Surat Pembaca

Karamnya KMP Yunicee, Duka bagi Kita

blank
Bagikan di media sosialmu

Wacana-edukaai.com –Kabar tenggelamnya Kapal Motor Penumpang (KMP) Yunicee di Selat Bali, sontak mengagetkan sebagian masyarakat terlebih anggota keluarga penumpang dan awak kapal nahas tersebut sehingga mereka diselimuti kesedihan. Betapa tidak, peristiwa ini terjadi di tengah berita menggilanya wabah Covid-19 di Indonesia disertai jumlah korban yang berjatuhan semakin banyak tidak hanya menyasar masyarakat sipil melainkan nakes pun mulai banyak yang terpapar dan berguguran.

Sebagimana diberitakan laman Radar Bogor Kapal Motor Penumpang (KMP) Yunicee dinyatakan tenggelam di Perairan Bali, kapal yang berlayar dari Pelabuhan Ketapang Kabupaten Banyuwangi menuju Pelabuhan Gilimanuk Kabupaten Jembrana, mengalami mati mesin berakibat kapal terseret arus kencang ke arah selatan, kemudian terbalik dan tenggelam sesaat sebelum sandar di dermaga.

Kapal milik PT Surya Timur Line dan dinakhodai oleh Indra Saputra dengan membawa 13 ABK, 41 Penumpang dan 25 kendaraan ini, tenggelam pada Selasa sekitar pukul 19.00 Wita, tak ayal membuat sejumlah kapal yang berada di sekitar lokasi kejadian segera mengevakuasi penumpang. Baik penumpang maupun korban dievakuasi ke Pelabuhan Ketapang kemudian dirujuk ke Puskesmas dan RSU Negara.

Berita tersebut dibenarkan oleh Kapolres Jembrana AKBP Ketut Gede Adi Wibawa mengatakan pihaknya yang terdiri dari Polair, Brimob dan Basarnas sedang fokus mengevakuasi korban yang diduga tersebar di pesisir selatan Pantai Bali. Selain itu, Posko darurat didirikan di sekitar area Dermaga Pelabuhan Gilimanuk. laporan sementara diketahui 7 orang meninggal dan 6 lainnya dinyatakan hilang (Radar Bogor 29/6).

Bencana karena faktor alam yang kerap terjadi dan kita alami merupakan bagian dari sunatullah atau qadha (ketentuan) dari Allah Swt yang tidak bisa ditolak atau dicegah oleh siapapun. Sehingga sebagai umat Muslim kita wajib menyikapi kejadian ini dengan rida dan ikhlas atas musibah yang menimpa, baik bagi korban maupun keluarga korban, selain itu kita harus memahami bahwa ini merupakan ujian dari Allah Azza wa Jalla, sebagaimana yang tertuang dalam hadist berikut ini

مَا يَزَالُ الْبَلَاءُ بِالْمُؤْمِنِ وَالْمُؤْمِنَةِ فِي نَفْسِهِ وَوَلَدِهِ وَمَالِهِ حَتَّى يَلْقَى اللَّهَ وَمَا عَلَيْهِ خَطِيئَة

“Cobaan itu senantiasa bersama orang beriman baik laki laki ataupun perempuan baik berkaitan dengan dirinya, anaknya ataupun hartanya sampai dia berjumpa dengan Allah tanpa membawa dosa.”  [HR. At-Turmudzi]

Bagi orang beriman tentu akan mempercayai hadist tersebut, sehingga senantiasa bersabar dan berlapang dada menerima semua kehendak-Nya yang tertulis di Lauhul Mahfudz. Selain itu, bencana apapun baik yang besar maupun kecil sesungguhnya bisa menjadi wasilah pelebur dosa-dosa. Akan tetapi dosa tersebut bisa terhapus apabila musibah ini disikapi dengan penuh keimanan bukan sebaliknya merutuk ataupun menyalahkan pihak lain.

Maka dari itu, sudah sepantasnya sebagai kaum Muslim menyikapi beragam musibah yang terjadi saat ini untuk dijadikan muhasabah diri supaya lebih mendekatkan diri pada Sang Maha Kuasa, begitupula dengan pemerintah, seyogianya musibah menjadi bahan evaluasi penguasa. Adakah kesalahan dan kezaliman, yang dilakukan oleh para pemangku kebijakan terhadap rakyat selama ini, sehingga bencana datang silih berganti?

Nurmilati–Bogor

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 1

Comment here