Opini

Janji Klasik ala Pemimpin Kapitalis

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh: Bunda Dee (Ibu Rumah Tangga, Member Akademi Menulis Kreatif)

Wacana-edukasi.com — Tahun berganti sudah, walau pandemi covid-19 belum beranjak pergi, tetapi di awal tahun ini banyak harapan besar tersimpan akan terwujud kehidupan yang lebih baik bagi rakyat dibanding tahun-tahun sebelumnya. Harapan yang paling dinanti adalah adanya sosok pemimpin yang dapat mengapresiasi setiap keinginan rakyatnya. Pemimpin yang mampu menjadi pengurus, pengayom, dan menjadi garda terdepan bagi kepentingan rakyat. Tidak sekadar umbar janji-janji manis saat kampanye saja, tetapi harus dapat merealisasikannya.

Harapan yang sama juga dipertaruhkan dalam Pilkada di Kabupaten Bandung. Bulan Desember 2020 lalu, KPU telah menetapkan calon dengan suara terbanyak yaitu Dadang-Shahrul sebagai bupati dan wakil bupati yang baru. Sebagai pemimpin yang baru pastinya mereka berupaya sebaik mungkin memenuhi janji-janji saat berkampanye. Tidak tanggung-tanggung ada 75 janji yang tertuang dalam program yang diusung oleh Dadang Supriatna–Shahrul Gunawan.

Di antaranya, sebagaimana dikutip dari Jurnal Soreang pada Minggu, 27 Desember 2020 lalu, Bupati menegaskan bahwa dirinya akan memberi uang kompensasi atau insentif bagi para guru ngaji atau para ustaz dan ustazah, ketua RT dan RW, Perlindungan Masyarakat serta iuran BPJS kesehatan gratis.

Berikutnya target mengurangi kawasan banjir yang selalu menjadi momok bagi warga Kabupaten Bandung dijanjikan akan tersolusikan dalam jangka 3 tahun. Sebagaimana dikutip dari Balebandung.com, Dadang Supriatna menyatakan bahwa pihaknya bersama para pakar dari ITB mempunyai konsep jitu untuk menanggulangi banjir. Terutama cekungan Bandung Selatan dengan luas 5 hektar lebih dengan membuat danau buatan di Tegal Luar sebagai penampung luapan air Sungai Citarum. Juga dibuat Smart Tunnel di tengah kota.

Program andalan selanjutnya yaitu pengadaan Rumah Sakit yang dianggap kurang dapat melayani jumlah penduduk Kabupaten Bandung. Keduanya berencana membangun 4 rumah sakit besar yang berstatus milik pemerintah. Tidak hanya sampai di situ, ketahanan pangan dan sektor pertanian. Ia pun bermaksud mengadakan gebrakan di sektor industri pertanian baik holtikultura atau palawija guna meningkatkan ketahanan pangan. Itulah beberapa janji bupati Kabupaten Bandung terpilih untuk 5 tahun ke depan yang membuat rakyat sangat berharap program-program ini terlaksana seperti yang dijanjikan.

Namun, apakah ini akan terwujud sesuai harapan rakyat ataukah justru rakyat akan kembali menelan pil pahit seperti kepemimpinan sebelumnya? Semestinya rakyat sudah dapat memprediksi apa yang akan terjadi. Karena bila kita amati bersama dalam setiap periode pergantian pemimpin baik pusat atau daerah pasti selalu disertakan program-program atau rencana kerja kepemimpinannya. Tidak ketinggalan janji yang disampaikan di setiap kampanye yang dapat menarik simpati rakyat untuk memilihnya. Hal ini adalah lumrah sebagai strategi bagi para calon pemimpin dalam alam demokrasi ini.

Rakyat bisa menilai di setiap pergantian pemimpin, bahwa ternyata perubahan hakiki ke arah perbaikan hidup tidak bisa dirasakan. Kemiskinan terus bertambah, kemaksiatan tidak ada habisnya. Narkoba, prostitusi, pembunuhan dan kemaksiatan lainnya menjadi konsumsi sehari-hari yang dipertontonkan melalui media. Semua ini terjadi karena sistem yang diterapkan saat ini adalah kapitalis sekuler, sistem kufur hasil pemikiran manusia yang tidak lepas dari asas manfaat semata.

Sebagus apa pun program dari setiap pemimpin bila berlandaskan sistem kufur dan tujuannya hanya menguntungkan atau bermanfaat untuk para kapital saja, pasti tidak akan membawa kemaslahatan bagi rakyat yang akan berakhir dengan kesengsaraan.

Berbeda dengan sistem pemerintahan Islam. Dalam Islam, ketika membahas tentang pemimpin akan terkait dengan dua aspek, yaitu individu dan sistem apa yang akan diterapkan ketika menjalankan tugasnya. Sebagai agama yang sempurna dan paripurna, Islam memiliki konsep yang dijamin kebenarannya karena dicontohkan langsung oleh Rasulullah saw. dalam kehidupan bernegara.

Selain sebagai pemimpin spiritual Rasulullah saw. juga menjadi pemimpin politik yang menjalankan tugas negara berdasarkan wahyu dari Allah Swt. Hal ini tertuang dalam piagam Madinah yang menyebutkan bilamana ada perselisihan, tempat kembalinya adalah Allah Swt. dan Muhammad saw. Sebagaimana penggalan dari firman Allah Swt. dalam surat An-Nisa’ Ayat 59 yang artinya: “… jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (sunnahnya) ….”

Di dalam kepemimpinannya, Rasulullah saw. menerapkan hukum Islam secara menyeluruh tanpa ada kompromi, termasuk dalam mengurus urusan rakyat. Mengokohkan rakyat dengan ikatan akidah Islam yang kuat dan melenyapkan ikatan kesukuan serta kebangsaan. Rasul juga menyebarkan Islam ke seluruh dunia dengan jalan dakwah dan jihad.

Kepemimpinan adalah amanah dan tidak boleh jatuh pada orang-orang yang khianat, dusta, mengingkari janji-janjinya. Oleh karena itu, sosok seorang pemimpin menurut Islam harus memiliki kriteria sebagai berikut: Muslim, laki-laki, baligh, berakal, adil, merdeka, dan mampu. Kriteria tersebut akan melahirkan sosok pemimpin yang kuat dalam pemikiran, pemahaman, dan cerdas dalam pelaksanaannya memimpin rakyat. Pemimpin seperti ini hanya bisa terwujud di dalam sistem pemerintahan Islam yaitu Khilafah yang dipimpin oleh seorang khalifah.

Dengan demikian, menjadi hal yang mustahil bagi kita menemukan sosok pemipin amanah dalam sistem kapitalis seperti sekarang ini. Jadi, jelas sudah perubahan apa yang kita inginkan untuk menjadi lebih baik, hanya satu solusinya yaitu perubahan menuju Islam dalam naungan khilafah.

Wallahua’lam bishshawab

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 15

Comment here