Surat Pembaca

Jalan Rusak Aktivitas Terhambat

blank
Bagikan di media sosialmu

wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA– Jalan merupakan infrastruktur yang sangat penting bagi aktivitas masyarakat. Apabila jalan rusak aktivitas pun pasti terhambat. Seperti kerusakan jalan protokol di Kampung Cisereuh Desa Narawita Kecamatan Cicalengka Kabupaten Bandung yang hingga saat ini belum juga di perbaiki.

Kerusakan jalan ini menimbulkan protes warga setempat, dengan membuat spanduk bernada sindiran terhadap pemerintah yang terpasang di sepanjang jalan raya narawita. Aksi warga menyebar dan viral di sosial media. Namun sayang saat ini spanduk tersebut hanya menyisakan kayu-kayu penyangga saja sementara kondisi jalan masih tetap dalam keadaan rusak parah. Kerusakan jalan terjadi di arah menuju kantor desa hingga jembatan hingga jalan protokol yang kerap digunakan warga saat beraktivitas.

Kondisi jalan rusak parah, berlubang bahkan sudah tak terlihat lapisan aspalnya, akibatnya kendaraan roda dua atau roda empat kesulitan melewati jalan tersebut. Holidin selaku Kepala Desa Narawita, membenarkan jalan rusak dengan kondisi yang parah. Adapun warga sekitar berharap agar jalan segera di perbaiki, sebab sudah cukup lama jalan tersebut dibiarkan rusak, sekitar sejak 4 tahun lalu, adapun panjang jalan yang rusak sekitar 2 kilometer. Tentu hal ini menjadi pertanyaan besar bagi warga, sebab, pemerintah pusat senantiasa menggelontorkan anggaran untuk jjalan hampir setiap tahun.
Namun sayang, jalan rusak itu tak kunjung jua untuk diperbaiki.

Kalaupun ada perbaikan, tak memakan waktu lama, kondisi jalan kembali rusak jika terjadi hujan, jalan menjadi licin dan jika kemarau jalanan berdebu. Keluhan masyarakat memang mendapatkan tanggapan dan penanganan, namun sayangnya pemerintah seakan setengah hari dalam menyelesaikan perkara jalan tersebut. Aturannya dibuat rumit dan terkadang permasalahan jalan rusak ini mengakibatkan saling lempar tanggung jawab antara pemerintah pusat dan daerah.

Sementara, jalan merupakan sarana vital bagi masyarakat umum yang keberadaannya menjadi tanggung jawab negara yang senantiasa harus dikontrol. ironisnya hal ini tidak terjadi dalam sistem kapitalisme sekulerisme, negara terkesan lambat dan abai bahkan seakan tak peduli dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat. Terkadang penanganannya mesti ada korban terlebih dahulu dan beritanya viral di sosial media. Inilah watak dari sistem
sistem ekonomi kapitalisme, yang berlandaskan kepada asa manfaat demi meraih untung yang sebanyak-banyaknya. Keberadaan berbagai infrastruktur seakan menjadi lahan empuk untuk dikomersialkan. Pemerintah dalam sistem kapitalisme tak ubahnya sebatas regulator bagi para investor. Tak heran jika dalam pembangunan infrastruktur nya termasuk jalan dibangun tanpa kualitas, sehingga proyek tersebut akan dikerjakan secara berulang-ulang.

Berbeda halnya dengan sistem Islam, menurut pandangan dan penanganan dalam sistem Islam, jalan merupakan kebutuhan dasar masyarakat yang wajib disediakan oleh pemimpin. Adapun pelaksanaannya, pemimpin dalam sistem islam bertanggung jawab penuh demi kemaslahatan umat. Birokrasi dalam sistem Islam tidak berbelit-belit, karena Islam adalah agama yang Allah hadirkan bukan hanya ibadah ritual saja, tetapi Islam memberikan solusi atas segala problematika manusia.

Sistem Islam lahir dari hukum syara, bukan lahir dari pemikiran manusia, sosok pemimpin dalam Islam tidak akan memikirkan diri sendiri dan keuntungan pribadi atau kelompok saja. Pemimpin bertanggung jawab sepenuhnya akan kepengurusan jalan, agar tidak terjadi kecelakaan dan aktivitas masyarakat berjalan dengan lancar. Kenyamanan dalam berkendara pun didapatkan. Maka jika ada kerusakan harus segera diperbaiki. Dalam Islam pemimpin atau Khalifah adalah ra’in yang bertanggung jawab atas urusan rakyatnya. Sepenggal kisah di masa Khalifah Umar bin Al-Khaththab ra., dimana beliau pernah bersedih dan gelisah mendengar seekor keledai tergelincir dan jatuh ke lubang akibat jalan yang dilewatinya, rusak dan berlubang.

Betapa takutnya seorang pemimpin akan pertanggungjawabannya di akhirat kelak. Jangankan keamanan nyawa manusia, nyawa hewan pun tak luput dari perhatiannya. Jabatan kekuasaan dalam sistem Islam bukan hanya bervisi pada dunia, bukan demi keuntungan diri dan golongannya. Seorang pemimpin dalam Islam adalah orang-orang yang bervisi akhirat.

Wallahu’alam bishawaab.

Heni Ruslaeni

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 14

Comment here