Oleh : Eti Ummu Nadia
wacana-edukasi.com, OPINI– Akhir-akhir ini marak aktivitas berbahaya yang dilakukan oleh generasi pemuda. Misalnya saja, ada pemuda yang tewas tertabrak akibat menghentikan mobil truk yang sedang melintas di jalan Sholeh Iskandar di Kota Bogor. Diketahui pemuda tersebut melakukan hal itu hanya demi sebuah konten. Dilansir dari. Republik.co.id. (12-01-2023). Kasus pemuda yang sengaja menghadang truk yang sedang melaju demi konten ini, bukan untuk pertama kalinya. Namun kasus serupa sudah sering terjadi sebelumnya.
Tidak hanya itu, pemuda saat ini pun kerap melakukan aksi tawuran antar pemuda yang terjadi di Kota Palembang Minggu dini hari tanggal 15 Januari 2023 yang memakan korban. Dugaan aksi tawuran tersebut bermula dari saling ejek dan ancam di media sosial (medsos) Instagram masing-masing. Dari kejadian itu, satu korban harus meregang nyawa akibat luka bacokan yang di alami korban. Dilansir dari. Harianmuba.com. (16-01-2023).
Begitu juga di Tangerang, polisi mengamankan 72 remaja yang di dapati akan melakukan aksi tawuran, seusai kelompok remaja meneguk minuman keras, pada Minggu 15 Januari 2023 dini hari. Tangerang.News.com. (21-01-2023).
Itulah beberapa fakta generasi pemuda saat ini. Bahkan UNICEF mencatat kasus kerusakan moral remaja di tahun 2016 lalu, setidaknya mencapai 50%. Yang di dominasi oleh pemuda dan pelajar. Seperti kekerasan oleh geng motor, tawuran antar remaja, saling membuli, bahkan narkoba.
Miris melihat pemuda yang saat ini minim misi, yang hanya memikirkan eksistensi harga diri dan kebahagiaan duniawi. Mereka rela mempertaruhkan nyawanya demi sesuatu yang tidak ada manfaatnya. Generasi yang seharusnya mempunyai visi misi menjadi generasi emas, faktanya para pemuda justru menyia-nyiakan hidupnya hanya untuk hal negatif. Padahal mereka merupakan aset negara yang berharga, yang kelak akan meneruskan perjuangan kepemimpinan yang baik sesuai ajaran Islam. Sayangnya, pemuda saat ini terjerumus masuk ke dalam lingkar lingkup kerusakan.
Itulah fakta bobroknya generasi dalam ruang lingkup sistem sekularisme liberal, yang sedang menonjolkan eksistensinya. Sistem sekularisme yang berasal dari paham barat menjauhkan dan memisahkan agama dari kehidupan. Begitu pun dengan liberalisme dengan ide kebebasannya, yang menjadikan kehidupan pemuda bebas mengatur hidupnya sendiri, tanpa harus di ikat dengan aturan Islam. Sehingga menjadikan generasi pemuda jauh dari akidah Islam. Sistem sekularisme liberal hanya melahirkan generasi yang rusak moralnya, dengan pola sikap dan pola pikir sesuai dengan akal mereka. Sehingga visi misi hidup pun tidak lain hanya untuk hiburan, popularitas, dan kesenangan materialisme.
Abainya penguasa saat ini menjadi faktor penyebab rusaknya generasi pemuda. Dikarenakan tidak adanya visi dan misi penguasa menyelamatkan generasi dari virus kerusakan. Oleh karenanya kerusakan ini terus bermutasi dan terus berkembang. Selain itu, penguasa pun belum mengambil langkah tegas bagi para pelaku kerusakan seperti pembulian, geng motor, narkoba, miras, sek bebas, dan kerusakan lainnya. Kebijakan yang diterapkan penguasa, faktanya hari ini belum bisa memberikan efek jera bagi pelaku. Sebab, kasus kerusakan moral dari tahun ke tahun terus meningkat. Seharusnya negara menjadi benteng utama menjaga generasinya. Tapi, dalam sistem kufur saat ini, negara justru memberikan panggung kebebasan kepada generasi, dengan jargonnya Hak Asasi Manusia (HAM). Sehingga mereka bebas hidup sesuai keinginannya tak peduli arah angin bertiup ke mana.
