Surat Pembaca

Islam, Solusi Hakiki Mengatasi Banjir

blank
Bagikan di media sosialmu

Wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA– Dalam rangka mengatasi banjir, Pemerintah Kabupaten Bandung membangun kolam retensi. Namun, kehadiran kolam tersebut dinilai tidak efektif (Ayobandung.com, 10/12/2024). Pembangunan kolam retensi oleh Presiden Joko Widodo melalui Kementerian PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat) menghabiskan biaya yang cukup fantastis, yaitu sebesar Rp141 miliar. Pembangunan ini dilakukan karena Kabupaten Bandung sering mengalami banjir di setiap musim hujan. Hal ini disebabkan oleh padatnya bangunan di wilayah tersebut.

Di Kabupaten Bandung, banjir sering terjadi di wilayah dekat Sungai Citarum seperti Dayeuhkolot dan Baleendah. Kolam Retensi Andir adalah salah satu infrastruktur yang dibangun oleh Presiden Jokowi dengan luas tangkapan air 149 hektare (ha) dan dilengkapi 3 unit pompa berkapasitas masing-masing 500 liter/detik. Pembangunan dimulai pada bulan Desember 2020 dan diresmikan pada 5 Maret 2023 oleh Presiden Jokowi. Namun, keberadaan kolam retensi ini dianggap sia-sia dan manfaatnya dipertanyakan.

Banjir menjadi polemik berkepanjangan yang belum memiliki solusi berarti. Pemerintah seharusnya mengkaji lebih dalam apa sebenarnya penyebab banjir sering terjadi di Kabupaten Bandung. Benarkah banjir hanya terjadi karena faktor cuaca, atau ada faktor lain yang lebih signifikan? Yang jelas, terdapat faktor lain yang memicu terjadinya banjir. Di antaranya adalah meluapnya Sungai Citarum di musim hujan serta padatnya wilayah Kabupaten Bandung dengan bangunan. Selain itu, pembangunan infrastruktur yang berlebihan turut menjadi penyebab. Banyak lahan hijau yang berubah menjadi bangunan pabrik, pertokoan, dan tempat wisata. Akibatnya, tanah resapan air berkurang. Hal ini disebabkan oleh kerakusan manusia yang tidak mempedulikan dampak perbuatannya. Walhasil, kerusakan lingkungan tidak bisa dihindarkan, sehingga mengakibatkan terjadinya berbagai bencana termasuk banjir yang melanda saat musim hujan tiba. Jadi, bencana alam seperti banjir yang terjadi bukan semata-mata ketetapan Allah Swt., terjadi banjir tidak lepas dari faktor sistemik.

Sistem kapitalisme sekuler melahirkan manusia-manusia yang serakah, tidak takut dengan azab Allah Swt. Negara tidak berperan sebagai pelindung rakyat, tapi justru memberi jalan bagi para investor asing untuk mengeksploitasi sumber daya alam seperti hutan yang notabenenya sebagai paru-paru dunia. Lahan hijau berkurang, sehingga wajar jika kemudian menyebabkan terjadinya berbagai bencana alam seperti gempa dan banjir.

Terkait dengan solusi yang ditawarkan pemerintah yaitu kolam retensi, nyatanya belum mampu menyelesaikan masalah banjir. Padahal, dana yang digelontorkan untuk membangun kolam tidaklah sedikit, namun belum bisa memberikan maslahat bagi masyarakat. Peran pemerintah belum maksimal dalam pemetaan wilayah yang rawan tergenang air.

Itulah bukti bahwa dalam sistem Kapitalisme, solusi yang ditawarkan hanyalah solusi yang pragmatis. Solusi yang tidak menyentuh akar permasalahan sehingga wajar jika masalah banjir tidak bisa tersolusikan dengan baik. Karena pada dasarnya, sistem buatan manusia yakni Kapitalisme selamanya tidak akan mampu memberi solusi yang hakiki bagi manusia itu sendiri. Karena tidak mungkin manusia yang lemah dan terbatas bisa membuat aturan untuk mengatur kehidupan manusia. Padahal, manusia hanyalah makhluk yang diciptakan.

Berbeda halnya jika dibandingkan dengan Islam. Islam adalah aturan kehidupan yang datang dari Allah Swt. Seorang pemimpin dalam Islam selalu berpijak pada aturan Allah Swt. sebagai satu-satunya tolok ukur dan pijakan dalam menyelesaikan semua persoalan. Untuk mengatasi banjir, Khalifah akan membuat bendungan-bendungan dengan berbagai tipe untuk menampung curahan air hujan dan aliran sungai, keperluan irigasi. Memperhatikan karakteristik tanah jika akan melakukan pembangunan infrastruktur atau membuka pemukiman baru. Memperhatikan daerah serapan air juga harus menyertakan variabel-variabel drainase dalam rangka mencegah terjadinya banjir.

Dalam segi penanganan korban, Khalifah akan cepat tanggap, melibatkan warga yang tidak terdampak untuk bersama-sama membantu menyediakan logistik seperti obat-obatan, tenda, pakaian, makanan, dan minuman. Hukum Islam yang tegas dan memberi efek jera akan meminimalisir terjadinya berbagai tindak kesewenang-wenangan, seperti penggundulan hutan, menebang pohon sembarangan, dan lain-lain.

Itulah beberapa solusi Islam dalam menangani bencana banjir dengan didasarkan pada syariat Islam. Pemimpin/Khalifah sadar semua perbuatannya akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah Swt. sehingga tidak semena-mena dalam membuat aturan. Memimpin adalah sebuah amanah dari Allah Swt. untuk mengurus urusan rakyat.

Dengan kembali pada aturan yang shahih yaitu penerapan Islam yang menyeluruh adalah solusi tuntas dalam menyelesaikan berbagai masalah kehidupan manusia termasuk dalam mengatasi banjir. Ada aturan yang harus diperhatikan agar seluruh manusia dan alam semesta tetap dalam keadaan sejahtera, aman, dan penuh keberkahan.

Dartem
Bandung, Jawa Barat

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 1

Comment here