wacana-edukasi.com– Hampir sama dengan tahun-tahun sebelumnya, pada tahun ini publik disuguhi berbagai pemberitaan terkait penistaan agama dan Nabi Muhammad SAW. Diantaranya sebagai berikut:
Muhammad Kece. Dia adalah yotuber yang mengunggah videonya di media sosial dengan mengatakan Kitab Kuning yang dipelajari di pondok pesantren menyesatkan dan menimbulkan paham radikal. Selain itu, dia juga menyebut ajaran Islam Nabi Muhammad SAW tidak benar dan harus ditinggalkan.
Joseph Paul Zhang dengan nama asli Shindy Paul Soerjomoeljono yang mengaku sebagai nabi ke-26. Munculnya ajaran Bahai yan mengaku ada nabi lagi setelah Nabi Muhammad SAW. Anehnya, ajaran yang pantas disebut aliran sesat ini, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas malah mengucapkan Selamat Hari Raya pada ajaran tersebut di videonya dan diunggah ke media sosial. Joseph Suryadi yang menyinggung soal Nabi Muhammad SAW yang menikahi Aisyah kemudian menyamakannya dengan Herry Wirawan (pemerkosa 12 santriwati) di Bandung beberapa waktu lalu.
Sungguh miris, agama Islam sebagai satu-satunya agama yang diridhoi Allah SWT dan mampu menjadi solusi atas semua kehidupan manusia malah dinistakan. Begitu pula Rasulullah SAW sebagai penyampai risalah Islam sekaligus kekasih Allah SWT terus dihina. Lebih parah lagi, hal itu terjadi di negeri yang mayoritas penduduknya muslim. Mengapa hal ini terjadi?
Semua itu terjadi tentu tidak lepas dari buah diterapkannya sistem kapitalisme-sekuler di negeri ini. Sistem tersebut melahirkan ide-ide kebebasan. Adapun dalam kasus ini adalah wujud dari kebebasan berekspresi. Sistem ini menganggap manusia boleh berekspresi sesuka hatinya meskipun menghina Islam dan Nabi Muhammad SAW. Halal dan haram tidak lagi menjadi standar kehidupannya. Ditambah lagi, kapitalisme melahirkan asas sekuler, yakni memisahkan agama dari kehidupan. Sehingga manusia dalam menjalankan kehidupan tidak lagi bersandar pada Allah SWT sebagai pembuat aturan kehidupan termasuk ketika berinteraksi dengan orang lain atau muamalah. Sebaliknya, urusan agama hanya digunakan di ranah ibadah saja.
Di sisi lain, penistaan agama dan penghinaan terhadap Rasulullah SAW yang terus terjadi karena kaum muslim tidak lagi memiliki janah (pelindung) dalam bingkai negara Islam (khilafah) perisai atau junnah kaum muslim sudah dilenyapkan oleh penghianat Islam bernama Mustafa Kamal Attaturk (Antek kafir penjajah) sehingga kaum muslim bagaikan kehilangan induknya.
Oleh karena itu, wajib bagi kita kaum muslim menyadari bahwa Islam dan Rasulullah SAW tidak boleh terus-menerus dihina kaum muslim juga harus menyadari bahwa selama sistem kapitalisme dipertahankan di negeri ini, maka para penista agama akan tumbuh subur di negeri ini.
Wahai kaum muslim, sudah saatnya kita mengakhiri penghinaan terhadap Islam dan rasul-Nya dengan cara menegakan kembali daulah islamiyah. Walhasil, ketika khilafah tegak Insyaallah penghinan terhadap Islam dan rasul-Nya akan berhenti. Lebih dari itu, kehadiran Islam jika diterapkan dalam kehidupan akan membuka rahmat bagi alam semesta. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Al-Anbiya ayat 107:
وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ
“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam”.
Wallahu’alam Bisshowab.
Sri Retno Ningrum
Views: 9
Comment here