Opini

Indonesia Gelap, Butuh Cahaya Islam

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh: Dite Umma Gaza (Pegiat Dakwah)

Wacana-edukasi.com, OPINI– Persoalan-persoalan yang menimpa umat sudah sangat pelik. Kezaliman dan kemungkaran seolah menjadi sebuah kelaziman. Apa saja yang dinyatakan haram dan buruk oleh syariat Islam  disebut kemungkaran. Rasulullah saw. memerintahkan wajib untuk membuat perubahan jika kemungkaran sudah dihadapi umat.

Sebagaimana diberitakan oleh cnnindonesia.com (20-02-2025),  Kawasan Patung Kuda, Jakarta dipadati ribuan mahasiswa dari berbagai universitas. Demonstrasi lanjutan ini digelar para mahasiswa dengan tajuk ”Indonesia Gelap”. Pada pukul 14.53 WIB puluhan mahasiswa telah datang dan melakukan orasi. Pukul 16.17 WIB menyusul ribuan mahasiswa dari berbagai universitas datang untuk berbaur dengan barisan demonstrasi.

Para mahasiswa tersebut antara lain berasal dari Politeknik Negeri Jakarta, Universitas Nasional, Universitas Bung Karno dan Sekolah Tinggi Teknologi Terpadu Nurul Fikri. Secara bergiliran mereka menyampaikan kritik dan pendapat mereka.

Demonstrasi yang dilakukan pada 20-02-2025 adalah lanjutan dari aksi yang digelar sebelumnya. Tema “Indonesia Gelap” mereka usung sebagai bahan orasi. Mereka mengkritik tentang efisiensi anggaran yang dilakukan pemerintah.

Indonesia Gelap, Ruwetnya Negeri Ini

Tagar Indonesia gelap kini menjadi bahan perbincangan hangat di media sosial. Puluhan ribu cuitan membahas topik ini. Tagar ini kian merebak berbarengan dengan aksi para mahasiswa dari berbagai daerah. Tagar ini adalah refleksi dari kekhawatiran, ketakutan dan keadaan mencekam terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah yang tidak pro kepada rakyat.

Keruwetan yang terjadi di negeri ini seolah tidak ada ujungnya. Pergantian pemimpin yang diharapkan akan membawa perubahan kembali membuahkan kekecewaan. Berbagai kebijakan pemerintah Prabowo-Gibran dalam 100 hari memimpin sudah banyak mengecewakan rakyat. Rezim kepemimpinan yang sudah berganti 8 kali selalu membuahkan kezaliman.

Keruwetan yang terjadi di negeri ini antara lain ada korupsi yang jumlahnya triliunan. Ada juga kebijakan efisiensi anggaran, penanganan kasus pagar laut, program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dipertanyakan kelayakan prioritasnya, dan masih banyak lagi persoalan yang menimpa negeri ini.

Para pejabat dan penguasa mengambil sikap yang tidak bijaksana saat dikritik masyarakat. Rakyat merasa kesal dengan pernyataan-pernyataan penguasa yang sangat tidak berpihak pada rakyat. Hal ini yang menggagas diksi “Indonesia Gelap”. Oleh karena itu, sejatinya negeri ini sangat membutuhkan penguasa yang bijaksana dan paham prioritas untuk kebaikan rakyatnya.

Sekuler Kapitalisme Akar Masalah

Perubahan rezim yang memimpin negeri ini terus berganti, tetapi seolah sama saja,  dan tidak menghasilkan perubahan nyata. Hal ini karena perubahan kepemimpinan, tanpa dibarengi dengan perubahan sistem pemerintahan. Dengan hanya mengganti pemimpinnya saja tanpa merubah sistem pemerintahannya, maka hanya akan terwujud menjadi perubahan yang semu. Perubahan semua yang selalu berulang ini adalah hasil dari sistem sekuler kapitalisme yang dianut negeri ini.

Sistem sekuler kapitalisme demokrasi melahirkan pemimpin yang membuat kebijakan yang berpihak pada para oligarki atau kapitalis. Sistem politik demokrasi meniscayakan kedaulatan ditangan rakyat. Ini berarti manusialah yang membuat aturan atau hukum.

Aturan ini dilahirkan dari pihak yang disinyalir representasi dari rakyat. Hal ini membuka peluang para oligarki membuat aturan yang berpihak pada kepentingan mereka. Kepentingan rakyat sudah sangat jelas akan dikesampingkan.

Kedaulatan Syara

Sangat berbeda dengan sistem politik Islam atau Khilafah Islamiah yang memberikan kedaulatan ditangan syara atau Allah Swt. Pembuatan undang-undang bersumber dari syariat Islam. Pemerintah menerapkan hukum syara dalam semua kebijakannya dan memberikan tanggung jawab dalam argumentasi syar’i.

Selain itu, rakyat diberi kesempatan untuk mengoreksi kinerja pemerintah dengan standar syariat. Mekanisme ini akan menutup kemungkinan aturan yang hanya menguntungkan sekelompok individu saja. Rasulullah membawa risalah yang berupa syariat Islam yang akan membawa rahmat untuk seluruh alam. Hal ini sesuai dengan firman-Nya yang berbunyi,

وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِيْن َ

“Dan tidaklah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (TQS : Al-Anbiya : 107)

Mahasiswa Pelopor Perubahan

Mahasiswa harus menjadi pelopor perubahan di negeri yang semrawut ini. Sudah menjadi sunatullah para pemuda menjadi pelopor perubahan. Hal ini sudah diteladankan para Nabi dan Rasul. Mereka menerima wahyu disaat usia muda belia.

Dakwah Islam berpeluang besar dapat disampaikan pada para mahasiswa dengan lebih mudah. Hal ini telah dikabarkan oleh Rasulullah saw bahwa pengikut dakwah beliau mayoritas dari kalangan pemuda. Para pemuda sejatinya mempunyai ketulusan dan mudah disentuh perasaannya.

Saat dakwah Islam pertama kali diseru, banyak kalangan pemuda yang menyambut baik seruan Allah dan Rasul-Nya. Sedangkan orang-orang tuanya lebih sulit menerima risalah Islam. Mereka tetap berpegang pada agamanya, tidak ada yang masuk Islam kecuali hanya segelintir orang saja.

Para Mahasiswa khususnya dan pemuda pada umumnya mempunyai keistimewaan berupa kekuatan di antara dua kelemahan. Kelemahan itu adalah kelemahan anak-anak dan kelemahan masa tua. Kekuatan generasi muda jika disalurkan untuk kemuliaan Islam dan kaum muslim akan terwujud tegaknya Islam di muka bumi.

Dengan keistimewaan-keistimewaan diatas sangat diharapkan para mahasiswa dapat menjadi pelopor perubahan. Dapat memimpin negeri ini dengan dakwah Islam, dan menerangi gelapnya negeri ini dari cahaya Islam. Cahaya Islam berupa penerapan semua syariat Islam tanpa terkecuali.

Kegelapan yang melingkupi Indonesia saat ini akibat penerapan ideologi kapitalisme demokrasi yang sudah menjauhkan masyarakat dari syariat Islam. Oleh karena itu, para pemuda atau mahasiswa, dan seluruh rakyat  hendaknya menerangi dengan melakukan dakwah Islam kafah. Penerapan Islam kafah dalam institusi khilafah akan menjadi solusi hakiki bagi Indonesia, bahkan dunia seluruhnya.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 14

Comment here