Tabligul Islam

Jangan Biarkan Waktu Menebasmu

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh : Arumi Nasha Razeta (Pejuang Pena)

Wacana-edukasi.com— Kali ini saya mencoba mengangkat tema tentang “Waktu”. Waktu selalu bersama kita dari sejak pertama kita membuka mata (lahir) hingga akhirnya menutup mata (wafat). Hanya saja, tidak banyak dari kita yang benar-benar menghargai waktu. Tidak menggunakannya dengan sebaik-baiknya.
Secara bahasa, definisi waktu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI tahun 1997) adalah seluruh rangkaian saat ketika proses, perbuatan, atau keadaan berada atau berlangsung. Dalam hal ini skala waktu merupakan interval antara dua buah keadaan/kejadian, atau bisa merupakan lama berlangsungnya suatu kejadian.

Sedangkan dalam al-Qur’an, banyak ayat dimana Allah Subhanahu Wa Ta’ala bersumpah dengan waktu.
Seperti firman-Nya dalam QS. Al-Ashr : 1-2, yang artinya :
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian.”
Juga dalam QS. Al-Lail : 1-2, yang artinya :
“Demi malam apabila menutupi (cahaya siang), dan siang apabila terang benderang.”
Begitu pula dengan QS. Adh-Dhuha : 1-2, yang artinya :
“Demi waktu matahari sepenggalahan naik, dan demi malam apabila telah sunyi (gelap).”
Ayat-ayat tersebut menunjukkan betapa pentingnya waktu dalam kehidupan manusia. Karena sesungguhnya Allah tidak akan bersumpah terhadap sesuatu di dalam Al-Qur’an kecuali untuk menunjukkan kelebihan yang dimilikinya.

Waktu memiliki kedudukan yang penting dalam Islam. Hingga Imam Syafi’i pernah mengatatakan “Waktu ibarat pedang, jika engkau tidak menebasnya maka ialah yang menebasmu. Dan jiwamu jika tidak kau sibukkan di dalam kebenaran maka ia akan menyibukkanmu dalam kebatilan.”
Penting untuk disadari bahwa waktu terus berputar dan berlalu tanpa pernah bisa kembali. Jika kita mengaku sebagai umat yang beriman, seharusnya bisa mempergunakan waktu dengan sebaik-baiknya. Mengisinya dengan nilai-nilai yang telah ditetapkan oleh Allah Subhanahu wa a’ala. Mengingat bahwa kematian adalah sesuatu yang pasti akan terjadi pada diri setiap insan. Sehingga kita harus mempersiapkan sebaik-baiknya untuk menyambut datangnya kematian.

Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman dalam QS. Ibrahim : ayat 33-34, yang artinya:
“Dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan yang terus menerus beredar (dalam orbitnya); dan telah menundukkan bagimu malam dan siang. Dan dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dari segala apa yang kamu mohonkan kepada Nya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu sangat lalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).”

Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa Allah telah memberikan berbagai nikmat kepada kita. Salah satunya yaitu telah diberikannya waktu kepada kita (telah ditundukkannya malam dan siang). Hendaknya kita mensyukurinya dengan ketaatan. Jika kita pandai mensyukuri nikmat tersebut, maka nikmat itu akan menjadi berkah bagi kita. Bahkan Allah akan menambahkan dengan nikmat-nikmat yang lain.

Namun, apabila kita menyia-nyiakannya untuk hal-hal yang dimurkai Allah, maka akan dicabutlah nikmat tersebut. Niscaya Allah akan membalasnya dengan siksa api neraka. Sebagaimana Firman Allah dalam QS. Fathir : ayat 37, yang artinya:
“Dan mereka berteriak di dalam neraka itu: ‘Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami niscaya kami akan mengerjakan amal yang shaleh berlainan dengan yang telah kami kerjakan’. Dan apakah kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berpikir bagi orang yang mau berpikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan? Maka rasakanlah (azab Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang lalim seorang penolong pun.

Begitu pentingnya waktu hingga kelak Allah akan meminta pertanggungjawaban dari setiap manusia. Untuk apa saja waktu yang telah Allah berikan kepada kita.
Ada sebuah hadist Riwayat Tirmidzi:

لَنْ تَزُولَ قَدَمَا عَبْدِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ، عَنْ أَرْبَعِ: عَنْ عُمْرِهِ فِيْمَا أَفْنَاهُ، وَعَنْ شَبَابِهِ فِيْمَا أَبْلَاهُ ، وَعَنْ عِلْمِهِ مَاذَا عَمِلَ بِهِ، وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ أَخَذَهُ وَفِيْمَا أَنْفَقَهُ ”
Tidak tergelincir dua kaki seorang hamba pada hari kiamat sehingga Allah menanyakan empat hal :
1. Umurnya, untuk apa selama hidupnya dihabiskan
2. Waktu mudanya digunakan untuk apa saja
3. Hartanya, dari mana dia mendapatkan dan untuk apa saja dihabiskan
4. Ilmunya, apakah diamalkan atau tidak

Ibnu Qayyim berkata dalam bukunya Al-Jawab Al-Kaasi :
“Sebenarnya waktu manusia adalah umurnya. Waktu adalah materi kehidupan yang abadi. Waktu berjalan seperti jalannya awan. Barang siapa yang waktunya berjalan untuk Allah dan bersama Allah, maka itulah sebenarnya kehidupan dan umurnya, selain itu tidak masuk dalam kehidupannya. Jika dia menghabiskan waktunya dalam kelupaan, kesenangan dan angan-angan yang bathil, tidur dan menganggur, maka kematian lebih baik baginya.”

Beliau juga berkata dalam bukunya Al-Fawid :
“Menyia-nyiakan waktu lebih bahaya dari pada kematian, karena menyia-nyiakan waktu berarti memutusmu dari Allah dan kampung akhirat, sedangkan kematian memutuskanmu dari dunia dan penghuninya.”

Demikianlah pembahasan singkat tentang waktu. Mungkin selama ini banyak dari kita yang telah menyia-nyiakan tanpa menyadarinya. Misalnya dengan update/kepoin status-status medsos dengan hal-hal yang tidak berguna. Bermalas-malasan ataupun tidur-tiduran seharian. Sesungguhnya, banyak kegiatan bermanfaat yang bisa mendatangkan berkah dari Sang Maha Pencipta.
Marilah kita mulai bergerak mengisi waktu kita kedepannya. Menggunakannya dengan serangkaian kegiatan yang sesuai dengan nilai-nilai yang Allah ajarkan. Sungguh merugi jika kita menyia-nyiakan waktu yang hanya secuil ini.

Wallahu ‘alam bish showab.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 81

Comment here