Oleh Tri Purwasih. P (C.L.F)
Wacana-edukasi.com — Dalam hidup kita harus memiliki visi, entah itu visi dunia atau visi akhirat. Begitu pun dalam mendidik anak, seorang ibu haruslah memiliki visi. Dari visi inilah yang membedakan semangat ibu dalam mengarahkan dan mendidik. Semakin besar visi, maka perjuangan dan pengorbanan akan jauh lebih besar. Apalagi jika visi ibu adalah visi akhirat.
Visi membuat gerak kita lebih terarah. Namun, sekadar memiliki visi tetapi tidak ada usaha untuk meraihnya maka kita hanya bermimpi. Sebaliknya, jika bergerak tanpa ada visi maka itu adalah mimpi buruk karena usaha kita tidaklah terarah.
Mengapa kita harus menjadi ibu yang visioner? Kehidupan dunia sangatlah singkat tetapi menjadi penentu kehidupan kita di akhirat. Seperti sabda Rasulullah SAW, “Yang paling banyak mengingat mati dan yang paling baik mempersiapkan kehidupan setelah mati, itulah orang yang paling cerdas.” (HR. Ibnu Majah, Thabrani dan Haitsamiy).
Sebagai perbandingan, sehari di sisi Allah sama dengan 1000 tahun di dunia. Umur rata-rata kaum muslim yakni 60-70 tahun dan sedikit yang melampauinya. Jika ada yang berusia 40 tahunan maka di sisi Allah dia hanya hidup satu jam. Oleh karenanya sungguh merugi orang-orang yang menyia-nyiakan jatah hidup di dunia dan menjalani kehidupan tanpa memiliki visi akhirat.
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.” (TQS. Al-Asr: 1-3).
Nasihat yang paling dekat adalah kepada anak dan keluarga. Usahakan lisan-lisan yang keluar kepada anak adalah nasihat agar waktu-waktu kita bersama anak menjadi berkualitas. Jika yang keluar dari mulut kita hanya kedongkolan, kemarahan, dan ketidakikhlasan dalam mendidik maka waktu kita bersama anak adalah waktu yang merugi. Sebab tidak ada perkataan yang lebih baik selain nasihat.
“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh dan berkata: Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.” (TQS. Fussilat: 33)
Allah pun menjanjikan pahala yang sama seperti orang yang kita nasihati jika dia melakukan kebaikan.
“Barang siapa yang memberi petunjuk kepada kebaikan, maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengikuti ajakannya, tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun.” (HR. Muslim).
Anak-anak kita adalah orang pertama yang harus kita beri petunjuk. Ketika mereka mengikuti nasihat-nasihat kita maka pahala yang sama akan mengalir kepada meski kita sudah tiada hingga hari kiamat. Sehingga anak adalah salah satu objek dakwah kita, selain umat dan penguasa.
Terjadi kemungkaran terbesar jika ada yang secara sukarela maupun terpaksa melakukan kemungkaran sedangkan penguasa membiarkan. Oleh karenanya dakwah kepada penguasa juga sangat penting. Untuk taat, kita perlu kondisi yang mendukung, dan penguasalah yang mampu menyediakannya.
Untuk mencetak generasi tangguh, generasi khairu ummah dan generasi pemimpin, seorang ibu haruslah menjadi ibu yang visioner. Namun ada halangan dalam diri seorang ibu yakni pikiran dan perasaan negatif. Seperti merasa berpendidikan rendah, tidak percaya diri, bahkan rasa malas. Halangan ini akan menghambat ikhtiar yang dilakukan meski ikhtiar sekecil apa pun. Berbeda halnya jika halangan ini tidak ada, maka ikhtiar apa pun akan dicoba bahkan tantangan seberat apa pun akan dilalui demi mewujudkan visi.
Agar kita mampu menjadi ibu yang visioner kita harus menguatkan fondasi. Fondasi kita adalah akidah Islam sehingga apa pun masalah yang dihadapi maka kita akan mencari solusinya dalam Islam. Sebab Islam sudah lengkap termasuk dalam hal ilmu parenting. Langkah selanjutnya adalah membuat skala prioritas, wajib diutamakan, sunah dianjurkan, dan mubah jangan banyak dilakukan.
Ibu visioner akan membuat rencana untuk mencapai tujuannya dengan ilmu. Perbuatan-perbuatannya akan selalu terikat dengan aturan Islam. Sehingga ibu visioner akan menjadi ibu yang salihah dan menularkan kesalihahannya kepada sang anak. Balasan bagi orang-orang saleh adalah Surga ‘Adn.
“Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah Surga ’Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah rida terhadap mereka dan mereka pun rida kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya.” (TQS. Al Bayyinah: 8).
Wallahu’alam bishshawab
Dirangkum dari materi “Menjadi Ibu Tangguh” Ustazah Yanti Tanjung
Views: 294
Comment here