Opini

Keadilan makin Terkikis

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh: Wa Ode Neldawati (Mahasiswi USN Kolaka)

Wacana-edukasi.com — Dikutip dari Zonasultra.com, salah seorang warga Desa Mantigola, Kecamatan Kaledupa, Kabupaten Wakatobi mengaku dirinya tidak mendapat bantuan stimulant perumahan swadayan (BSPS) Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (kemen PURP) karena diduga tidak mendukung petahana yang akan betarung di pilkada Desember 2020 mendatang.

Miris. Harapannya untuk mendapat bantuan bedah rumah tersebut sirna ketika dirinya tidak terakomodir sebagai penerima BSPS tahap kedua. Sehingga ia hanya menjadi penonton melihat rumah-rumah tetangganya dibedah. Menurutnya, kalau dibandingkan dengan rumah yang ia tinggali dengan beberapa rumah tetangganya masih lebih bagus, justru mendapat bantuan BSPS.

Asas Kepentingan dalam Demokrasi

Pesta demokrasi yang diselenggarakan setiap lima tahun sekali tak memberikan solusi terbaik untuk melahirkan pemimpin-pemimpin yang adil dan jujur khususnya dalam pemilihan tingkat presiden, bupati, dan lain sebagainnya. Bagaimana tidak, setiap kali mengadakan pemilihan para pencalon akan mengambil tindakan yang bisa memungkinkan mereka untuk menjadi pemenangnya dengan menyogok masyarakat setempat yang dianggap wajib untuk memilih.

Dalam sistem demokrasi kapitalisme yang bermain adalah modal. Sehingga, siapa saja yang memiliki modal maka merekalah yang akan mengendalikan dunia, meski dengan jalan yang haram akan ditempuhnya. Bukan suatu hal baru dalamsesuatu sistem demokrasi kapitalisme ini yang haram akan menjadi halal karena yang dipikirnya adalah kebahagiaan dunia yang mana dapat ditempuh dengan materi yang sebanyak-banyaknya.

Yakinlah setiap pemimpin yang dilahirkan lewat pesta demokrasi tidak akan pernah melahirkan pemimpin yang adil dan jujur.

Islam Mencetak Pemimpin Adil

Dalam Islam, pemimpin haruslah amanah. Pemimpin amanah adalah pemimpin yang bukan hanya tidak mengkhianati rakyat yang telah memilih dirinya, tetapi yang lebih penting adalah tidak mengkhianati Allah dan rasul-Nya. Tentu, kekuasan adalah bagian dari amanah, bahkan salah satu amanah yang amat penting dan haram untuk dikhianati. Jika seseorang berkhianat terhadap suatu urusan yang telah diserahkan kepada dirinya maka ia telah terjatuh pada dosa besar dan akan dijauhkan dari surga.

Penelantaran itu bisa berwujud pengabaian terhadap hak-hak umat, tidak menjaga keamanan mereka, tidak berjihad untuk mengusir musuh-musuh mereka dan tidak menegakkan keadilan di tengah-tengah mereka.  Setiap orang yang melakukan hal ini dipandang telah mengkhianati umat.
Selain amanah, seorang pemimpin juga wajib memimpin dengan adil. Sejak Rasulullah saw. diutus, tidak ada masyarakat yang mampu melahirkan para pemimpin yang amanah dan adil kecuali dalam masyarakat yang menerapkan sistem Islam. Seperti Khulafaur Rasyidin yang terkenal dalam kearifan, keberanian, dan ketegasan mereka dalam membela Islam dan kaum muslim. Mereka adalah negarawan-negarawan ulung yang sangat dicintai oleh rakyatnya dan ditakuti oleh lawan-lawannya. Mereka juga termasyhur sebagai pemimpin yang memiliki akhlak yang agung dan luhur.

Setiap manusia akan dimintai tanggung jawab atas apa yang dipimpinnya, baik sebagai pemimpin rakyat, pemimpin keluarga, atau pemimpin yang lainnya.
Dari Ibnu Umar ra berkata, saya telah mendengar Rasulullah saw bersabda, “Setiap orang adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Seorang kepala negara akan dimintai pertanggungjawaban perihal rakyat yang dipimpinnya. Seorang suami akan ditanya perihal keluarga yang yang dipimpinnya. Seorang istri memelihara rumah tangga suaminya akan ditanya perihal tanggung atas tuganya. Bahkan seorang pembantu/ pekerja rumah tangga yang bertugas memeilihara barang milik majikannya juga akan ditanya dari hal yang dipimpinnya. Dan kamu sekalian pemimpin dan akan ditanya (diminta pertanggungjawaban) dari hal yang dipimpinnya.” (HR Al-Bukhari, Muslim)

Wallahu ‘alam bishawab

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 6

Comment here