Opini

Ironi Stunting di Negeri yang Kaya

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh : Nurlela

wacana-edukasi.com– Permasalahan stunting pada anak masih menjadi permasalahan besar bagi negeri ini tak terkecuali kota Bogor. Stunting adalah satu kondisi kekurangan gizi kronis yang terjadi pada masa kritis tumbuh kembang anak.

Di kota Bogor sendiri permasalahan stunting hingga saat ini masih terus terjadi. Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor, Syarifah Sofiah mengatakan dari 84.729 balita di wilayah kota Bogor sebanyak 5.392 balita yang mengalami stunting, atau jika dibandingkan dari 16 anak terdapat 1 orang anak yang mengalami stunting. Selain itu terdapat 20 Kelurahan di kota Bogor yang memiliki angka stunting di atas 10 persen. (Megapolitan.com, 27/10/2021)

Pemkot Bogor sendiri masih terus berupaya untuk mengatasi permasalahan stunting. Salah satu upaya yang dilakukan Pemkot Bogor untuk mengatasi masalah ini adalah dengan memberikan bantuan telur kepada 85 orang anak yang berpotensi stunting di wilayah Bogor Timur yang terpusat di Kelurahan Sindangsari. Dalam pelaksanaannya Walikota Bogor Bima Arya yang didampingi camat Bogor Timur Rena Da Frina dan Lurah Sindangsari Asep Faisal Rahmat menyalurkan bantuan langsung ke beberapa titik di wilayah Bogor. (Pakuanraya.com, 22/10/2021)

Indonesia adalah negeri yang sangat kaya. Negeri yang mendapat julukan ‘zamrud khatulistiwa’ ini memiliki kekayaan yang terbentang dari Sabang hingga Merauke. Dengan kekayaan yang berlimpah seharusnya rakyat di negeri ini hidup sejahtera. Namun sayang negeri yang kaya ini justru sedang di landa permasalahan stunting. Deputi Bidang Pelatihan Penelitian dan Pengembangan Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional, Rizal Damanik mengatakan prevalensi stunting di Indonesia berada pada urutan ke-108 dari 132 negara dan berada di urutan ke-2 di Asia Tenggara setelah negara Kamboja. (m.rri.co.id, 22/04/2021)

Permasalahan stunting menjadi permasalahan mendesak yang harus segera diatasi negeri ini. Selain karena stunting berkaitan dengan masalah kesehatan anak, stunting berpotensi mengganggu pertumbuhan Sumber Daya Manusia (SDM) yang menjadi sumber daya paling berharga bagi suatu bangsa.

Direktur lembaga riset Institute For Demographic And Poverty Studies (IDEAS), Yusuf Wibisono menyatakan bahwa stunting pada balita disebabkan karena adanya kombinasi dua persoalan utama, yakni jatuhnya daya beli masyarakat dan terganggunya layanan kesehatan esensial. Karenanya solusi pemerintah dengan memberikan bantuan telur untuk mengatasi permasalahan stunting bagai ‘jauh panggang dari api’ tidak akan menyelesaikan permasalahan secara komprehensif.

Masalah stunting yang mendera negeri ini tak terlepas dari diterapkannya sistem kapitalisme. Sistem ini menganut empat kebebasan, yakni kebebasan berakidah, kebebasan individu, kebebasan bertingkah laku, dan kebebasan kepemilikan. Kebebasan kepemilikan yang dijunjung tinggi sistem ini telah menyebabkan kekayaan alam yang berlimpah di negeri ini yang seharusnya dikelola dan hasilnya dikembalikan kepada rakyat, justru pengelolaannya diserahkan kepada asing dan swasta. Sistem ini juga telah menciptakan ekonomi yang sulit, harga barang-barang kebutuhan pokok setiap saat mengalami kenaikan yang berdampak pada turunnya daya beli masyarakat. Hal ini mengakibatkan asupan gizi terutama masyarakat miskin makin memburuk. Konsumsi pangan yang tidak bergizi akhirnya memicu malnutrisi.

Selain itu beban ekonomi yang semakin sulit mendorong para ibu yang seharusnya berperan sebagai ummun warobatul bait (ibu sekaligus pengatur rumah tangga) terjun ke dunia kerja dengan alasan untuk menambah penghasilan keluarga guna memenuhi kebutuhan hidup. Akibatkan hak anak terabaikan dan pasokan gizi anakpun luput dari perhatian.

Berbeda dalam sistem pemerintahan Islam. Sebagai sebuah mabda yang memiliki seperangkat aturan yang sempurna yang berasal dari Sang Maha Pencipta memandang bahwa permasalahan stunting merupakan permasalahan yang sistematis dan negara wajib untuk segera mengatasinya. Hal ini berdasarkan hadits Rasulullah SAW :

“Kamu semua adalah penanggung jawab atas gembalanya. Maka pemimpin ada pengembala dan dialah yang harus selalu bertanggung jawab terhadap gembalanya.
(HR. Al Bukhari, Muslim, Abu Dawud dan at-tirmidzi dari Ibnu Umar)

Permasalahan stanting muncul karena tidak terwujudnya kesejahteraan di tengah-tengah masyarakat. Kesejahteraan akan terwujud apabila semua kebutuhan rakyat termasuk anak anak terpenuhi. Karenanya negara akan menciptakan sistem ekonomi yang kondusif. Negara akan memenuhi semua kebutuhan pokok masyarakat termasuk anak-anak mulai dari sandang, pangan, papan, pendidikan, kesehatan dan keamanan.

Negara akan memberikan kemudahan kepada rakyat untuk memenuhi kebutuhan pokoknya dengan memberikan lapangan pekerjaan yang layak kepada setiap kepala rumah tangga (laki-laki), sehingga para ibu akan terjaga konsentrasinya dalam menjaga dan mengurus anak-anak. Jika kepala keluarga tersebut tidak sanggup untuk bekerja maka ahli waris berkewajiban untuk memenuhi kebutuhan pokoknya. Namun apabila tidak ada ahli waris maka negara wajib untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakat melalui kas Baitulmal.

Negarapun akan menyediakan layanan kesehatan yang memadai, menyediakan semua fasilitas kesehatan seperti pengadaan Rumah Sakit dengan segala infrastrukturnya, dan tenaga kesehatan yang profesional yang mudah diakses oleh masyarakat secara gratis.

Selain itu negara akan mengelola kekayaan alam untuk kesejahteraan masyarakat sehingga negara memiliki sumber pemasukan yang besar untuk membiayai semua kebutuhan masyarakat termasuk anak-anak.

Inilah mekanisme di dalam Islam dalam melindungi rakyat dari permasalahan stunting. Namun ini semua akan terwujud apabila Islam diterapkan secara Kaffah dalam bingkai Khilafah. Penerapan Islam yang sempurna akan menjamin terpenuhinya semua kebutuhan pokok masyarakat sehingga tercipta kesejahteraan di tengah-tengah masyarakat.

Saatnya negeri ini mencampkan sistem kapitalisme yang telah menciptakan kemiskinan di tengah tengah masyarakat dan beralih kepada sistem Islam yang insyAllah akan tegak dalam waktu yang tidak lama lagi. Wallahualam

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 24

Comment here