Wacana-edukasi.com — Impor demi impor masih saja menghantui negeri. Kali ini, pemerintah dibayangi impor daging ayam dari Brasil. Padahal belum lama kebijakan impor daging sapi dan kerbau membuat rakyat mawas diri.
Impor daging ayam ini disinyalir akibat kekalahan Indonesia atas Brasil terkait prosedur dan aturan impor Indonesia pada 2014 lalu. Namun karena dinilai Indonesia tidak mengimplementasikan kekalahan tersebut, akhirnya Brasil menggungat kembali ke World Trade Organization (WTO). Meski Indonesia masih menegosiasi, konsekuensi kekalahan tersebut adalah Brasil akan mengimpor daging ayam ke Indonesia (kompas.com, 16/4/2021).
Sistem kapitalisme membuat dan menjadikan negara-negara pemodal berlomba menjajah. Membentuk organisasi-organisasi dunia, sebagai wadah untuk mencengkeram negara-negara yang ingin dikuasainya. Kebijakan impor ayam ini sejatinya juga merupakan hasil dari aturan perdagangan bebas yang mereka buat. Dengan perdagangan bebas, negara-negara kecil berkembang akan terjebak melakukan impor, sehingga negara-negara pemodal mendapatkan untung darinya.
Dari fakta tersebut, seyogianya pemerintah tegas mengambil sikap untuk menolak impor daging ayam dari Brasil. Sebab, jika hal ini tetap terjadi, masyarakat kian kesulitan. Peternak akan terancam mengalami kerugian. Sebab harga di pasar akan bersaing, peternak pasti pontang-panting.
Namun apalah daya ketika negara dalam sistem kapitalisme. Negara tidak punya kemandirian dalam menentukan langkah, sebab terjerat kerja sama dengan organisasi negeri penjajah yang mengikat. Nasib rakyat dipertaruhkan oleh kebijakan yang disetir. Hal ini sangat berbeda jika negara dengan sistem Islam, yang mempunyai kemandirian dalam menentukan langkah. Sebab Allah melarang kerja sama dengan kafir yang memusuhi Islam.
Anita Ummu Taqillah
Bojonegoro—Jawa Timur
Views: 1
Comment here