Opini

Kapitalisme, Mematikan Naluri Keibuan

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh : Dewi Arum Pertiwi (Aktivis Muslimah)

Wacana-edukasi.com, OPINI– Orang tua sejatinya adalah tempat untuk seorang anak mendapatkan kasih sayang dan perlindungan. Khususnya ibu yang memiliki naluri dengan kepekaan terhadap apa yang anaknya butuhkan, memiliki kedekatan yang intens, cinta yang mendalam, menghabiskan waktu berjam-jam dan memikirkan anak-anaknya. Tapi bagaimana jika seorang ibu kehilangan rasa keibuannya?

Hilangnya naluri keibuan yang dimiliki oleh sebagian masyarakat. Menjadikan anak-anak kehilangan tempat perlindungan dan tidak mendapatkan kasih sayang, bahkan hanya karena uang, seorang ibu rela menjual anaknya sendiri. Seperti halnya yang terjadi pada seorang ibu rumah tangga di kota Medan, Sumatera Utara. Dengan inisial SS(27) tahun tega menjual bayinya seharga Rp 20 juta. Si ibu, nekat menjual bayinya lantaran himpitan ekonomi yang di alaminya.

Wakil Kepala Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Medan Ajun Komisaris Madya Yustadi mengatakan, terungkapnya kasus berawal dari informasi masyarakat bahwa ada rencana transaksi bayi yang baru dilahirkan di sebuah rumah sakit di Kecamatan Percutseituan pada 6 Agustus 2024.

Transaksi bayi ini dilakukan melalui perantara dari seorang warga Medanperjuangan, dengan inisial MT(55) tahun kepada YU(56) tahun dan NJ (40) tahun untuk menyerahkan bayi yang didapatkan dari SS (27) tahun, ibu kandungnya. Bayi tersebut dijual seharga Rp 20 juta. Dengan pembayaran dilakukan secara bertahap, pertama Rp 5 juta, kedua Rp 15 juta. (Tempo.com 6/8/2024)

Kapitalis merusak masyarakat.
Kasus penjualan bayi yang terjadi di masyarakat di berbagai daerah atau kota di Indonesia sejatinya adalah gambaran kondisi masyarakat saat ini. Hal ini dikarenakan beberapa faktor yang mendasari diantaranya masalah ekonomi, KDRT, hamil diluar nikah dan sebagainya. Matinya naluri keibuan telah menghantarkan perempuan pada cara yang salah sehingga merusak fitrahnya sebagai ummu wa robbatul bait yakni ibu sebagai pendidik dirumah sekaligus menejer dakam rumah tangga.

Hal ini terjadi lantaran masyarakat diatur dengan cara pandang yang sekuler yaitu memisahkan agama dari kehidupan serta peran Kapitalisme yang mana hanya mengedepankan materi semata. Cara pandang kapitalisme sekuler ini adalah cara pandang yang batil dan tidak sesuai dengan Islam karena membuat manusia tidak memahami bahwa setiap perbuatanya haruslah terikat dengan syari’at Islam, dengan dasar halal atau haram untuk dilakukan, dan menjadika manusia hanya bertindak semaunya dan mengedepankan hawa nafsunya. Serta, diterapkannya kehidupan kapitalisme sekuler saat ini menghilangkan akal sehat serta mematikan naluri seorang ibu. Ditambah lagi bila tidak ada support system dalam keluarga atau tidak berjalan. Dikarenakan kondisi dalam kekurangan.

Pengabaian negara dan para penguasa terhadap kesejahteraan rakyat menjadi faktor dalam masalah ini. Seperti halnya masyarakat sulit untuk mendapatkan pekerjaan, persaingan bisnis yang tidak sehat, maraknya PHK, perampasan ruang hidup dan lahan di berbagai daerah.menjadikan ekonomi masyarakat semakin sulit karena tidak adanya jaminan kesejahteraan.

Sementara negara terus saja memalak
rakyat dengan pajak yang mencekik, dan ditambah dengan mahalnya biaya hidup, serta bahan pokok untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat. Sehingga himpitan ekonomi ini bukan lagi permasalahan individu melainkan ini adalah problem masyarakat. Akibat pengabaian negara dalam tugasnya dalam mewujudkan kesejahteraan pada rakyatnya.

