Surat Pembaca

Jangan Salah Kelola

blank
Bagikan di media sosialmu

Wacana-edukasi.com– menggelar promosi ekonomi, khususnya potensi Pulau Bintan, di Shanghai, Cina, Selasa (28/12). Promosi dilakukan di China Economic Summit oleh Asia Brand Group, China Association for Asian Economic Development (CAEDA), dan Taihe Group Limited, yang diikuti lebih dari 200 pengusaha China. (m.republika.co.id)

Promosi ditujukan untuk menggali peluang kerja sama investasi dan perdagangan di Indonesia, khususnya di Pulau Bintan. Mereka bersama mempromosikan peluang ekonomi Indonesia di sektor-sektor yang juga menjadi kepentingan China.

Dalam forum tersebut telah disepakati tiga MoU kerja sama senilai 1,76 miliar dolar AS. Kerja sama itu diteken Taihe Group dengan mitra China untuk sektor keuangan, energi baru dan logistik sebagai komitmen para pebisnis Indonesia dan China, untuk bersama-sama membangun Pulau Bintan.

MoU untuk offshore financial center project mempertemukan Taihe Group itu dan Asia Brand Group Holdings Co., Ltd. dengan nilai perja sama 680 juta dolar AS. Kemudian, bidang new energy project, antara Taihe Group dan Easypass Technology Co., Ltd, dengan nilai kontrak 500 juta dolar AS. Berikutnya adalah bidang logistics port project, yang mempertemukan Taihe Group dengan Shanghai Maolin International Trade Co., Ltd dengan nilai kerja sama 580 juta dolar AS.

Pulau Bintan menjadi salah satu dari gerbang wisata di Indonesia. Selain wisata belanja, Pulau Bintan juga memiliki potensi besar di bidang bahari, budaya, sejarah, edukasi dan religi. (kemenparekraf.go.id)

Bukan hal yang aneh, ketika kita melihat potensi setiap jengkal wilayah negeri ini. Zamrud Khatulistiwa adalah predikat yang pas untuk menggambarkan betapa besar potensi alam raya yang Allah anugerahkan untuk negeri ini. Maka sebenarnya, ketika pun tidak dipromosikan, pesona Indonesia akan terpancar kemanapun, terlebih teropongnya pengusaha atau para kapital.

Namun, perlu disadari oleh masyarakat negeri ini, terlebih penguasa, bahwa sebesar apapun potensi yang diberikan pada setiap jengkal tanah ini, ketika kita tidak memahaminya dan abai atau salah dalam pengelolaannya, maka hal ini hanya akan menjadi kutukan sumber daya alam semata.

Kesalahan tersebut berangkat dari rujukan apa yang digunakan dalam konsep pengelolaannya. Selama ini, negeri ini dan mayoritas negeri-negeri di dunia menggunakan mindset kapitalisme dalam pengelolaan kekayaan negerinya. Kapitalisme memandang bahwa individu bisa melakukan eksploitasi sumber daya alam selama dia memiliki dana yang cukup. Bahkan, negara bisa melelang proyek tersebut ke pihak swasta maupun asing.

Maka dari itu, investasi menjadi skema ekonomi utama. Malahan, negara akan dengan senang hati menyodorkannya ke para investor tersebut dengan promosi dan lain-lain, sebagaimana yang terjadi pada pulau Bintan. Namun, apakah pengelolaan seperti ini akan turut dalam memperbaiki kesenjangan pembangunan negeri ini sehingga berkontribusi terhadap tingkat kesejahteraan rakyatnya?

Sementara, realita menjelaskan kepada kita bahwa yang diuntungkan hanyalah segelintir orang saja, yaitu para kapital dan oligarki. Rakyat hanya dibebankan dengan utang dan dampak negatif berupa kerusakan lingkungan.

Islam memiliki pandangan sistem yang unik, berasal dari zat Yang Maha Benar dalam pengelolaan kepemilikan. Islam mengakui kepemilikan individu, namun Islam sangat tegas berkenaan dengan tidak boleh-nya individu menguasai kepemilikan umum dan kepemilikan negara. Sehingga pengelolaan kepemilikan umum tidak akan diserahkan kepada individu, baik swasta ataupun asing. Negara akan mengelola sesuai Syari’ah untuk kemaslahatan rakyat. Secara normatif, empiris dan historis konsep ini nyata dan telah terbukti, bahkan lebih dari 13 abad di kurang lebih 2/3 dunia ini.

Neng Erlita, S.Tp.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 5

Comment here