Oleh Umi Nurbani
Wacana-edukasi.com– Dunia, kini sedang diambang krisis, perang Rusia-Ukraina yang berkepanjangan memperburuk keadaan ekonomi dunia dan menyebabkan potensi terjadinya resesi makin besar, konflik sebenarnya tidak hanya terjadi di Rusia-Ukraina tapi terjadi di berbagai belahan dunia manapun, salah satu yang menjadi penyebab terjadinya konflik adalah adanya sentimen antar kelompok beragama.
Sebab kondisi inilah yang membuat para pemimpin agama dunia mengadakan pertemuan pada Jumat 4 September 2022 di Jogjakarta untuk mengadakan diskusi dengan tema Komunike R20: Upaya Pastikan Agama Berfungsi Sebagai Sumber Solusi Global.
Alih-alih menjadikan agama sebagai sumber konflik, mereka mengupayakan agar agama muncul sebagai solusi global demi kehidupan yang harmonis pada semua warga negara di seluruh dunia, hanya saja seruan menjadikan agama sebagai solusi bertentangan dengan realita yang ada, nyatanya umat Islam yang menyerukan tegaknya kembali hukum syariat Islam dalam tatanan bermasyarakat dan bernegara kerap dituduh sebagai teroris dan dianggap radikal.
Penguasa negeri ini pun seringkali mengaitkan problem yang menimpa negeri ini dengan keberadaan kelompok teroris dan radikal.Tak hanya itu pemerintah juga selalu mengingatkan masyarakat untuk waspada dan berhati-hati terhadap kelompok-kelompok seperti itu.
Di sela-sela acara parade budaya Nusantara, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme atau BNPT di Jakarta pada Rabu 6 September 2022, Komjen Boy Rafli Amar mengatakan, virus
terorisme dan radikalisme bisa masuk ke mana saja tanpa memandang status dan profesi, bahkan Boy Rafli menegaskan terorisme dan radikalisme tidak mengenal status sosial.
Kepala Badan Penanggulangan Teroris itu juga juga mengungkapkan, bahwa saat ini BNPT melakukan empat hal untuk mencegah dan meminimalisasi virus intoleran terorisme dan radikalisme yakni; transformasi wawasan kebangsaan yang berpatokan pada undang-undang Dasar 1945 Pancasila Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI, revitalisasi nilai-nilai Pancasila dalam seluruh aspek kehidupan, moderasi ajaran-ajaran agama dan penguatan budaya Nusantara, lalu apa yang mereka maksud agama sebagai sumber solusi Global?
Tokoh agama Kyai Haji Yahya Kholil Staquf menjelaskan, gagasan konferensi tokoh agama internasional yang berkeinginan menjadikan agama sebagai solusi berbagai permasalahan dunia diimplementasikan dengan menanamkan nilai-nilai luhur dan agama dalam dinamika politik dan ekonomi internasional.
Dari pernyataan tersebut nampak bahwa agama hanya dipahami sebagai aturan nilai-nilai dan ibadah semata dan bukan sebagai ideologi, meski agama dilibatkan tetapi tetap di bawah bingkai ideologi kapitalisme Barat.
Di sisi lain suruhan tersebut menunjukkan serangan terhadap Islam sebagai ideologi, padahal dunia tidak akan keluar dari krisis jika posisi ideologi Islam tidak diterapkan. Sebab, Islam adalah satu-satunya ideologi shohih di dunia ini yang mampu menyelesaikan problem dunia ideologi Islam dibangun berlandaskan akal yang mewajibkan kepada setiap muslim untuk mengimani adanya Allah kenabian Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam.
Kemukjizatan Alquran al-karim dengan menggunakan akalnya juga mewajibkan mereka beriman kepada yang ghaib yang argumennya berasal dari sesuatu yang dapat dibuktikan keberadaannya dengan akal seperti Alquran dan Hadits Mutawatir.
Dengan demikian ideologi Islam dibangun berlandaskan akal Adapun dari segi fitrah manusia maka ideologi Islam sesuai dengan fitrah manusia. Sebab, ideologi Islam mempercayai adanya agama dan adanya kewajiban merealisir agama dalam kehidupan ini, serta menjalankan kehidupan sesuai dengan perintah dan larangan Allah syariat Islam berupa perintah dan larangan dari Allah subhanahu wa ta’ala dilaksanakan oleh setiap individu Mukmin dengan dorongan ketakwaan kepada Allah yang tumbuh dalam jiwanya.
Sementara teknis pelaksanaannya dijalankan oleh negara dengan Adil yang dapat oleh masyarakat negara inilah yang dikenal dengan istilah Khilafah.
Khilafah mendapat jaminan dari Allah
akan mampu merealisasikan tujuan bernegara yaitu terwujudnya umat yang sejahtera, hal ini didukung oleh beberapa aspek.
Pertama, keunggulan konstitusi yang bersumber dari syariat Islam yang berasal dari Allah Al Khaliq Al mudabir yang maha mengetahui dan maha adil syariat Islam ini bersifat komprehensif karena mencakup semua pilar bernegara baik politik ekonomi sosial budaya serta pertahanan dan keamanan, syariat Islam juga bersifat luas dan manusiawi karena mencakup semua permasalahan baru pada manusia serta dapat diterapkan secara praktis oleh umat manusia.
Kedua, kemampuan pemimpin dalam sistem Islam, pemimpin dalam sistem Islam harus paham urusan publik dan bagaimana mengaturnya karena tanggung jawabnya yang besar terhadap umat, maka Islam menetapkan pemimpin haruslah seorang yang mempunyai pribadi kuat bertaqwa berpengetahuan dan terampil menjalankan tugas negara dengan ketakwaannya tersebut.
Seorang pemimpin dalam Islam dapat tercegah dari tindakan menyeleweng dan curang atau zalim kepada rakyatnya.
Ketiga, struktur pemerintahan Islam sangat efisien dan sederhana kewenangan dan tupoksi antar lembaga jelas, tidak ada birokrasi yang panjang sehingga cepat dalam memecahkan masalah
Keempat, adanya kesatuan komando oleh khalifah sebagai pelaksana kebijakan semua urusan dalam negeri, layanan publik, hubungan luar negeri, industri dan militer berada dalam kontrol khalifah, walaupun dalam pelaksanaannya dibantu oleh muawim pembantu khalifah dan Sekretariat Negara.
Dengan demikian hanya tegaknya ideologi Islam di bawah naungan negara Khilafah yang dapat menyelesaikan problem yang menimpa dunia saat ini.
Views: 22
Comment here