wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA– Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan terjadi kenaikan sangat signifikan atas temuan kasus tuberkulosis (TBC) pada anak di Indonesia. Kenaikan itu bahkan melebihi 200 persen. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kemenkes Imran menjelaskan, sejak 2021 sudah ada 42.187, kemudian 2022 100.726, artinya sudah melonjak menjadi 200 persen. Dikutip Cnnindonesia, Sabtu (18/03/2023)
Pada konferensi pers daring “Hari Tuberkulosis Sedunia 2023″ yang mengangkat tema, “Ayo Bersama Akhiri TBC, Indonesia Bisa,” Imran menyampaikan laporan tersebut berdasarkan data Global TB Report (GTR) tahun 2022 dengan perkiraan kasus TBC sebanyak 969.000 dengan incidence rate atau temuan kasus sebanyak 354 per 100.000 penduduk. Dikutip Beritasatu.com, Jum’at (17/03/2023).
Tingginya kasus TBC terjadi akibat buruknya upaya pencegahan, kurang akuratnya penegakkan diagnosa, buruknya sanitasi, rentannya daya tahan, kegagalan pengobatan, rendahnya pengetahuan, hingga lemahnya sistem kesehatan dan pendidikan. Tingginya stunting dan terbatasnya sarana kesehatan memperparah jumlah penduduk yang teridentifikasi penyakit tuberkulosis ini.
Di sisi lain, fakta ini menunjukkan lemah negara dan sistem sekuler kapitalisme dalam menjamin kesejahteraan dan Kesehatan bagi seluruh rakyat. Meski berbagai upaya telah dilakukan, baik dengan menggandeng ormas, bahkan kerja sama dengan luar negeri seperti WHO, namun TBC masih menjadi momok mengerikan.
Hal ini semakin menunjukkan lemah dan jahatnya sistem sekuler kapitalisme yang menjadi asas pengaturan urusan umat, di mana akses fasilitas publik seperti kesehatan yang seharusnya gratis, malah dijadikan sebagai komoditas dan dikapitalisasi. Akhirnya, rakyat harus membayar mahal jika ingin sehat, sedang jika tidak mampu maka rakyat harus berbesar hati dengan menanggung penderitaan sakit bertahun-tahun tanpa diobati.
Berbeda dengan negara Islam, mampu menuntas segala persoalan umat termasuk masalah kesehatan. Negara adalah pengayom rakyat termasuk dalam menyelesaikan kasus TBC. Pemimpin dalam Islam berupaya secara komprehensif dalam menuntas kasus ini sampai ke akar permasalahan. Melalui sistem kesehatan yang andal yang didukung sistem politik dan ekonomi berdasarkan Islam.
Pemimpin dalam Islam adalah penanggung jawab dalam segala hal yang berhubungan dengan kemaslahatan umat, termasuk kesehatan. Sebagaimana sabda Rasulullah, ” Imam yang menjadi pemimpin manusia ialah laksana perisai manusia. Dan hanya dialah yang bertanggung jawab dalam mengurusi urusan rakyatnya.” ( HR. Al-Bukhari).
Wallahu’alam.
Oleh: Eva Ariska Mansur (Anggota Ngaji Diksi Aceh)
Views: 16
Comment here