Opini

Jeritan Muslim India Menguras Air Mata, Khilafah Solusi Nyata

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh Hasni Surahman S. Tr. Pi

wacana-edukasi.com—Diskriminasi terhadap minoritas Muslim di India, tidak ada endingya, isu ini kembali panas sejak desember lalu. India dihebohkan dengan ramainya isu kebencian terahadap salah satu agama besar dinegara tersebut, bahkan adanya seruan untuk melakukan genosida terhadap Muslim oleh kelompok ekstrimis Hindu (CNBC Indonesia 16/1/2022).

Menelusuri Konflik Di India
India dikenal dengan negeri yang 80% penduduknya menganut agama Hindu, sedangkan populasi Muslim menempati posisi kedua sebanyak 14 %. Artikel berjudul “Muslim india oleh Council on Foreign Relations sebuah lembaga independen yang membahas isu- isu internasional, menjelaskan permusuhan Hindu dan Muslim di India dimulai pada 1947. Hengkangnya Inggris dari India mendorong Mahatma Gandhi dan Jawaharlal Nehru untuk memerdekakan India. Ada perbedaan pandangan dari kelompok politik liga Muslim India pimpinan Muhammad Ali Jinnah menyerukan negara tersendiri bagi umat Islam. Pada 1947 atas campur tangan Ingris, India terbelah menjadi dua bagian (India yang mayoritas Hindu dan Pakistan yang mayoritas Muslim).

Nasionalisme Hindu

Sejak meninggalnya pendiri India M Gandhi, 1948 yang dibunuh oleh seorang nasionalis Hindu, digantikan putranya, Rajiv, yang lebih menyukai penganut Hindu. Pada tahun 1920 penulis dan politikus India VD Savarkar menulis dalam bukunya ‘Hindutva: Who Is a Hindu?’ (nasionalis Hindu percaya Hindu adalah “anak sejati dari tanah India), bukan muslim. Nasionalis Hindu menyoroti pada pemisahan dan pembentukan Pakistan sebagai manifestasi utama dari ketidaksetiaan Muslim. Desember 1992, ribuan kelompok Hindu garis keras menyerbu sebuah masjid di Ayodhya di utara India, dengan dalih membangun sebuah kuil untuk menghormati Dewa Rama. Bagi nasionalis Hindu, masjid abad ke-16 ini melambangkan dominasi Muslim atas tanah mereka. Islam pertama kali datang ke Asia sekitar abad ke-12, dan sebagian besar wilayahnya berada di bawah kekuasaan kerajaan muslim Mogul pada saat masjid ini dibangun. Kelompok nasionalis Hindu berkeras Dinasti Mogul menghancurkan kuil Hindu yang diyakini menjadi tempat kelahiran Dewa Rama untuk membangun masjid. Ratusan orang tewas dalam kekerasan yang kemudian terjadi di seluruh penjuru negeri akibat kejadian tersebut.

Partai Bharatiya Janata (BJP)
Didirikan pada 1980, partai ini berasal dari sayap politik Rashtriya Swayamsevak Sangh (RSS), sebuah kelompok sukarelawan paramiliter nasionalis Hindu. Pada 2014, BJP memenangkan mayoritas partai tunggal untuk pertama kalinya di Lok Sabha, majelis rendah parlemen dan badan politik paling berpengaruh di India. Yang memenangkan Narendra Modi pemimpin partai BJP sebagai perdana menteri, BJP kembali mengamankan mayoritas suara pada 2019 – 2024 dengan taktik kampanye yang memecah belah, yang dipenuhi dengan pesan anti-Muslim.

Nasib Kaum Minoritas
Sejak kepemimpinan Narendra Modi, nasib minorotas (Muslim) selalu menjadi target diskriminasi di berbagai bidang akses pekerjaan, pendidikan, perumahan dan kesehatan. Umat Muslim juga dipersulit untuk meraih kekuasaan politik dan kekayaan. Di saat para aktivis radikal Hindu dengan mudah membuat pidato komunal yang sangat provokatif untuk megenosida Muslim, namun malah dibiarkan bebas tanpa proses hukum. Aparat kepolisian pun nampaknya satu suara dengan kelompok hindu pernyataan ini sesuai dengan laporan oleh organisasi nonpemerintah Common Cause menemukan, bahwa setengah dari polisi yang disurvei menunjukkan bias anti-Muslim. Sehingga, membuat mereka cenderung tidak melakukan intervensi untuk menghentikan kejahatan terhadap Muslim.

Diamnya pemerintahan maupun aparat kepolisian India seakan mengiyakan seruan genosida terhadap minoritas Muslim di negeri tersebut, sentimen agama mengalahkan rasa kemanusian. Sistem Demokrasi melahirkan pemimpin sekuler seperti Narendra Modi, pemimpin yang masa bodoh terhadap nasib warga negaranya, pemimpin yang pro kepada kelompok- kelompok pemecah belah guna mengokohkan tumpuk kekuasaan. Kaum Muslim diberbagai belahan dunia bagaikan potongan-potongan kue yang seenaknya dibagi-bagi ke mulut para penguasa zalim, mereka senantiasa mendiskreditkan Muslim. Penjajahan, genosida, pembunuhan, perampasan hak kaum Muslim terjadi di negeri-negeri Muslim bagaikan film yang dapat disaksikan kapan saja.

Sekat nasionalisme telah mendarah daging dihati kaum Muslim, sehingga tidak merasa ibah terhadap kezaliman yang melanda saudara seakidahnya. Pemimpin negara yang moyoritasnya Muslim (Turki, Arab Saudi, Indonesia), tidak bisa berbuat lebih untuk Muslim India hanya bisa dengan kecaman-kecaman yang nyatanya pun tidak berefek apa-apa. Didalam sabda, Nabi Saw yang mashur berbunyi :
”Salah seorang di antara kamu sekalian tidaklah sempurna imannya sebelum ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (HR Bukhari dan Muslim).
”Perumpamaan orang-orang yang beriman di dalam saling mencintai, saling menyayangi dan mengasihi adalah seperti satu tubuh, bila ada salah satu anggota tubuh mengaduh kesakitan, maka anggota-anggota tubuh yang lain ikut merasakannya, yaitu dengan tidak bisa tidur dan merasa demam.” (HR Bukhari dan Muslim).

Hadist Nabi Saw diatas harusnya dihayati oleh seluruh kaum Muslim di dunia ini, umat harus menghilangkan sekat-sekat nasionalisme. Kaum Muslim harus memahami agamanya dengan kaffah membuang pemikiran asing yang telah mendara daging dibenak kaum Muslim, kemudian mampu mengindra dengan jelas penyebab kenapa nyawa kaum Muslim saat dibunuh dengan seenaknya bagai tidak punya nilai.

Khatimah
Fenomena tertidasnya kaum Muslim, akan selalu kita saksikan selama tidak ada sistem yang bisa menjadi tameng untuk melindungi hak-hak kaum Muslim. Perisai/junnah itu telah dilenyapkan dikubur dibenak kaum Muslim, padahal tanpanya penderitaan kaum Muslim ini tidak perna habis sampai kapanpun. Sabda Nabi Muhammad Saw :
إِنَّمَا الْإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ
”Sesungguhnya al-Imam (Khalifah) itu perisai, di mana (orang-orang) akan berperang di belakangnya (mendukung) dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan) nya.” (HR. Al-Bukhari, Muslim, Ahmad, Abu Dawud, dll)

Wallaahu a’lam bishshawwab

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 15

Comment here