Opini

Jeratan Utang yang Berkepanjangan, Tanggung Jawab Siapa?

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh : Hamba Nirwana

Dilansir dari CNNIndonesia, Kementerian Keuangan mencatat jumlah utang Indonesia mencapai Rp6.361 triliun per Februari 2021. Peningkatan utang terjadi seiring dengan gencarnya penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) dalam setahun terakhir.

“Utang mencapai Rp6.361 triliun, ini sesuai dengan rumusan di APBN bersama dengan DPR,” ungkap Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu Luky Alfirman saat konferensi pers APBN KiTa edisi Maret 2021 secara virtual, Selasa (23/3).

Jika dilihat dari laporan di atas, mungkin bagi sebagian orang utang Indonesia akan begitu berpengaruh. Karena bagi mereka, masalah utang negara bukanlah urusan nya, dan menurut mereka masalah utang negara tak perlu dipikirkan. Utang negara itu adalah urusan negara yang mengurusnya, kita rakyat tidak perlu ikut campur.

Tetapi utang negara yang terus meningkat setiap tahunnya, sebagian dari mereka yang masih peduli akan kondisi negeri ini di kemudian hari, akan berpikir dan berpendapat bahwa utang negara yang terus meningkat, sangat mengkhawatirkan dan akan berimbas terhadap kesejahteraan masyarakat.

Sulitnya ekonomi yang dihadapi, sangat memungkinkan utang negara akan terus meningkat. Maka, untuk bisa menutupi utang-utang ini, kehidupan masyarakat akan semakin sulit karena banyaknya subsidi yang dicabut, dan berimbas pada kenaikan pajak, menjadi penyebab penderitaan masyarakat semakin bertambah banyak.

Meningkatnya utang negara, bisa terjadi karena beberapa faktor, seperti alasan berutang untuk penanggulangan bencana, mengatasi pandemi covid-19, membiayai pembangunan infra struktur, militer, pendidikan, dll.

Untuk mengatasi kekurangan kas yang ada di APBN, Negara memenuhinya dengan cara berutang ke bank dunia dikarenakan bank dunia selalu menjanjikan keuntungan, padahal dengan meminjam dana pada bank dunia, membuat negeri semakin tidak berdaulat, akibat jeratan hutang riba.

Dengan utang yang terus meningkat, lalu akan menjadi tanggung jawab siapa? Jawaban itu selalu ada dibenak orang-orang yang masih memikirkan kondisi negerinya. Seharusnya sebelum berhutang, negara mampu mengelola keuangan dengan baik agar bisa cukup, sehingga tidak mengalami defisit terus menerus. Tidak menutup kemungkinan negeri ini, akan menjadi negara yang makmur bebas dari jeratan hutang.

Kita lihat sendiri, Indonesia adalah negara yang kaya, negara yang subur. Memiliki sumber daya alam yang berlimpah, kaya akan barang tambang, minyak bumi, dan hasil perkebunan berlimpah. Dari sumber daya manusia pun kita sudah mampu mengelolanya, jika negara memberi dukungan. Tetapi semua sumber daya alam yang kita miliki tidak dikelola dengan baik dan benar dan tidak dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kesejahteraan rakyat. Maka negeri ini tetap miskin, dan jerat hutang semakin mencekik.

Jadi disini jelas sekali, seharusnya dilihat dari hasil tambang yang banyak, perkebunan yang beragam, hasil laut yang melimpah, wisata yang sangat indah, dan sumberdaya manusia yang cerdas dan pintar serta keramahtamahan masyarakat Indonesia, tidak seharusnya setiap tahun utang negara terus meningkat dan tidak tahu kapan akan lunasnya. Karena semua yang kita miliki dikelola oleh asing, dan jika dikelola dengan baik dan benar dan selalu melibatkan masyarakat Indonesia itu sendiri tanpa harus mengandalkan asing untuk mengelolanya yang mana hasilnya hanya untuk dinikmati asing sendiri dan kita sebagai yang memiliki negara hanya menguntungkan beberapa pihak bukan untuk kesejahteraan seluruh rakyat.

Pengelolaan sumber daya alam yang diserahkan pada asing, akhirnya negeri ini menjadi tidak berdaya. Dan akhirnya terjebang pada hutang yang makin membengkak. Jika tata kelola negara di atur oleh ahlinya, mungkin negeri ini tidak akan mengalami kemunduran di bidang ekonomi.

Dilihat dari cara yang negara dalam memenuhi kebutuhan rakyat, dan meningkatkan pendapatan negara. Seharusnya negara sudah mengambil tindakan dalam pengelolaan sumberdaya alam dan sumber kekayaan negara dengan merubah cara yang negara lakukan saat ini, mengubahnya dengan cara-cara yang pernah Islam lakukan di masa lalu. Dimana sistem Islam lebih baik untuk diterapkan dalam pengelolaan sumber daya alam, maupun tata kelola keuangan negara yang ada di baitul mal.

Dalam Islam jelas sekali, telah diatur bagaimana cara nya mengelola sumber alam, sumber kekayaan negara serta mengatur cara pengelolaan keuangan negara dengan baik, agar bisa bermanfaat untuk kesejahteraan rakyat dan kemajuan negara.

Untuk itu mari kita kembali ke sistem Islam dan mempelajarinya yang sudah sejak dahulu menjadi sistem terbaik, yang pernah diterapkan oleh Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya serta pemimpin pengganti sesudahnya yang membuktikan kejayaan Islam di masa lampau , menjadikan negara-negara yang pernah bernaung dalam sistem Islam menjadi jaya dan makmur, dan rakyatnya sejahtera.

Semoga negara ini, suatu saat bisa menerapkan sistem Islam, bisa terbebas dari utang dan masyarakat dapat hidup sejahtera dalam naungan Daulah Islamiyah. Aamiin.

Wallahua’lam bishowab.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 4

Comment here