Surat Pembaca

Impor Susu, Peternak Sapi Lesu

blank
Bagikan di media sosialmu

Wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA– Impor kembali nyaring terdengar, kali ini yang akan diimpor adalah susu. Sontak saja membuat peternak susu menjadi lesu sehingga memberikan respons dengan membuang susu sebagai aksi protes, padahal negeri ini bisa mencukupi kebutuhan akan susu dari peternak lokal.

Aksi protes ini menggemparkan jagat Maya, seperti aksi protes yang dilakukan para peternak sapi perah di Jawa Timur dan Jawa Tengah dengan melakukan mandi susu hingga membuang susu perah secara cuma-cuma viral di media sosial. Penyebabnya, karena industri dituding lebih memilih menggunakan susu impor. (CNN.12/11/2024).

Kekisruhan ini akan terus terjadi jika pemerintah tidak segera mengambil kebijakan yang tegas, sebetulnya kebijakan impor bukan solusi untuk perekonomian negeri ini agar tetap stabil. Kebijakan impor hanya akan menguntungkan para importir sementara peternak menjadi buntung alias merugi. Inilah tabiat sistem ekonomi kapitalistik yang hanya memberikan keuntungan pada segelintir orang saja, dimana yang bermodal akan menguasai perekonomian.

Dalam ekonomi kapitalis, orang-orang rakus akan nampak jelas dengan menguasai berbagai hajat hidup orang banyak. Dia akan bergerak terus melakukan perluasan demi mendapatkan keuntungan sebanyak mungkin, Tidak lagi melihat halal dan haram, atau akan mematikan usaha peternak, karena orientasinya hari materi keuntungan yang banyak. Ketika pemerintah tidak bertindak tegas, maka kekisruhan akan terus terjadi. Impor bukan jalan satu-satunya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, masih banyak upaya yang bisa dilakukan.

Mekanisme pengaturan perekonomian memang harus dikendalikan oleh negara sebagai pihak yang mengatur sebuah kebijakan, dimana negara akan mengatur untuk menstabilkan ekonomi dalam negeri. Namun Negara ini harus memiliki asas yang benar yaitu untuk memberikan pelayanan terbaik untuk rakyat bukan materi keuntungan. Ini semua hanya ada pada sistem Islam, dimana sistem Islam yang memiliki seperangkat aturan yang rinci dan sempurna telah terbukti mampu menyelesaikan problem yang terjadi.

Negara Islam yakni khilafah akan sangat protektif untuk barang-barang impor, karena akan dilihat kehalalannya. Sebelum kebijakan impor dilakukan, Negara akan berupaya untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki didalam negeri terlebih dahulu dengan berbagai cara untuk memenuhi kebutuhan apalagi diupayakan untuk swasembada. Negara khilafah juga akan berupaya untuk memajuan peternak atau petani lokal dengan berbagai fasilitas yang diberikan, semata bentuk tanggungjawab negara untuk memajukan perekonomian.

Pada masa pemerintahan yang dipimpin oleh Khalifah Umar bin Khattab, perekonomian tumbuh pesat. Dimana Umar melakukan kebijakan yang kreatif dan inovatif dengan mekanisme yang luar biasa, seperti membentuk Baitul Mal, mencetak uang atas nama Islam berupa dirham dengan ukiran ala Ajam, membangun lembaga hisbah sebagai pengontrol pasar, membatasi otoritasnya terhadap Baitul Mal, misalnya dengan menyerahkan keputusan jumlah gajinya kepada para ahli, serta menjalankan kebijakan politik ekonomi dengan ketegasan dan pengawasan yang ketat.

Ekonomi dalam Islam, memandang kebutuhan rakyat dilihat perindividu bukan secara kolektif. Mekanisme yang telah diatur oleh sistem ekonomi Islam sungguh menjadikan rakyat sejahtera dan akan memajukan sebuah negara terutama perekonomiannya. Negara khilafah sudah terbukti maju disepanjang sejarah, karena berasaskan sistem Islam kafah. Inilah yang seharusnya kaum muslimin lakukan hari ini untuk mengembalikan sistem Islam kafah agar tegak kembali dalam institusi khilafah. Hanya dengan sistem Islam kafah dan khilafah problematika akan terselesaikan dengan tuntas sampai ke akarnya tanpa ada yang terdzolimi siapa pun, mari kita perjuangkan.

Imas Sunengsih, S.E.,M.E.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 10

Comment here