Oleh: Naminamia
Dunia terus bergerak. Kamu tidak boleh hilang fokus. Tata kembali apa yang menjadi tujuan hidupmu. Jangan sampai penyesalan menjadi teman sejati. Lelah bukan penderitaan. Justru diam adalah kematian.
Tersentak saat jeda tiba disini. Menyadari aliran darah yang melemah, segera saja kubangkit. Jeda yang menyeruak menghentikanku untuk memikirkan tentang semesta raya.
Hingga kapan kamu menunggu kenyamanan tiba. Waktu takkan pernah kembali berputar. Jangan jadi manusia yang merugi. Hanya memikirkan sesuatu yang akan hilang ketika tiada nanti.
Kembang kempis dadamu adalah warna kehidupan. Apabila berlari sangat berat, berjalanlah atau merangkak dulu. Hal terpenting adalah jangan diam. Bergeraklah.
Goresan tinta sangat dinanti. Terlalu banyak yang tersimpan. Segeralah ambil kesempatan. Tidak malukah mengambil kenikmatan dalam kelalaian.
Mati suri disaat hari tanpa goresan tinta. Goresan kebenaran takkan terbaca ketika disimpan saja. Mau hidup di dunia berapa lama? Sehingga selalu memikirkan hidup enak. Lupa memikirkan mati enak.
Luangkan waktu untuk menulis, jangan menulis di waktu luang. Semoga kesempatan ini masih berpihak. Jeda tidak membuatku hilang nyawa. Alirkan denyut nadi lewat aksara.
Tak ingin terhimpit sesak ketika kereta dakwah terlewat. Tak usah tunggu hebat untuk melesat. Diam berarti tersesat. Jarimu pengantar kebenaran bagi umat. Tunggu saja senyum hangat di akhirat.
Hidup sesuai prasangka seorang hamba. Ketika berharap doa kita terwujud. Allah akan sangat malu tidak mengabulkan doa-doa hambanya. Kita harus yakin itu. Namun semua prasangka itu sebanding dengan ketaatan kita terhadap syariat.
Khawatir apabila terjadi ketidakseimbangan antara nikmat dan ketaatan pada keseluruhan aturan Allah swt. Maka hanya istidraj yang kita dapat.
Ya Allah jadikanlah hamba seorang yang penuh syukur. Berharap penuh pada ridho-Mu. Menjauh dari maksiat dan segala larangan-Mu. “Jangan sajikan pada Allah hal yang dibenci-Nya, sedang kau minta pada-Nya hal yang kau suka”. ( Ibnu Qayyim )
Views: 6
Comment here