beliau menjawab, “Kepada ibumu”. Aku bertanya lagi, “Kepada kepada siapa?”. Beliau menjawab, “Kepada Ibumu”. Aku bertanya lagi, “Kemudian kepada siapa?”. Beliau menjawab, “Kepada Ayahmu, kemudian kepada karibmu yang paling dekat, lalu yang paling dekat. (HR. Abu Dawud dan Tirmizi).

Berbuat baik kepada ibu lebih diutamakan karena ibu mengandung anak dalam keadaan susah payah menyusui dan mendidiknya.

Allah memerintahkan agar manusia berbuat baik kepada orang tuanya baik masih hidup maupun telah meninggal.
Berbuat baik kepada orang tua ialah menghormati, merawat mereka dan memberi nafkah apabila mereka sudah tidak mempunyai penghasilan lagi. Sedangkan berbuat baik kepada orang tua yang telah meninggal dunia ialah selalu mendoakannya kepada Allah agar diberi pahala dan diampuni dosanya.

Hanya Islamlah yang meninggikan derajat ibu.
Semoga dengan bergantinya sistem yang dipakai saat ini ke sistem Islam tidak ada lagi perkakuan buruk anak kepada ibu. Aamiin.
Wallahu ‘alam bi showab.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 259

Comment here