Berbeda dengan sistem Islam. Generasi akan betul-betul diberikan penjagaan, perlindungan dari hal-hal yang menjerumuskan pemuda dari perilaku kerusakan. Karena sistem Islam memiliki visi misi yang mulia, yaitu mencetak generasi pemuda yang cemerlang dan bertakwa, yang memiliki kepribadian Islam, dari pola sikap dan pikirnya. Islam pun sebagai ideologi yang memiliki aturan yang paripurna mampu memecahkan problematika kehidupan manusia. Tidak ada masalah yang tidak ada solusinya dalam Islam. Begitu juga masalah kerusakan generasi. Islam akan menjaga generasi dari pemahaman rusak menyesatkan. Islam akan melarang dan memberantas seperti kasus narkoba, miras, sek bebas, tawuran dan konten-konten yang tidak mendidik. Jikalau ada yang melanggar, maka pemimpin dalam Islam (Khalifah) akan memberikan sanksi tegas sesuai kadar perbuatannya. Begitu juga sanksi bagi pelaku pembunuhan yang direncana, Islam akan memberikan sanksi hukuman mati (qishas). Kecuali keluarga korban memaafkan, maka pelaku harus memberikan diyat kepada keluarga korban sebagai penebusan hukumannya.
Dengan adanya aturan Islam sebagai metode, tidak lain bertujuan memberikan efek jera bagi pelaku. Pun demikian Islam memiliki sanksi khas yaitu zawajir dan jawabir. Zawajir (pencegahan) dengan tujuan agar kasus serupa tidak terulang dikemudian hari. Jawabir (penebus dosa) sehingga ketika sanksi tersebut diterapkan, maka di akhirat tidak akan dipertanggungjawabkan lagi.
Dalam sistem kufur menerapkan aturan hanya berdasarkan Undang-undang dari pemikiran manusia. Sehingga mereka bebas membuat hukum dan merubahnya sesuai keinginannya. Berbeda dengan sistem Islam, hukum akan tetap, tidak berubah-ubah. Sebagaimana Al-Qur’an menjadi pedoman hidup bagi manusia. Di sana ada hukum dan aturan yang tidak bisa di rubah. Alhasil Jika aturan Islam diterapkan dalam kehidupan, akan mendatangkan kemaslahatan.
Satu-satunya solusi untuk menjaga dan melindungi generasi, yaitu hanya dengan Islam. Sistem Islam akan mengatur mulai dari lingkup keluarga dengan memberikan pendidikan akidah Islam pada anak sedini mungkin oleh orang tua, agar menjadi bekal di masa depan. Begitu pun negara Islam akan bertanggungjawab berperan mulai dari memberikan kurikulum pendidikan berbasis akidah Islam dari dini hingga dewasa. Sehingga dari mekanisme itu generasi muda akan mempunyai visi misi yaitu menggapai ridho Allah SWT. Sebagaimana firman Allah SWT: Dalam surah al-Kahfi ayat 13:
“Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambahkan kepada mereka petunjuk.” Di dalam sahih Bukhari, Rasulullah SAW bersabda, “Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan diminta pertanggungjawabannya.” Dengan demikian Islam menyuruh setiap orang tua menyiapkan anaknya agar menjadi generasi unggul dan bertakwa. Yaitu dengan menanamkan Islam kafah dalam kehidupan mulai dari individu, bermasyarakat juga bernegara. Alhasil dari serangkaian mekanisme itu, akan tercipta kemaslahatan bagi generasi pemuda.
Wallahu’alam Bish Shawab
Views: 219
Comment here