Oleh Umi Rizkyi
(Pegiat Literasi, Perindu Janah)
wacana-edukasi.com, Dalam kehidupan sehari-hari tak jarang kita temui berbagai macam sifat dan karakter seseorang. Ada yang jujur, rendah hati, lemah lembut, ramah, santun, dan sebagainya. Namun juga tak jarang, kita menemui orang-orang yang memiliki sifat dusta, takabur, bohong, keras hati, sombong, miskin hati, dan lain sebagainya.
Begitu juga dalam menghadapi getirnya kehidupan di era sekulerisme—kapitalisme. Semua orang bebas dan berhak berekspresi, bersikap, beramal sesuka hatinya. Tak menutup kemungkinan bahwa semua yang mereka lakukan jika mendapat materi/ keuntungan maka akan dilakukannya. Sebaliknya jika tidak mendapatkan keuntungan/ materi, maka mereka pun tinggalkan.
Padahal telah jelas dalam Al-Qur’an, seperti yang Allah perintahkan kepada kita sekalian. Bahwa kita diperintahkan untuk senantiasa menjauhi perbuatan sombong dan berbuat semena-mena.
Allah _Subhanahu wa Ta’ala_ berfirman:
ۨالَّذِيْنَ يُجَادِلُوْنَ فِيْٓ اٰيٰتِ اللّٰهِ بِغَيْرِ سُلْطٰنٍ اَتٰىهُمْۗ كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللّٰهِ وَعِنْدَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا ۗ كَذٰلِكَ يَطْبَعُ اللّٰهُ عَلٰى كُلِّ قَلْبِ مُتَكَبِّرٍ جَبَّارٍ
“(Yaitu) orang-orang yang memperdebatkan ayat-ayat Allah tanpa alasan yang sampai kepada mereka. Sangat besar kemurkaan (bagi mereka) di sisi Allah dan orang-orang yang beriman. Demikianlah Allah mengunci hati setiap orang yang sombong dan berlaku sewenang-wenang.”
(QS. Gafir[40]: 35).
Ayat di atas telah mengingatkan kepada kita bahwa tidaklah selayaknya memdebatkan ayat-ayat Allah SWT tanpa alasan. Apalagi hanya sekadar mengalahkan orang lain dan mencari kenggulan diri sendiri dari pada orang lain.
Hal ini akan menjadi salah satu pintu mengundang murka Allah SWT. Sebab Allah tidak menyukai hal yang demikian. Tak satu pun orang beriman yang menginginkan murka dan azab dari-Nya. Naudzubillah tsuma naudzubillah.
Kemudian Allah SWT mengunci hati orang yang Dia kehendaki. Dia sangat membenci orang-orang yang berlaku semena-mena terhadap yang lainnya dan juga orang-orang yang sombong. Jelas suatu hal yang memiriskan hati jika Allah SWT sampai mengunci hati seorang hamba-Nya. Dia juga membenci orang-orang yang sombong dan berlaku semena-mena kepada orang lain.
Sikap sombong misalnya, kita tidak mau berteman dengan orang yang status sosialnya menengah ke bawah. Kita tidak mau menerima pendapat orang lain. Kita tidak mau menghargai dan menghormati orang lain. Kita tidak mau bertegur sapa dengan tetangga dalam kehidupan bertetangga dan lain sebagainya.
Adapun sikap semena-mena contohnya memaksakan pendapat kita diambil oleh orang banyak. Menghakimi perkara tanpa mengumpulkan data dan fakta dari sumber perkara. Janganlah kita dengan sepihak mengatakan usaha si fulan batil, rezeki yang didapatkan orang lain tidak berkah, harta yang dikumpulkan dan dibelanjakan si fulan tidak halal walau digunakan untuk sedekah, umrah, naik haji, dan lain-lain. Mengatur kehidupan orang lain sesuai dengan nafsu kita. Menentukan suatu perkara dengan hawa nafsu, bukan bertabayun terlebih dahulu.
Sikap semena-mena penguasa terhadap rakyatnya. Tarif listrik melonjak, harga bahan pokok meroket. Harga hasil panen anjlok, hasil tambang yang terbatas dan murah harganya. Perilaku Zionis Israel yang melakukan penyerangan terhadap Palestina dan masih banyak lagi hal-hal yang dilakukan secara semena-mena kepada orang lain.
Semoga kita semua terjaga dari sikap sombong dan semena-mena terhadap orang lain. Jangan sampai ada orang yang di bawah kita baik kedudukan sosial, pangkat, jabatannya, dan lain-lain sehingga kita semena-mena. Merasa paling benar, paling saleh, paling bertakwa, paling taat, paling suci, yang harus dihargai dan dihormati. Naudzubillah min dzalik, tsuma naudzubillah.
Views: 300
Comment here