Wacana-edukasi.com — Dilansir dari Tempo.co sebanyak 59 negara melarang warga negara Indonesia datang ke sana. Hal ini dikarenakan tingginya kasus covid-19 di Indonesia, bahkan para pakar memprediksi pandemi di negeri ini akan berlangsung lama. Grafiknya pun terus meroket belum terlihat puncaknya. Ironisnya peraturan pemerintah tidak tegas dalam atasi pandemi, ditambah masyarakat yang ignorant memperburuk keadaan negeri ini.
Istana menuding Anies Baswedan penyebab WNI ditolak 59 negara yang berencana memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) total pada 14 September mendatang. Hal ini disampaikan oleh Ruhut Sitompul kepada pihak media. Hal ini sontak menuai kritik dari banyak pakar, salah satunya adalah Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun.
Alih – alih melempar salah, harusnya pemerintah koreksi diri mengapa Indonesia menjadi negara yang ditakuti oleh 59 negara. Refly mengatakan bahwa jika menyangkut negara maka yang bertanggung jawab adalah presiden. Jika kita lihat kebijakan pemerintah selama ini jelas terlihat sekali pemerintah berlepas tangan atasi pandemi, lebih memilih selamatkan ekonomi.
Sebut saja penerapan new normal ketika grafik pandemi sedang melonjak. Kritik dari pakar pun tak terelakkan dan terbukti dengan kebijakan tersebut kini 222 ribu orang terinfeksi dan hampir 9.000 orang meninggal dunia.
Jelas paradigma pemerintah dalam atasi wabah adalah hal keliru, dimana mereka lebih memilih atasi resesi ketimbang selamatkan nyawa penduduk negeri. Padahal dalam Islam nyawa manusia adalah hal yang sangat berarti.
Shita Ummu Bisyarah
Views: 0
Comment here