Oleh Watini Aatifah
“Jika kamu mendengar wabah di suatu wilayah, maka janganlah kalian memasukinya. Tapi jika terjadi wabah di tempat kamu berada, maka jangan tinggalkan tempat itu.” (HR Bukhari).
Wacana-edukasi.com — Pandemi Covid-19 semakin dalam posisi mengkhawatirkan di Amerika Serikat (AS). Meski memiliki angka vaksinasi yang cenderung tinggi, negara ini tetap mengalami peningkatan infeksi yang signifikan, bahkan lebih dari 100% bila dibandingkan juni lalu.
Mengutip data interaktif Covid-19 milik New York Times, pada juni lalu rata-rata kasus infeksi di negeri paman sam masih berada level 11 ribuan per minggunya. Namun, saat ini rata-rata infeksi mingguan mencapai 141 ribu kasus perharinya. Ini merupakan kenaikan lebih dari 10 kali lipat. Jakarta, CNBC Indonesia.
Kenaikan ini terjadi akibat pelonggaraan protokol Kesehatan yang berlaku pada musim panas. Di mana publik seakan sudah menganggap virus corona telah hilang dan aman ketika sudah mendapatkan vaksin, lantas kemudian mereka mengabaikan protokol kesehatan.
Hal ini juga berpengaruh terhadap perekonomian Amerika Serikat, konsumen AS berhati-hati melihat lonjakan corona delta, dikombinasikan dengan pelambatan ekonomi China serta gejolak politik di afganistan,’’ kata karl Schamotta, kepala strategi pasar di Cambridge Blobal Payments di Toronto, sebagaimana dikutip CNBC International.
Amerika Serikat (AS) telah memberikan 361.684.564 dosis vaksin Covid-19 di negara itu hingga sabtu (21/8/2021) pagi. Seperti dilaporkan Reuter, pada hari yang sama, Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS mengkonfirmasi jumlah dosis vaksinasi itu dan sudah mendistribusikan 428.506.065 dosis.
Data baru CDC AS menunjukan, lebih dari 1juta dosis vaksin dilaporkan diberikan pada kamis. Kondisi itu menandai pertama kalinya sejak awal Juli untuk perubahan satu hari dalam dosis yang dilaporkan. Kecepatan rata-rata orang yang memulai vaksinasi lebih dari 70% lebih tinggi dari satu bulan yang lalu. (Washington,beritasatu.com)
Dari sini kita melihat bahwa vaksin saja tidak cukup untuk menangani virus ini. Andai saja seluruh negara di dunia menerapkan sistem lockdown total, virus ini akan lebih mudah dikendalikan. Lockdown hanya dilakukan oleh sebagian negara, setelah mereka berhasil mengendalikan wabah tersebut, masuk lagi virus varian baru dari negara lain, hingga akhirnya tidak ada ujungnya. Wabah ini akan terus berkembang selama dunia tidak melakukan lockdown total secara serentak.
Seperti halnya di Singapura beberapa bulan setelah Singapura lockdown kasus wabah di Singapura menurun drastis, namun setelah dibuka kembali penerbangan luar negeri wabah ini naik drastis.
Di Indonesia, lockdown hanya dilakukan dibeberapa wilayah, yang kita tahu peraturan baru yang ditetapkan oleh pemerintah yaitu PPKM. perbatasan wilayah dalam negeri namun pintu masuk international terbuka lebar. Apakah cara ini bisa menangani wabah? nyatanya cara ini tidak membuahkan hasil, yang ada hanya menambah masalah baru, lampu-lampu dijalan dimatikan bertujuan mengurangi kerumunan, tujuannya baik namun caranya kurang tepat.
Saya pernah keluar di atas jam 18:00, saya kaget sepanjang jalan lampu-lampu jalan dimatikan. aktivitas masyarakat di malam hari terkendala, saya melihat di seberang ada ambulan yang membawa pasien menuju rumah sakit kesulitan melihat jalan karena lampu dipadamkan. Jarak pandang menjadi terbatas. Hal ini bisa mengakibatkan kecelakaan jika supir ambulan tidak hati-hati.
Sudah jelas tidak solutif namun PPKM masih diperpanjang hingga level 4 dan ini berimbas pada berkurangnya tingkat keterisian tempat tidur dirumah sakit atau Bed Occupancy Rate (BOR) di wilayah Jawa.
Pandemi dan pembatasan sosial ini juga berdampak pada perekonomian negara Para pemilik bisnis memastikan karyawan dan bisnisnya produktif. Mungkin masih ada solusi bagi karyawan yang masih bisa work form home, Namun tidak bagi para penjual kaki lima yang biasa bekerja di pinggir jalan. Menyayat hati melihat satpol PP merampas dagangan mereka dan ada Sebagian sengaja membuangnya, bukan karena mereka tidak patuh terhadap aturan yang ada, bukan juga karena mereka tidak takut dengan wabah ini, mereka melakukan semua itu karena mereka juga butuh makan. Penguasa tidak mencukupi hajat hidup mereka hingga mereka terpaksa harus melanggar peraturan yang ada, rakyat bisa mati bukan hanya karena wabah ini mereka pun bisa mati karena kelaparan.
Kita berada di negara yang menerapkan sistem kapitalisme, yang menganggap sistem pemikiran manusia bisa menyelesaikan setiap masalah. Padahal kita tahu manusia lemah dan serba kekurangan. Sistem kapitalis terbukti gagal dalam menangani wabah ini. hanya sistem Islam yang mampu menyelesaikan setiap permasalahan manusia.
Di mana solusi yang datang dari Allah yang maha mengetahui segala kebutuhan hambanya.
Rasulullah bersabda
إِذَا سَمِعْتُمْ بِالطَّاعُونِ بِأَرْضٍ فَلاَ تَدْخُلُوهَا، وَإِذَا وَقَعَ بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ بِهَا فَلاَ تَخْرُجُوا مِنْهَا
Artinya: “Jika kamu mendengar wabah di suatu wilayah, maka janganlah kalian memasukinya. Tapi jika terjadi wabah di tempat kamu berada, maka jangan tinggalkan tempat itu.” (HR Bukhari).
Andai saja dari awal lockdown total dilakukan serentak, sebuah solusi Islam yang ditawarkan rasulullah SAW terbukti mampu mengatasi pandemi pada masanya, namun apalah daya sistem kapitalisme berorientasi pada materi semata. Ketakutan kelumpuhan ekonomi jika diberlakukan lockdown total.
Untuk memberlakukan lockdown total memang memerlukan biaya yang cukup besar, maka dari itu kita juga membutuhkan sistem yang besar yang mampu mengatasi masalah secara tuntas dari segala aspek. Ini hanya bisa diterapkan dalam negara khilafah Islamiyah yang mengatur negara dengan aturan Islam secara kaffah hingga terwujudlah islam rahmatan lil alamin.
Wallahualam bisowab.
Views: 4
Comment here