Surat Pembaca

Islam, Melindungi Hak dan Kewajiban Anak

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh: Rahmayanti Wahid, S.Pd.I. (Praktisi Pendidikan)

Wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA-– Anak adalah titipan dan amanah dari Tuhan. Anak seharusnya bisa tumbuh dan berkembang menjadi sosok yang bisa membanggakan orang tua serta bangsanya. Tetapi sungguh disayangkan, bila ternyata anak tidak bisa mendapatkan hak mereka untuk tumbuh dan berkembang dalam lingkungan yang aman.

Bulan lalu kita dikejutkan dengan berita siswa SD kelas 4 yang tewas dibakar oleh temannya di Padang Pariaman. Sekarang mencuat kembali kasus pencabulan anak SD di Bau-bau oleh 26 orang, tersangka ternyata adalah anak yang dibawah umur dan masih berstatus pelajar. Kejadian tersebut berlangsung sejak April dan baru dilaporkan di bulan Mei, (Cnindonesia.com, 23/6).

Bukan hanya itu, baru-baru ini ditemukan mayat seorang pemuda yang mengambang di bawah jembatan aliran batang kuranji Padang. Menurut berita yang di lansir dari kabar24.bisnis.com (23/6), menyatakan korban meninggal akibat penganiayaan yang dilakukan oleh aparat.

Perilaku kekerasan anak bukan hanya terjadi di lingkungan umum. Berdasarkan data simfoni PPA, kasus kekerasan anak juga terjadi di rumah sebanyak 2.132 kasus, fasilitas umum 424 kasus dan sekolah 463 kasus. Para pelakunya terbanyak dari kalangan teman atau pacar yakni 809 kasus, 702 dilakukan oleh orang tua, 285 kerabat atau saudara, hingga kalangan guru 182 pelaku,(Metrotv.news.com, 22/4).

Sungguh miris nasib anak-anak kita hari ini, di tengah keinginan meraih cita-cita, justru dihadapkan oleh potret buram kekerasan dan pelecehan yang bisa saja mengancam mereka. Tidak ada tempat aman bagi anak di sistem sekuler kapitalis saat ini. Parahnya, pelaku terkadang berasal dari keluarga terdekat, teman dan bahkan dari kalangan aparat penegak hukum, yang notabene adalah tempat masyarakat mengadukan persoalan untuk diselesaikan secara hukum.

Islam Melindungi Hak Anak

Perilaku buruk yang menimpa anak saat ini adalah akibat penerapan sistem sekuler kapitalis. Dilansir dari jurnal pendidikan anak Asia Tenggara, Buya hamka, berpendapat bahwa tujuan pendidikan adalah untuk mencapai kebahagian di dunia dan kebahagiaan di akhirat.

Hal ini sebagaimana Allah Swt. telah mencontohkan dalam Al-Qur’an, tepatnya pada QS. Luqman (31) : 12-19. Menurut tafsir ibnu katsir, terdiri dari pendidikan aqidah, syariah dan akhlak. Yang mana, orang tua terlibat secara penuh dalam pembentukan karakter tersebut.

Rasulullah Saw. bersabda, “Muliakanlah anak-anak kalian dan ajarilah mereka tata krama.” (HR. Ibnu Majah).

Peran orang tua sangat penting dalam membentuk karakter anak, sehingga menjadi anak yang berkarakter mulia. Selain itu, dalam hadis lain Rasulullah juga Saw. bersabda,

“Tiada pemberian orang tua terhadap anaknya yang lebih baik dari adab yang baik.” (HR. At Tirmidzi).

Hadits di atas menunjukkan bahwa orang tua memiliki peran penting dalam mendidik anak-anaknya. Tetapi kenyataannya, anak justru menjadi korban kekerasan di lingkungan masyarakat, sekolah, bahkan keluarga. Pelakunya bisa orang dewasa termasuk orang tua, guru, teman sebaya, bahkan aparat.

Dari sini kita bisa menilai betapa sistem pendidikan saat ini telah gagal melahirkan individu yang berakhlak mulia.
Negara yang seharusnya menjadi pelindung, justru membuka celah terjadinya kekerasan terhadap anak, dengan sistem sanksi yang tak mampu mencegahnya.

Padahal sejatinya negara harus menjalankan perannya sebagai pelindung dan pengurus urusan rakyat. Imam Bukhari dan Muslim telah meriwayatkan hadits dari jalur Abu Hurairah radhiya-Llahu ‘anhu, bahwa Nabi shalla-Llahu ‘alaihi wa Sallama, bersabda,

“Sesungguhnya seorang imam itu [laksana] perisai. Dia akan dijadikan perisai, dimana orang akan berperang di belakangnya, dan digunakan sebagai tameng. Jika dia memerintahkan takwa kepada Allah ‘Azza wa Jalla, dan adil, maka dengannya, dia akan mendapatkan pahala. Tetapi, jika dia memerintahkan yang lain, maka dia juga akan mendapatkan dosa atau azab karenanya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Tugas negara bukan hanya memenuhi kebutuhan individu rakyatnya, tetapi juga menjaga dan menjamin keimanan dan ketaqwaan, serta keamanan setiap individu rakyat dengan diterapkannya syariat Islam secara menyeluruh. Waalahu’alam.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 10

Comment here