wacana-edukasi.com– Akhir-akhir ini banyak kasus bunuh diri pada pelajar. Berita terbaru, seorang siswi dikabarkan meninggal dunia diduga karena bunuh diri akibat tidak lolos ujian masuk Perguruan Tinggi Negri (PTN). Perempuan tersebut sebelumnya bernazar akan memberikan santunan anak yatim jika diterima, namun ketika tidak diterima ia bernazar akan melakukan bunuh diri. Keputusan bunuh diri ini di duga juga didorong oleh perlakuan pacarnya yang memiliki sifat kasar dan manipulatif (12/07/2022).
Bahkan pada saat awal pandemi, dengan diterapkannya sekolah daring banyak pelajar yang akhirnya depresi karena tugas daring dari sekolahnya. Ada siswi SMA di kabupaten Gowa yang meninggal karena minum racun. Korban diduga bunuh diri karena depresi dengan banyaknya tugas daring dari sekolah. Korban kerap bercerita pada teman-temannya perihal sulitnya akses internet di kampung kediamannya, menyebabkan tugas daringnya menumpuk. Mirisnya siswa tersebut merekam aksi bunuh dirinya dalam sebuah vidio rekaman ponsel berdurasi 32detik itu dengan meminum racun rumput (19/10/2020)
Banyaknya kasus bunuh diri pelajar adalah bukti nyata, pendidikan sekuler gagal membangun kepribadian kuat pada pelajar. Di saat bersamaan sistem sekuler membangun masyarakat yang penuh tekanan hidup, sulit mendapatkan kebutuhan (termasuk sulit sekolah) dan sebagainya. Berkebalikan dengan sistem islam, yang menjadikan tujuan pembangunan kepribadian islam sebagai inti sistem pendidikan, menjamin akses pendidikan pada semua warga negara dan menghasilkan masyarakat yang kokoh juga sejahtera.
Islam memiliki sistem pendidikan yang unik, khas. Dibangun di atas pondasi yang kokoh dan memiliki konsep yang jelas, sistematis dan sempurna. Hal ini berbeda jauh dengan sistem pendidikan demokrasi saat ini. Contohnya, kurikulum pendidikan islam berbasis akidah islam. Oleh karena itu, seluruh ilmu yang dijadikan bahan ajar dan metode pengajarannya ditetapkan berdasarkan asas tersebut, tidak boleh ada penyimpangan sedikitpun.
Strategi pendidikan Islam untuk membentuk pola pikir (aqliyyah) dan pola kecenderungan jiwa (nafsiyyah) Islam. Tujuan pendidikannya untuk membentuk kepribadian islam, membekali masyarakat dengan ilmu pengetahuan dan sains yang berkaitan dengan masalah kehidupan. Tsaqofah Islam wajib diajarkan pada semua level pendidikan.
Dalam sistem Islam program wajib belajar berlaku untuk semua level sekolah dasar dan menengah. Negara wajib menjamin pendidikan seluruh rakyat dengan gratis dan pelajar berkesempatan melanjutkan pendidikan ke level lebih tinggi secara cuma-cuma dengan fasilitas terbaik. Islam pun mewajibkan penguasa untuk mengurusi pendidikan umat, karena merupakan kebutuhan asasi, sama halnya dengan kesehatan.
Coba bandingkan dengan sistem sekuler saat ini? di tengah himpitan ekonomi kapitalisme, biaya pendidikan malah melambung tinggi. Kurikulum pun tak mengacu pada standar islam, sehingga ada pemahaman yang bertentangan dengan islam malah diajarkan di sekolah umum sebagai ilmu terapan (untuk diamalkan) dari tingkat dasar sampai Perguruan Tinggi. Kenyataannya kurikulum merupakan garis besar materi pelajaran yang akan diberikan kepada pelajar (input). Apabila kurikulum tak berbasis akidah islam, maka cenderung menghasilkan (output) generasi yang lemah pemahaman terhadap islam.
Yani,
Bogor
Views: 28
Comment here