wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA– Dikutip Kompas.tv Sabtu, (04/03/202) Kejadian kebakaran Depo Pertamina Plumpang mendapat respons dari pengamat tata kota Universitas Trisakti Jakarta Yayat Supriatna. Dia mempertanyakan siapa yang memberikan rekomendasi permukiman penduduk di kawasan Depo BBM. Karena menurutnya, Depo itu pertama dibangun pada 1974. Pada saat itu kawasan Jakarta tidak sepadat dan seramai sekarang. “Bisa dibilang Depo Plumpang bersih dari permukiman, bahkan ada aset tanah yang diklaim sebagai milik Pertamina,” pungkasnya.
Dan akhirnya, masyarakat yang tinggal di sekitar Depo Plumpang menjadi korban ledakan. Wilayah yang sepatutnya tidak aman untuk menjadi tempat hunian warga, dan dibiarkan terus berkembang dan dilegalisasi dengan pembentukan RT RW dan bahkan sampai pemberian KTP.
Inilah gambaran negara kapitalisme dalam memelihara rakyatnya. Peristiwa ini menunjukkan adanya kesalahan tata kelola kependudukan juga menunjukkan abainya negara terhadap keselamatan warga. Apalagi sebelumnya, juga pernah terjadi peristiwa kebakaran di tempat tersebut. Bahaya yang mengancam keselamatan warga benar-benar diabaikan oleh negara.
Fakta tersebut menunjukkan abainya negara dalam memenuhi kebutuhan hunian masyarakat, dan akhirnya warga tetap memilih tinggal di tempat yang berbahaya.
Di dalam Islam, keselamatan masyarakat ialah hal yang paling urgen. Dan pemimpin adalah pihak yang diberi tanggung jawab untuk menjaga keselamatan warganya. Maka pemimpin akan teliti dan tepat dalam merancang penataan wilayah dan peruntukannya. Sebagaimana saat akan membangun hunian untuk rakyatnya. Rasulullah bersabda,” Seorang Imam adalah pemelihara dan pengatur urusan umat, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap rakyatnya. (HR. Bukhari-Muslim)
Negara dalam Islam akan memperhatikan keselamatan pada saat menata wilayah untuk pemukiman rakyat, dengan berbagai kebijakan atas tanah seperti kebijakan atas tanah mati, tanah yang selama 3 tahun tidak dikelola dan lain sebagainya. Tata kota yang baik dan aman tidak akan dijumpai dalam sistem kapitalisme. Sebab hanya ada dalam sistem Islam.
Wallahua’lam!
Oleh: Eva Ariska Mansur (Anggota Ngaji Diksi Aceh)
Views: 13
Comment here