Surat Pembaca

Kasus Pencabulan Marak, Efek Sistem Rusak

blank
Bagikan di media sosialmu

wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA– Sebagai orangtua pastinya akan khawatir dengan pemberitaan akhir-akhir ini tentang kasus pencabulan dengan korban anak dibawah umur. Di Jogja, tepatnya di daerah Pakem Sleman ironis sekali, pelaku pencabulan bapak kandungnya sendiri. Korban mendapatkan pelecehan seksual hingga persetubuhan sejak kelas IV SD hingga korban SMP (radar jogja.com, 05/05/23). Kasus kedua terjadi 21 Maret lalu di Wisma Kaliurang, Pakem, Sleman. Tersangka pria inisial FAS, 34, warga Kulonprogo dan korban siswi SMA (18 tahun). Kasus ketiga terjadi di Gamping. Oknum guru mengaji inisial CSM, 53, melakukan pelecehan dan pencabulan terhadap santrinya (republika.co.id, 05/05/23)

Kasus ini berulang ulang terjadi. Ini yang terekspose di media, yang belum terekspose tentu juga banyak. Media digital memang memberi pengaruh yang besar terhadap banyaknya kasus pencabulan. Tontonan yang tidak kayak bersliweran di media sosial. Tinggal klik layar sentuh di HP semua bisa berselancar di dunia maya. Dari balita sampai kakek-kakek pun bisa mengaksesnya. Tak lagi ada filter untuk bisa mengakses, kalaupun ada anak jaman sekarang pun bisa mengakalinya untuk bisa mengakses.

Miris memang, guru ngaji, orang tua kandung sendiri yang menjadi pelakunya. Ada apa dengan negri ini? Orangtua yang seharusnya menjadi pelindung, ternyata malah menjadi penjahat bagi anak. Guru ngaji yang seharusnya mengajarkan kebaikan malah berbuat asusila. Sudah hilangkah keimanan mereka? rasa kemanusiaannya? rasa malunya? Nafsu dunia telah mengalahkan semua. Orang alim pun bisa bejat, orangtua pun bisa jadi penjahat untuk anaknya sendiri. Wajarlah di Sistim kapitalis seperti saat ini. Sistem yang tidak bisa menjaga kehormatan bahkan nyawa, sekalipun.

Sistim kapitalis di negri ini, sudah mengakar kuat ke sendi kehidupan masyarakat. Lihatlah bagaimana pemerintah melalui Kemeninfo tidak bisa memberikan tayangan yang bermutu, tidak bisa memblokir situs yang meracuni pikiran masyarakat (pornografi, dll). Hukum yang tidak tegas dan tidak bisa memberikan efek jera bagi pelaku. Akibatnya para pelaku tidak kapok, tidak takut dengan pasal-pasal yang bisa menjebloskan ke penjara. Akhirnya mereka para pelaku meremehkan hukum yang ada. Tapi berbeda jika hukumannya tegas dan bisa membuat efek jera. Pasti membuat orang berfikir seribu kali untuk berbuat kejahatan.

Sistim Islam melalui syariat Islam yang bisa membuat pekaku jera, membuat orang takut untuk melakukan perbuatan kejahatan. Karena hukuman yang disyariatkan okeh Islam berfungsi sebagai jawabir (penebus siksa akhirat) dan jawazir (pencegah tindak kriminal) . Tak heran pada masa daulah Islam jarang terjadi kasus pencabulan seperti kejadian di Sleman Yogyakarta. Karena fungsi negara dengan aturan atau hukum-hukumnya berjalan. Pastinya sebagai masyarakat kita menginginkan lingkungan aman, jauh dari kriminal. Maka perlu kiranya sistim Islam ini menjadi alternatif solusi untuk mengatasi permasalahan di negri ini. Tak hanya kriminalitas saja, namun aturan Islam dapat menyelesaikan problematika umat di negeri ini. Karena aturan dari Sang Pencipta tentu tidak akan dzalim kepada umat Nya.

Meitya Rahma

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 10

Comment here