Sikap penguasa kepada rakyatnya hanya sekedar hubungan bisnis, membuat cara pandang hanya sebatas untung rugi. Penguasa lebih mencintai para kapital dengan investasi yang menguntungkan. Sementara jika penguasa mengurusi rakyat malah mengeluarkan anggaran yang besar. Karenanya tidak heran jika kebijakan penguasa kapitalisme bersifat kapitalistik.

Sehingga pada kasus ibu SS yang menjual bayinya kepada YA merupakan gambaran gagalnya sistem pendidikan yang membentuk pribadi yang bertakwa dan bermoral. Pendidikan ala kapitalisme sekuler yang memisahkan agama dari kehidupan membuat generasi tidak bisa melibatkan halal haram, pahala, dosa, sikap sesuai aturan atau melanggar syariat Islam dari tindakannya. Generasi hanya didik untuk mengejar materi dan kepuasan walaupun harus menjual anaknya.

Maka dari itu kerusakan yang ada di tengah masyarakat ini penyebabnya adalah karena pandangan hidup atau sistem yang digunakan adalah kapitalisme sekuler yang memang batil, dan perlu ada solusi yang mampu menyelesaikan permasalahan ini yaitu dengan mengganti sistem batil ini dan dengan sistem sahih yaitu sistem Islam.

Dalam sistem Islam menempatkan negara atau penguasa itu sebagai raa’in yaitu pengurus rakyat. Hal ini didasarkan dari landasan sistem islam adalah akidah Islam sumber hukumnya pun diambil dari Al Qur’an dan Hadist. Sebagaimana hal nya seperti yang sesuai dengan hadist Rasululah SAW : ” Imam (khalifah) adalah raa’in (pengurus) dan ia bertanggungjawab atas pengurusan rakyatnya” (HR. Muslim).

Dengan demikian tugas negara atau penguasa sebagai pemimpin memiliki kewajiban yang di perintahkan syari’at untuk mensejahterakan rakyatnya. Dengan sistem ekonominya yang memang bertujuan mensejahterakan rakyat terutama dengan cara memperbanyak lapangan pekerjaan, pengembangan berbagai sektor baik dibidang pertanian, kelautan, industri dan pertambangan.
Dalam hal pengelolaan harta milik umum harus dikelola oleh negara yaitu sumberdaya alam milik rakyat, tidak boleh di serahkan kepada swasta atau individu tertentu bahkan perusahaan asing. Negara wajib mengelola dan hasilnya dipergunakan untuk kesejahteraan rakyat.

Islam punya sistem pendidikan yang memudahkan atau bahkan negara mengratis untuk masyarakat tentunyaa dengan fasilitas terjamin tanpa memilih dia kaya atau miskin, pria atau wanita, muslim ataupun non muslim. Negara wajib menetapkan kurikulum pendidikan itu berlandaskan aqidah islam sehingga dapat membentuk kepribadian Islam. Menjadikan hamba yang bertakwa dan dapat melibatkan syari’at dalam setiap perbuatan mereka. Untuk tujuan membentuk generasi cemerlang yang taat syari’at berkepribadian Islam maka semua media diarahkan untuk mendukung terbentuknya keimanan dengan konten – konten yang mencerdaskan umat serta menambah kekaguman islam yang boleh di tayangkan sedangkan yang tidak sesuai dengan aqidah islam dilarang untuk ditayangkan.

Dengan menerapkan Islam secara menyeluruh atau kaffah maka akan mewujudkan fungsi idealnnya sebuah keluarga dan bertakwa. Tidak ada kasus penjualan anak karena alasan ekonomi, rakyatnya sejahtera dan terjamin sehingga Allah menurunkan keberkahanya dari langit dan bumi. Maka dari itu kita sebagai seorang muslim memiliki kewajiban untuk memperjuangkan tegaknya syari’at Islam secara menyeluruh atau Kaffah dalam bingkai Khilafah Islamiyah.

Wallahu a’lam bishawab.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 21

Comment here